Lima Belas Tahun Perjalanan Puncak - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
OPINI  

Lima Belas Tahun Perjalanan Puncak

Jekson Magay, putra asli Puncak dan mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

Loading

Oleh Jekson Magay

Mahasiswa UKSW Salatiga dan Putra asli Puncak

BUPATI Kabupaten Puncak Willem Wandik, SE, M.Si dan jajaran Pemerintah Kabupten (Pemkab) Puncak (selanjutnya, Puncak) serta masyarakat, Rabu (21/6) tentu merasa bersyukur kepada Tuhan dan bersukacita bersama. Doa dan rasa syukur sudah pasti dipanjatkan kepada Allah, Sang Sabda, karena penyertaan-Nya hingga usia kabupaten di wilayah Provinsi Papua Tengah ini menyentuh angka 15 tahun.

Puncak dibentuk pada 4 Januari 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2008, bersamaan dengan pembentukan lima kabupaten daerah otonom baru lainnya di Papua kala itu. Puncak merupakan buah pemekaran kabupaten induk, Puncak Jaya, setelah kran otonomi dibuka seluas-luasnya. Prosesi peresmian Puncak dilakukan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Mardiyanto pada 21 Juni 2008.

Berdirinya Puncak tak lain untuk mendekatkan rentang kendali pelayanan publik, mengembangkan perekonomian daerah, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pembangunan daerah. Dalam refleksi singkat, menengok ke belakang perjalanan 15 tahun usia Puncak, bukanlah waktu yang pendek.

Puncak sungguh menyajikan aneka wajah, baik sumber daya alam (SDA) melimpah, kerja keras pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan (stakeholder) memajukan daerah itu. Selain geliat pembangunan pemerintah daerah dengan capaian-capaian yang digapai pemerintah dan masyarakat masih ada segudang pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Puncak masih membutuhkan partisipasi semua stakeholder daerah itu untuk bergandengan tangan dengan pemerintah daerah memajukan kabupaten ini.

Pemerintah daerah dan masyarakat Puncak tentu sungguh menyadari, daerah ini memiliki keanekaragaman budaya dan alam melimpah. Kekayaan alam ini tentu perlu dikelolah untuk kesejahteraan masyarakat. Namun, di saat bersamaan selain refleksi atas perjalanan Puncak, tentu disertai dengan pekerjaan tambahan bagaimana pemerintah daerah dan masyarakat Puncak mengelola potensi SDA yang melimpah itu demi kesejahteraan masyarakat.

Tantangan

Infrastrukur dasar Puncak yang belum memadai seperti jalan, listrik dan air bersih merupakan salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah daerah dan masyarakat dengan kemampuan anggaran, terutama APBD II serta APBD I dan APBN. Perjalanan 15 tahun terakhir, persoalan infrastruktur dasar yang belum memadai menjadi pergumulan pemerintah daerah dan masyarakat Puncak.

Ketidakmampuan daerah untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut mempengaruhi kualitas hidup masyarakat dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Tak sebatas itu. Puncak juga mengalami tantangan lain di bidang pendidikan dan kesehatan.

Minimnya fasilitas pendidikan dan kesehatan memadai menjadi kendala bagi pemerintah dalam pembangunan SDM daerah bermutu. Semua ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah selama ini.

Puncak juga bertabur konflik, baik konflik sosial maupun konflik pengelolaan sumber daya alam. Puncak dengan kekayaan alam melimpah kerap menjadi lahan perebutan ekonomi berbagai pihak.

Belum lagi diperparah konflik kekerasan yang kerap muncul dan melibatkan aparat keamanan dengan anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Wilayah ini memiliki keanekaragaman budaya yang kaya tetapi juga memiliki sejarah konflik antara kelompok etnis yang berbeda. Konflik ini dapat mencakup persaingan untuk sumber daya, ketegangan sosial, dan perbedaan ekonomi antar kelompok.

Untuk menghadapi tantangan ini, penting bagi pemerintah daerah untuk mendorong dialog antar kelompok, membangun kesepahaman dan terus bekerja keras merawat solidaritas sosial untuk meraih harmoni di tengah masyarakat.

Mengapa solidaritas sosial penting? Publik tahu, konflik kekerasan antara aparat TNI-Polri dan anggota TPNPB OPM) kerap meletus di Puncak lalu memakan korban jiwa tak hanya kedua belah pihak namun juga warga sipil tak berdosa. Konflik ini telah berlangsung puluhan tahun di Papua, termasuk di wilayah Puncak.

Dampak konflik tersebut sangat memilukan. Tak hanya korban jiwa namun juga mengganggu aktivitas masyarakat, hancurnya infrastruktur yang sudah dibangun susah payah pemerintah dan masyarakat. Masyarakat Puncak juga kerap hidup dalam bayang-bayang ketakutan.

Tak sampai di situ. Kondisi kamtibmas yang kadang kurang kondusif malah berujung hilangnya akses layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik lainnya. Penyelesaian konflik kekerasan tentu membutuhkan pendekatan komprehensif melalui dialog dan rekonsiliasi yang melibatkan semua pemangku kepentingan agar pemerintah nyaman bekerja keras membangun Puncak lebih maju.

Memasuki usia ke-15 tahun, selalu terbuka peluang pemerintah daerah dan masyarakat memajukan Puncak sedikit demi sedikit ke arah yang lebih baik. Untuk itu kerjasama dan peran serta masyarakat bersama pemerintah daerah serta semua pemangku kepentingan mutlak diperlukan. Hanya dengan demikian, wajah Puncak bergerak menuju puncak kemajuan dan masyarakatnya lebih sejahtera, aman, dan damai sebagaimana cita-cita awal berdirinya kabupaten ini.

Kehadiran Puncak menjadi daerah otonom melalui perjuangan para pemimpin terdahulu serta seluruh komponen masyarakat hingga usianya memasuki 15 tahun, adalah legasi berharga bagi pemerintah daerah dan masyarakat saat ini dan di masa akan datang. Menengok kembali 15 tahun perjalanan panjang usia Puncak, setiap orang Puncak tentu memiliki pandangan berbeda-beda.

Namun, satu hal pasti bahwa sejak awal berdiri para pemimpin Puncak dan masyarakat sudah bekerja keras memajukan daerah ini. Lepas dari plus minusnya. Memasuki usia baru masih ada asa Puncak akan lebih maju lagi. Karena itu, tentunya kerja sama antara pemeintah dan seluruh komponen masyarakat Puncak adalah hal mutlak yang tak bisa dihindari.

Puncak akan bergerak menuju puncak kemajuan dengan sokongan anggaran bersumber APBD II, APBD I, dan APBN namun dibarengi semangat gotong royong sebagaimana warisan para leluhur. Masa depan daerah dan masyarakat berada dalam zona aman, damai, dan sejahtera ada di tangan para pemimpin dan partisipasi masyarakat. Selamat Ulang Tahun ke-15, Kabupaten Puncak. Tuhan berkati selalu tanah ini.

Tinggalkan Komentar Anda :