OKSIBIL, ODIYAIWUU.com — Pihak Manajemen Markas Pusat Komando Nasional (Komnas) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) mengklaim, peristiwa penyerangan terhadap anggota TNI di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan pada Kamis (25/9) diawali doa dan dengan ritual adat.
Juru Bicara TPNPB OPM Sebby Sambom mengatakan. pasukan TPNPB dari Komando Daerah Pertahanan (Kodap) XV Ngalum Kupel di bawah Komando Panglima Brigadir Jenderal Lamek Alipki Taplo berhasil menyerang pos militer Indonesia di Distrik Kiwirok pada Kamis (25/9).
“Pasukan Lamek Alipki Taplo berhasil menembak mati satu anggota TNI dan melukai dua orang lainnya. Sebelum menyerang pasukan OPM sudah melakukan persiapan doa dan ritual adat selama satu bulan,” ujar Sebby Sambom melalui keterangan pers yang diterima dari Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Jumat (26/9).
Dalam insiden Kiwirok, ujar Sebby, Taplo menginformasikan ia bersama pasukannya berhasil menembak Prada Haris Umartenate hingga meregang nyawa. Sedangkan, Serda Yulianus Adrianto Erarl mengalami luka tembak di pinggang dan Pratu Hidayat mengalami luka tembak dibagian kepala.
“Aksi penyerangan sudah kami rencanakan dan sesuai dengan target sehingga kami siap bertanggungjawab. Brigjen Taplo juga menegaskan kepada Pemerintah Indonesia segera menghentikan semua penerbangan sipil dan militer di wilayah operasi TPNPB Kodap XV Ngalum Kupel,” kata Sebby.
Menurut Sebby, hal tersebut perlu disampaikan demi keamanan dan jaminan hukum humaniter terhadap warga sipil di wilayah perang. Jika peringatan itu tidak didengar, setiap pesawat dan helikopter yang memasuki wilayah perang akan ditembak karena itu bagian dari militer atau musuh.
“Kami juga menegaskan kepada Presiden Republik Indonesia agar menyelesaikan terlebih dahulu masalah konflik bersenjata antara TPNPB dengan militer Indonesia di tanah Papua sebelum berbicara mengenai konflik Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina,” ujar Sebby.
Sebby menambahkan, TPNPB di 36 Kodap di seluruh tanah Papua siap melakukan pertempuran melawan aparat militer indonesia di tanah Papua. Seluruh aparat keamanan Indonesia yang memasuki wilayah perang di tanah Papua siap dilawan. (*)