Mengutuk Rasisme dalam Sepak Bola Indonesia - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Mengutuk Rasisme dalam Sepak Bola Indonesia

Mengutuk Rasisme dalam Sepak Bola Indonesia. Gambar Ilustrasi: Istimewa

Loading

INSIDEN rasisme terhadap Yakob Sayuri dan Yance Sayuri bukan sekadar peristiwa memalukan—ia adalah tamparan keras terhadap wajah sepak bola Indonesia yang sedang berjuang untuk tampil lebih profesional, bersatu, dan bermartabat. Usai laga antara Malut United dan Persib Bandung pada 2 Mei 2025, dua putra Papua ini diserang secara biadab melalui komentar rasis di media sosial. Tidak hanya mereka yang dihina, bahkan keluarga dan anak-anak mereka ikut dijadikan sasaran kebencian.

Ini bukan sekadar komentar iseng. Ini adalah kejahatan kebencian yang menjijikkan, pengecut, dan tidak manusiawi. Mereka yang bersembunyi di balik akun-akun palsu seperti @pikz97, @anggarama88, @rio.ramdani, @hadifikri04, @gcattur, dan @kadekagung45 bukanlah suporter—mereka adalah pemuja kebencian, perusak rasa kemanusiaan, dan musuh dari nilai-nilai bangsa.

Sepak bola adalah olahraga rakyat. Ia harus menjadi ruang aman bagi siapa pun, dari mana pun asalnya. Namun, kenyataan bahwa rasisme masih terjadi dan dibiarkan adalah cermin betapa buruknya kesadaran kolektif kita sebagai bangsa. Rasisme terhadap orang Papua di lapangan hijau atau dunia maya adalah luka lama yang terus dibiarkan terbuka, menganga, dan membusuk.

Kami memberi hormat kepada Yakob Sayuri dan Yance Sayuri yang tidak tinggal diam. Somasi yang mereka ajukan, dan pelaporan ke kepolisian, adalah langkah berani melawan kejahatan sistemik. Ini bukan hanya perjuangan pribadi—ini adalah perlawanan simbolik untuk setiap anak bangsa yang pernah dilecehkan karena warna kulitnya, logatnya, atau tanah kelahirannya.

PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan Ketua PSSI Erick Thohir memang telah menyampaikan kutukan terhadap tindakan ini. Namun kutukan di atas kertas tidak akan pernah cukup. Yang kami minta adalah tindakan nyata: usut pelaku, publikasikan identitas mereka, dan dorong proses hukum sampai tuntas. Jangan ada kompromi untuk rasisme. Jangan ada maaf bagi pelaku kebencian rasial.

Kami menyerukan kepada seluruh elemen—klub, federasi, media, aparat hukum, dan masyarakat luas—untuk menghentikan pembiaran ini. Rasisme bukan masalah sepele. Ia adalah virus mematikan dalam tubuh bangsa. Jika tidak diberantas sampai ke akar, maka kita sedang menyemai perpecahan dan permusuhan dalam ruang yang seharusnya menjadi lambang persatuan.

Yakob Sayuri dan Yance Sayuri bukan hanya pemain bola. Mereka adalah anak bangsa. Mereka adalah simbol perlawanan terhadap rasisme yang selama ini dibiarkan tumbuh subur. Mendukung mereka adalah kewajiban moral kita semua.

Sudah cukup diam. Sudah cukup toleran terhadap kebencian. Saatnya bangsa ini berkata lantang: Tolak Rasisme! Usir Kebencian dari Sepak Bola Indonesia! (Editor)

Tinggalkan Komentar Anda :