Presiden Jokowi: Bangkit dan Menang Melawan Pandemi - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Presiden Jokowi: Bangkit dan Menang Melawan Pandemi

Presiden Joko Widodo Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Loading

JAKARTA, ODIYAIWUU.com – Presiden Joko Widodo mengemukakan, lebih setahun dunia dicengkeram pandemi global Covid-19. Lebih setahun pula Indonesia berjuang membendung segala dampaknya.

“Hari ini, dengan semangat Budi Utomo, kita bergotong-royong untuk bangkit dan menang melawan pandemi, dan bersama-sama melangkah menuju Indonesia maju. Karena itulah, saya selalu menekankan kepada para kepala daerah, untuk terus memantau indikator pengendalian pandemi di daerah masing-masing,” ujar Joko Widodo pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-113 tahun 2021 melalui akun Twitter resminya, @jokowi sebagaimana dikutip Odiyaiwuu.com di Jakarta, Kamis (20/5) siang.

Dengan demikian, urai Jokowi, pemerintah daerah dapat segera menyiapkan langkah taktis dan terukur dalam menekan penyebaran kasus di wilayah mereka. Tingkat keterisian tempat tidur untuk perawatan atau bed occupancy ratio (BOR) Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat pernah sampai 90%.

“Angka tersebut berangsur turun dan kemarin, BOR Wisma Atlet tinggal 15%. Akan tetapi, pandemi Covid-19 belum berakhir. Kita tidak boleh lengah,” kata Jokowi, bekas Walikota Solo.

Kebangkitan Nasional memiliki sejarah panjang. Kebangkitan Nasional ditandai dua momen penting, yaitu berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Dua momen penting itu merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli. Ada sejumlah tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional seperti Sutomo, Soekarno, Tjipto Mangunkusumo, Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, dr. Douwes Dekker, dan lain-lain.

Tahun 1912 berdiri partai politik (parpol) pertama di Indonesia (Hindia Belanda) yaitu Indische Partij. Tahun itu, H. Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam di Solo, Jawa Tengah. Kemudian KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta. Lalu Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.

Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Awalnya, serikat ini berdiri bertujuan menandingi dominasi pedagang Cina. Lalu berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.

Pada 20 Juli 1913, Suwardi Suryaningrat tergabung dalam Komite Boemi Poetera. Ia menulis, Als ik eens Nederlander was, yang berarti Seandainya aku seorang Belanda. Ia melakukan aksi terhadap rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda.

Buntut tulisan tersebut, Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka. Namun, oleh karena “boleh memilih”, keduanya diasingkan atau dibuang ke negeri Belanda. Di sana Suwandi justru belajar ilmu pendidikan. Sedangkan Tjipto dipulangkan ke Hindia Belanda karena sakit. Tanggal berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei, itulah dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional hingga saat ini.

Berdasarkan situs resmi Kementerian Komuniasi dan Informatika Republik Indonesia, kominfo.go.id, upacara bendera memperingati Harkitnas ke-113 tahun 2021 yang dilaksanakan secara virtual di lingkup Kemenkominfo, diisi dengan sejumlah rangkaian acara.

Rangkaian acara dimaksud adalah pengibaran bendera sang saka Merah Putih, menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, mengheningkan cipta, pembacaan naskah Pancasila, pembacaan naskah Pembukaan UUD 1945, pembacaan naskah pidato Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, dan pembacaan doa. (Kewa Pekei/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :