WAGHETE, ODIYAIWUU.com – Tembok dan atap gedung Gereja Paroki Santu Yohanes Pemandi Waghete, Keuskupan Timika, Papua sudah dirampungkan panitia pembangunan dan umat serta dukungan para dermawan. Uskup Keuskupan Timika Mgr Jhon Philip Saklil Pr sudah berkenan meresmikan gedung tersebut. Lama diresmikan Uskup John Saklil, plafon gereja tersebut belum dipasang.
Ketua Panitia Pembangunan Gereja Santu Yohanes Pemandi Waghete Agustinus Pekei mengatakan, guna merampungkan plafon gedung gereja kebanggaan umat, pihak panitia bersama umat berupaya menggalang dana. Mereka melakukan kerja bakti di setiap komunitas basis (kombas) dan menggelar turnamen bola voly putra dan putri, pasar murah (bazaar), panggung hiburan bebas, dan aneka jenis permainan guna mencari dana merampungkan plafon.
“Setiap hari Jumat panitia bersama umat mengadakan lomba di lapangan Timipotu Waghete II. Tembok gereja dan atap sudah rampung namun plafon belum kami pasang. Kami berterima kasih kepada Yang Mulia Almahrum Bapak Uskup John Sakili sudah berkenan meresmikannya. Sayangnya, hingga saat ini plafon gereja belum juga rampung,” kata Agustinus Pekei kepada Odiyaiwuu.com usai berlangsung pertemuan Dewan Pimpinan Pusat dan Panitia Pembangunan Paroki Waghete di Waghete, Deiyai, Minggu (23/5).
Pekei juga mengharapkan agar umat dari enam stasi dan satu lingkungan harus ambil bagian dalam kegiatan penggalangan dana tersebut. Umat juga diminta bersama-sama bergandengan tangan untuk merampungkan pemasangan palfon gereja. “Kalau umat bekerja keras dan pantang menyerah, maka plafon gereja akan selesai cepat,” lanjut Pekei.
Sekretaris panitia Takimai menambahkan, pihak panitia mendatangkan sejumlah tukang dari Surabaya, Jawa Timur untuk merampungkan plafon gereja. Saat ini, mereka sudah mulai bekerja karena material membuat plafon sudah siap. “Kerja bakti di setiap kombas dan panggung hiburan sengaja kami gelar mencari dana untuk membayar tukang dan melengkapi bahan-bahan bangunan yang masih kurang,” kata Takimai kepada Odiyaiwuu.com, Minggu (23/5).
Koordinator Penggalang Dana Terpus Mote mengatakan, biaya yang dibutuhkan memasang plafon sebesar Rp. 1.350.000.000,00. Dana sebesar itu setelah dihitung sesuai harga material plafon yang dibeli dan didatangkan dari Surabaya sekaligus biaya tukang dan material lokal.
“Tahap pertama kita sudah panjar Rp. 400.000.000. Saat ini kami masih membutuhkan dana Rp. 950.000.000. Selain menggalang dana dan menggelar panggung hiburan, kami juga mengajukan proposal kepada pemerintah agar membantu perampungan plafon gereja,” kata Mote yang juga Ketua Mudika Paroki Waghete kepada Odiyaiwuu,com di Waghete Senin (24/5).
Paskalis Pekei, seorang warga paroki mengaku senang ambil bagian dalam kegiatan penggalangan dana. Tak tanggung-tanggung setiap Selasa ia bersama umat paroki berjalan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit dana. Kemudian setiap Jumat ia bersama terlibat dalam pagelaran seni dan perlombaan guna merampungkan plafon gereja parokinya.
“Sebagai umat paroki kami akan bangga bila plafon gereja sudah dipasang. Selama ini saat kotbah, suara pastor sering tidak kedengaran dengan baik. Kalau sudah terpasang kami khusuk mendengar kotbah pastor. Itu sebabnya, kami terlibat aktif dan penuh dalam berbagai kegiatan penggalangan dana. Kami akan tetap berjuang hingga pemasangan plafon selesai,” lanjut Paskalis kepada Odiyawiwuu.com di Waghete, Senin (24/5). (Donatus Mote/ Odiyawiwuu.com)