DAERAH  

Penasihat Presiden Dudung Abdurachman Cerita Operasi Drone TNI yang Menewaskan Tokoh OPM

Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional Jenderal TNI (Purn) Prof Dr Dudung Abdurachman, SE, MM. Sumber foto: sorotindonesia.com, 22 Oktober 2024

JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional Jenderal TNI (Purn) Prof Dr Dudung Abdurachman, SE, MM menyinggung peristiwa tewasnya tokoh dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada akhir Oktober ini.

Kombatan kelompok bersenjata ini tewas terkena ledakan bom yang dijatuhkan oleh aparat militer melalui pesawat nirawak atau drone di Yahukimo, Papua.

Dudung mengaku mendapat informasi dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Maruli Simanjuntak ihwal kronologi insiden tersebut. Dia bercerita bahwa peledak yang dijatuhkan prajurit lewat drone sebetulnya tidak meledak ketika mendarat di tanah.

“Tokoh kelompok bersenjata lalu menemukan bom itu, pada saat ditemukan baru meledak,” kata Dudung mengutip Tempo.co saat berbicara di acara diskusi yang digelar Peduli Hankam, di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (25/10).

Menurut Dudung, meledaknya bom di hadapan kombatan OPM itu sudah dituliskan sebagai takdir. Sebab, kelompok bersenjata ini telah menyengsarakan masyarakat, termasuk imigran yang datang ke Bumi Cenderawasih untuk bekerja seperti guru ataupun tenaga kesehatan.

“Jadi memang sudah nasibnya, bayangkan kalau (yang menemukan) itu anak-anak,” kata Dudung, Kepala Staf TNI AD periode 2021-2023.

Dudung mengatakan hingga saat ini, situasi di Papua memang masih terjadi gejolak. Menurut dia, kehadiran pasukan TNI di tanah Papua itu untuk memberikan bantuan kepada kepolisian.

Pada 21 Oktober lalu, sejumlah personel OPM di Yahukimo dilaporkan tewas akibat terkena ledakan dari aparat militer. Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan empat orang koleganya menjadi korban tewas dari insiden tersebut.

Salah satunya Lamek Alipky Taplo yang dikenal menjadi pemimpin operasi OPM di Kiwirok, Papua Pegunungan. Atas kejadian ini, Sebby mengultimatum Presiden Prabowo Subianto bahwa konflik bersenjata akan tetap berlanjut.

“Kami perintahkan untuk segera eksekusi dan membakar seluruh alat berak milik militer Indonesia di seluruh wilayah Papua,” kata Sebby dalam keterangannya.

Pada 21 Oktober lalu, sejumlah personel OPM di Yahukimo dilaporkan tewas akibat terkena ledakan dari aparat militer. (*)