DEKAI, ODIYAIWUU.com — Juru Bicara Manajemen Markas Pusat Komando Nasional (Komnas) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) Sebby Sambom, Sabtu (23/3) mengumumkan, pasukannya membunuh enam guru SD YPK Anggruk, Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Guru-guru honorer Kabupaten Yahukimo asal NTT itu dihabisi pada Jumat (21/3) sekitar pukul 16.00 WIT.
Menurut Sebby Sambon, pengumuman itu disampaikan berdasarkan laporan Panglima TPNPB Komando Daerah Pertahanan (Kodap) XVI Yahukimo Brigadir Jenderal Elkius Kobak dari Dekai, kota Kabupaten Yahukimo, Sabtu (22/3) sekitar pukul 22.40 WIT. Kobak, ujar Sebby, mengaku siap bertanggung jawab atas aksi pembunuhan para pahlawan tanpa tanda jasa itu.
“Kami siap bertanggung jawab atas pembunuhan agen intelijen Indonesia yang berprofesi sebagai guru di Distrik Anggruk. Pembunuhan dilakukan oleh pasukan Batalyon Eden Sawi dan Sisipia atas perintah saya sebagai Panglima Kodap XVI,” Sebby mengutip Elkius Kobak melalui keterangan tertulis yang diperoleh Odiyaiwuu.com dari Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan, Minggu (23/3).
Aksi pembunuhan tersebut, ujar Sebby, dilakukan anak buah Kobak setelah menyaksikan sesi wawancara awak media dengan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Agus Subiyanto. Dalam wawancara tersebut, lanjut Sebby, Agus Subiyanto mengatakan bahwa semua guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di Papua adalah anggotanya.
“Setelah wawancara wartawan dengan Panglima TNI saya perintahkan pasukan untuk melakukan pembunuhan terhadap enam orang anggota TNI yang berprofesi sebagai guru dan membakar sekolah di Distrik Anggruk,” kata Kobak lebih lanjut.
Sebby menjelaskan, Komandan Batalyon Angguruk Mayor Ohyon Elambu dan Komandan Batalyon Sisipia Mayor Yosua Sobolim bersama pasukan dari Batalyon Eden Sawi menyatakan bahwa aksi pembunuhan tersebut dilakukan atas perintah Kobak.
“Kami sampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI untuk tidak melakukan serangan balasan terhadap warga sipil di Distrik Anggruk. Pasukan kami telah kembali ke markas di sebelah gunung,” kata Kobak.
Aksi pembunuhan itu dilakukan menyusul pernyataan Panglima TNI yang menyebut guru-guru dan tenaga kesehatan yang dikirim ke Papua adalah anggota TNI yang ditugaskan di Papua.
“Kami menghimbau kepada semua guru dan tenaga kesehatan untuk segera meninggalkan wilayah konflik bersenjata di tanah Papua mulai Minggu (23/3) karena operasi pembersihan aparat keamanan Indonesia akan dilakukan mulai Senin (24/3) dan berlaku di seluruh wilayah operasi TPNPB,” kata Sebby.
Pengumuman ihwal insiden pembunuhan tersebut, kata Sebby, diteruskan juga kepada Panglima Tinggi TPNPB OPM Jenderal Goliath Tabuni Wakil Panglima Letnan Jenderal Melkisedek Awom, Kepala Staf Umum Mayor Jenderal Terianus Satto, dan Komandan Operasi Umum Mayor Jenderal Lekagak Telenggen.
Pihak Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih juga menyebut aksi gerombolan OPM tersebut sangat biadab dan tidak berprikemanusiaan. Gerombolan OPM itu membunuh dan membakar hidup-hidup 6 orang guru di rumah guru. Bahkan gerombolan OPM juga membakar 4 gedung sekolah dan 1 rumah guru di Kampung Anggruk pada Jumat (21/3).
“OPM penjahat kemanusiaan ini benar-benar sangat biadab dan tidak berprikemanusiaan,” ujar Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan, SE, MM kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Sabtu (20/3).
Menurut Candra, tindakan OPM tak berperikemanusiaan itu telah membunuh dan membakar hidup-hidup 6 orang guru, membakar gedung sekolah serta rumah guru. Bahkan memeras dan merampok uang masyarakat di sekitarnya.
“Hasil konfirmasi di lapangan gerombolan OPM ini bersenjata meneror masyarakat sekitarnya. Saat ini para korban yang terbunuh dan dibakar masih belum dievakuasi. Namun aparat keamanan terus berupaya secepatnya mengevakuasi,” kata Candra.
Menurutnya, nama-nama korban sementara yang terhimpun sebanyak 4 orang yaitu saudari T (guru), saudari F (guru), saudara F (guru), dan saudari I (tenaga kesehatan). Sedangkan dua orang lainnya belum teridentifikasi dan masih didata.
“Kondisi korban lain yang selamat belum diketahui. Akibat aksi biadab OPM ini, membuat para tenaga kesehatan, nakes dan para guru cemas sehingga meminta untuk diungsikan,” ujar Candra.
Candra menambahkan, pada Sabtu (22/3) para guru dan tenaga kesehatan, warga, dan anak-anak diungsikan dari sejumlah distrik (kecamatan) seperti Distrik Heriyapini, Kosarek, Ubalihi, Nisikni, Walma, dan Kabiyanggama, Yahukimo.
Para penumpang yang diungsikan menggunakan maskapai Adventist Aviation itu berjumlah 58 orang, 4 anak dan 1 warga sipil. Mereka diterbangkan dari Bandar Udara Nop Goliat Dekai menuju Bandar Udara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)