JAKARTA, ODIYAIWUU.com – Diaz Gwijangge, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Daerah Pemilihan Papua sekaligus Koordinator Umum Koalisi Rakyat Papua mengemukakan, rencana aksi demo di kantor Gubernur Provinsi Papua Senin (28/6), ditunda.
“Saya baru selesai mengikuti rapat koordinasi. Sedianya kami akan mengerahkan 5 hingga 10 ribu massa mendatangi kantor Gubernur Papua Senin (28/6) besok. Namun, sesuai arahan Pak Gubernur Papua Lukas Enembe, demo kami tunda dulu sembari menunggu pihak Sekretariat Daerah melakukan kooordinasi dengan Pak Menteri Dalam Negeri dalam satu atau dua hari ke depan,” ujar Koordinator Umum Koalisi Rakyat Papua Diaz Gwijangge kepada Odiyaiwuu.com melalui sambungan telepon dari Jayapura, Minggu (27/6) malam.
Sebelumnya, kepada media ini Diaz mengemukakan, pihaknya bakal mengerahkan sekitar 5 hingga 10 ribu massa menggelar aksi demo damai di kantor Gubernur Papua, Senin (28/6), terkait pengangkatan Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Dance Yulian Flassy menjadi Pelaksana Harian (Plh.) Gubernur Papua.
“Kami menuntut saudara Sekda Papua Dance Yulian Flassy mencabut Surat Nomor : 121/7136/SET, tanggal 24 Juni 2021. Surat Sekda Papua itu ditujukan ke Menteri Dalam Negeri Pak Tito Karnavian melalui Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Pak Akmal Malik perihal Pelaksana Harian Gubernur Provinsi Papua. Surat itu yang dijadikan dasar Mendagri menerbitkan telegram mengangkat Sekda sebagai Pelaksana Harian Gubernur Papua,” ujar Diaz Gwijangge kepada Odiyaiwuu.com saat dihubungi melalui sambungan telepon di Jayapura, Papua Minggu (27/6).
Menurut Diaz, surat Sekda Papua ke Mendagri lewat Dirjen Otonomi Daerah Papua itu sama sekali tidak diketahui Pak Gubernur Papua Lukas Enembe. Surat itu yang dijadikan dasar Mendagri melalui Dirjen Otonomi Daerah mengangkat Sekda sebagai Pelaksana Harian Gubernur Papua. Padahal, kondisi kesehatan Pak Gubernur semakin membaik dan beliau akan kembali ke Papua awal Juli.
“Ingat, Gubernur Papua Lukas Enembe dipilih oleh mayoritas masyarakat Papua. Sementara Sekda Papua akan segera pensiun pada 12 Juli bulan depan. Ini tentu menimbulkan preseden buruk bagi rakyat Papua. Jadi aksi besok kami meminta Sekda mencabut kembali surat ke Mendagri agar membatalkan telegram pengangkatan Sekda sebagai Pelaksana Harian Gubernur Papua,” tegas Diaz, mantan anggota Komisi X DPR RI.
Apalagi, kata Diaz, masyarakat Papua juga masih berduka, belum seratus hari Wakil Gubernur Pak Klemen Tinal meninggal. Karena itu, Senin (28/6) pihaknya meminta agar surat Sekda Papua ke Mendagri ditarik dan Mendagri membatalkan telegram yang mengangkat Sekda sebagai Pelaksana Harian Gubernur Papua.
“Saat ini, Pak Gubernur Papua Lukas Enembe masih berkomunikasi.Beliau bukan juga dalam situasi isolasi. Beliau senantiasa berkomunikasi dengan jajaran Pemerintahan Provinsi Papua untuk memberikan petunjuk maupun arahan terkait pengambilan kebijakan-kebijakan strategis demi kemajuan masyarakat Papua,” kata Diaz Gwiangge, yang juga aktivis Elsam Papua.
Menurut Diaz, setelah melakukan rapat koordinasi Minggu (27/6) malam, pihaknya memutuskan untuk menunda rencana aksi demo setelah mendengar arahan Gubernur Papua Lukas Enembe agar menunda dulu aksi demo Senin (28/6). Gubernur Papua Lukas Enembe, ujar Diaz, mengimbau agar rencana aksi demo ditunda dulu sambil menunggu klarifikasi pihak Setda Papua ke Mendagri terkait penunjukan Sekda Papua Dance Yulian Flassy menjadi Pelaksana Harian (Plh.) Gubernur Papua.
“Jadi untuk sementara kita tunda aksi demo besok sambil menunggu komunikasi Sekda Papua dengan Mendagri dan Bapak Presiden Joko Widodo terkait Plh Gubernur Papua,” lanjut Diaz, mantan anggota Komisi X DPR RI kelahiran Mapnduma, Kabupaten Nduga, Papua. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)