Warga Gotong-royong Bersihkan Drainase Mencegah Jentik Nyamuk Anopheles Penyebab Penyakit Malaria

Warga masyarakat saat bergotong-royong membersihkan saluran drainase yang tersumbat dan menjadi tempat berkembang biak nyamuk anopheles, pembawa parasit penyakit malaria di Kampung Tipuka, Distrik Mimika Timur, Mimika, Papua Tengah, Jumat (5/9). Foto: Istimewa

Loading

TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Warga masyarakat Kampung Tipuka, Distrik (Kecamatan) Mimika Timur, Papua Tengah, Jumat (5/9) bergotong-royong membersihkan saluran drainase yang tersumbat guna mencegah dan memberantas jentik nyamuk Anopheles, penyebab parasit penyakit malaria.

Kepala Kampung Tipuka Paulus Polce Muka mengatakan, kegiatan pembersihan drainase dipusatkan di ujung bawah Tipuka. Di kampung itu ditemukan banyak jentik nyamuk Anopheles oleh tim dari Departemen Public Health & Malaria Control (PHMC) PT Freeport Indonesia.

“Hasil penelitian dari pihak PHMC, ditemukan ada banyak jentik nyamuk malaria, sehingga kami meminta semua masyarakat bersama-sama kerja bakti membersihkan parit di dalam kampung,” ujar Paulus Polce Muka di Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Jumat (5/9).

Muka mengatakan, jumlah warga Tipuka yang terserang penyakit malaria selama ini sangat tinggi. Karena itu, butuh partisipasi atau keterlibatan masyarakat dan semua pemangku kepentingan melakukan langkah pemberantasan dengan menjaga kebersihan lingkungan. 

“Orang yang kena sakit malaria sangat banyak. Kami harus berobat ke Puskesmas Mapurujaya, ibu kota Distrik Mimika Timur. Dalam sepekan, setiap hari Rabu dan Sabtu, petugas Puskesmas Mapurujaya rutin ke Tipuka untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga setempat,” kata Muka.

Muka berharap dukungan Pemerintah Distrik Mimika Timur dan Pemerintah Kabupaten Mimika guna membangun drainase permanen di kampungnya agar pembuangan air, terutama saat musim hujan, bisa lancar menuju sungai di sekitar kampung. “Tolong pemerintah bangun drainase permanen di kampung kami supaya ke depan warga kami bisa bebas dari penyakit malaria,” katanya.

Staf PHMC PTFI Frans Talebong mengatakan, timnya hanya bertugas memberikan dukungan sekaligus advokasi kepada masyarakat dalam upaya memberantas penyakit malaria yang selama ini sering menjangkit warga lima kampung/desa terdampak yakni Tipuka, Ayuka, Koperapoka, Nawaripi, dan Nayaro.

“Keterlibatan kami untuk membantu pemerintah dalam upaya memberantas penyakit malaria di Mimika. Kami bersama-sama masyarakat dan Pemerintah Kampung Tipuka, Babinsa, dan Puskesmas Mapurujaya, membersihkan parit agar air tidak tergenang. Kalau saluran air lancar, otomatis nyamuk malaria tidak berkembang biak,” kata Talebong.

PHMC PTFI selama ini mengembangkan program Internal Residual Spraying (IRS) atau penyemprotan residu dalam ruangan yaitu program pengendalian malaria yang lebih luas, dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit tersebut melalui kegiatan penyemprotan larutan insektisida pada dinding dan atap rumah serta bangunan lainnya untuk membunuh nyamuk pembawa penyakit.

Selain itu juga melakukan monitor larva dan nyamuk pembawa parasit malaria. “Saat melakukan larva monitoring di Kampung Tipuka, di parit yang tersumbat, kami dapati sangat banyak jentik nyamuk Anopheles yang menularkan penyakit malaria,” ujar Talebong.

Intervensi yang dilakukan terhadap kondisi itu yakni dengan menaburkan bubuk Abate. Pestisida ini berbentuk bubuk untuk membasmi jentik dan larva nyamuk penyebab penyakit malaria. (*)