TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Bentrok antara dua kelompok di Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Kamis-Jumat (4-5/12) kembali meletus.
Konflik yang telah berlangsung sejak awal Oktober lalu berujung tiga orang meregang nyawa dan delapan belas lainnya mengalami luka-luka. Massa saling serang menggunakan senjata tajam tradisional.
Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Kwamki Narama Ipda Yusak Sawaki mengatakan, pada Senin-Selasa (6-7/10 2025) kedua kelompok terlibat bentrok diduga dipicu kasus perselingkuhan di Kabupaten Puncak kemudian merembet ke wilayah Kwamki Narama, Mimika.
“Perselingkuhan itu awalnya terjadi di Puncak, tapi dibawa-bawa sampai ke Kwamki Narama. Yang terlibat dalam perang itu bukan murni warga asli Kwamki, tapi sebagian berasal dari Puncak, Beoga, Tembagapura, dan beberapa dari wilayah SP-SP,” ujar Yusak Sawaki di Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (5/11).
Yusak Sawaki mengatakan, buntut konflik yang berlarut-larut, 18 orang dari kedua kubu menderita luka-luka. Sebagian sedang menjalani perawatan di rumah sakit dan lainnya sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.
“Korban luka dari kedua kubu sebanyak 18 orang. Tiga korban meninggal berasal dari salah satu kubu pelaku. Korban meninggal semuanya sudah dibakar kemarin,” ujar Yusak Sawaki di Timika, Sabtu (6/12).
Yusak menjelaskan, bentrokan pertama terjadi pada Kamis (4/12) sekitar pukul 09.00 WIT. Bentrok berujung beberapa orang menderita luka-luka dan satu orang meninggal dunia.
Pada sore harinya, usai prosesi pembakaran jenazah korban pertama, aksi saling serang kembali pecah. terjadi dan menimbulkan tambahan korban luka serta satu korban meninggal kedua.
Kemudian pada Jumat (5/12) pagi, seorang korban luka yang dirawat di rumah sakit dikabarkan meninggal dunia. Korban tersebut mengalami luka panah pada bagian mata. Menurut rencana ia akan dirujuk ke Jayapura, namun nyawanya tidak tertolong.
“Jadi totalnya, bentrokan Kamis dari pagi hingga sore menyebabkan 19 korban luka dan dua korban jiwa. Lalu Jumat pagi kami dapat informasi adanya satu korban luka yang meninggal lagi,” kata Yusak.
Sementara itu, tokoh Agama Distrik Kwamki Narama Pendeta Anton Wamang, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika memberikan perhatian serius terhadap penanganan medis para korban.
“Kami minta pemerintah bantu pertolongan medis. Jangan sampai jenazah korban dibawa menggunakan mobil pick-up seperti kemarin. Tolong siapkan ambulans, dan jika ada tim medis yang mau masuk memberikan pertolongan, kami persilakan,” ujar Anton Wamang.
Hingga kini situasi di Kwamki Narama masih tegang. Kedua kelompok masih saling berjaga-jaga pasca meninggalnya tiga orang dalam insiden tersebut. Aparat kepolisian tetap melakukan pengamanan untuk mencegah potensi terjadinya bentrok susulan. (*)










