Philipus Tetteroo OFM: Misionaris Perdana Fransiskan di Papua - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Philipus Tetteroo OFM: Misionaris Perdana Fransiskan di Papua

Pastor Philipus Tetteroo, OFM, salah seorang imam Fransiskan perdana yang menjadi misionaris di Papua. Sumber foto: Dok. Fr Namsa OFM

Loading

PASTOR Philipus Tetteroo, OFM lahir 7 Februari 1912 di Den Hoorn Gem, Belanda. Tetteroo terlahir dengan nama kecil Thomas dan akrab dipanggil Tom. Ia menamatkan Gymnasium di Venray tahun 1929. Tamat dari Gymnasium, Tetteroo masuk biara Ordo Fratrum Minorum (OFM) di Belanda dan memulai hidup membiaranya sebagai seorang Fransiskan pada 7 September 1929.

Philipus Tetteroo, OFM mengikrarkan kaul kekal sebagai seorang Fransiskan pada 8 September 1933 di Alverna, Belanda. Ia memilih nama biaranya Philipus yang kemudian hari dikenal dengan Pastor Philipus Tetteroo, OFM.

Pendidikan Pastor Tetteroo, OFM tidak mengalami hambatan. Ia mulai mengeluti bidang ilmu filsafat di Venray, Belanda tahun 1930-1932. Kemuadian menlanjutkan kuliah ilmu teologi di Alverna dan Weert, Belanda tahun 1932-1936. Setelah menyelesaikan pendidikannya. Tetteroo, OFM ditabiskan menjadi imam Fransiskan pada 22 Maret 1936 di Weert.

Tugas Perutusan

Dengan semangat yang besar Pastor Tetteroo, OFM berangkat ke Indonesia dan tiba di Batavia (sekarang Jakarta) pada 24 Januari 1937. Selang tiga bulan kemudian, Pastor Tetteroo, OFM menginjakkan kakinya di bumi Cendrawasi, Irian Jaya pada 18 Maret 1837. Ia adalah salah seorang imam Fransiskan perdana yang menjadi misionaris di Papua.

Mula-mula ia bertugas di daerah kepala burung yakni Babo, selama kurang lebih satu tahun. Setelah itu dia ditangkap oleh tentara Jepang dan dipenjarakan dari 8 Mei 1942 hingga 22 Agustus 1945. Setelah Jepang kalah perang, para misionaris Katolik yang ditangkap dan dipenjarakan akhirnya dibebaskan. Pastor Tetteroo, OFM kembali lagi ke Babo pada 17 Februari 1946. Ia tugas di Babo hingga 17 Juli 1947. Pada tahun yang sama, ia diberi kesempatan untuk berlibur di Belanda.

Pada periode kedua, mulai dari 12 Juni 1948, Pastor Tetteroo, OFM mendapat tugas di Keerom dengan pusat di Wembi. Dari Wembi Pastor Tetteroo, OFM melayani juga daerah Arso dan Waris. Pada waktu bertugas sebagai Pastor Paroki Keerom, pada 7 Mei 1951 Pastor Tetteroo, OFM sempat ke Sydney, Australia untuk perawatan mata.

Sekembali dari negeri Kanguru tepat perayaan Natal tahun 1951, Pastor Tetteroo, OFM dipindahkan dari Wembi ke Arso dan menjadi Pastor Paroki Arso hingga 3 Oktober 1953. Tercatat dua peristiwa penting selama selama ia bertugas di Arso yakni memberikan Sakramen Krisma tahun 1952 di Keerom. Kemudian mengikuti suatu konferensi Unesco di Bombay, India pada Desember 1952.

Setelah itu pada 8 Oktober 1953 Pastor Tetteroo, OFM kembali lagi ke Hollandia Binen (sekarang Abepura). Kemudian pada saa itu Pastor Tetteroo, OFM diangkat menjadi Sekretaris Mgr Oscar Cremers, OFM hingga 1 Maret 1955. Saat menjabat Sekretaris Uskup Cremers, Pastor Tetteroo, OFM pernah mengantikan sang Uskup untuk sementara waktu dari 26 Januari hingga 17 Mei 1954.

Mulai 1 Maret 1955 hingga 16 Januari 1958, Pastor Tetteroo, OFM dipindahkan ke Hollandia Haven (sekarang Jayapura kota) sebagai pastor paroki. Sejak 20 Juli 1956, Pastor Tetteroo, OFM diberi kepercayaan juga untuk menjadi Vikarius Delegatus dan Provincaris. Setelah menjalankan semua tugas pada masa itu, pada 22 Juli 1958 Pastor Tetteroo, OFM cuti tahunan ke Belanda.

Setelah masa cutinya selesai, ia kembali ke Papua pada 20 April 1963. Pada tahun yang sama ia menjadi pastor untuk Dok V dan Argapura. Tugas ini diembannya hingga 16 November 1967. Pada waktu menjadi pastor kota, Pastor Tetteroo, OFM diminta juga menjadi pengajar di seminari untuk mata pelajaran Bahasa Jerman di SMA.

Dari Jayapura Pastor Tetteroo, OFM dipindahkan menjadi pastor di Enarotali, Paniai mulai 28 November 1967 hingga April 1970. Setelah itu, Pastor Tetteroo, OFM menjadi pastor di Deyai mulai 1 Oktober 1970 hingga 1 Maret 1978. Dari Deyai, Pastor Tetteroo, OFM mendapat tugas di beberapa tempat dalam jangka waktu yang relatif singkat.

Misalnya, di Nabire dari Desember 1979 hingga Juli 1981. Di Sentani dari 27 Juli 1981 hingga 12 Juli 1982. Kemudian Mowanemani, Dogiyai dari 13 Juli 1982 hingga 2 Januari 1984 dan Mabilabol dari 20 Januari 1984 sampai 6 Oktober 1984. Lalua Abmisibil selama kurang lebih dua bulan sampai selesai Natal 1984 dan kemudian kembali bertugas di Mowanemani.

Akhir Masa Tugas

Pada 24 November 1987, Pastor Tetteroo, OFM pindah dan tinggal di Nabire. Ia beristirahat di situ, namun Pastor Tetteroo, OFM tetap bersedia untuk mengisi kekosongan-kekosongan dan asistensi-asistensi Natal-Paskah serta pesta-pesta Gerejawi lainnya. Itulah semangat sang misionaris yang ditunjukkan selama pengabdiannya. Senyum dan keterbukaan yang khas dibawa selalu oleh Pastor Tetteroo, OFM.

Menurut kesaksian beberapa umat di Nabire, setiap Pastor Tetteroo, OFM keluar rumah ia ditemani motor suzuki bebek. Pastor ini juga selalu menyapa umat dengan senyumnya yang khas. Saat merayakan ulang tahun ke-80 pada 7 Februari 1992 dan usia karya Misinya ke-55 tahun di Papua, Pastor Tetteroo, OFM mengambil keputusan kembali ke Belanda.

Karena itu pada 23 Februari 1992 Pastor Tetteroo, OFM berpamitan dengan umat Paroki Nabire. Selanjutnya Pastor Tetteroo, OFM mengunjungi beberapa tempat yang pernah ia layani sekaligus langsung berpamitan dengan umat setempat. Tempat-tempat itu antara lain Deyai, Mowanemani, dan Enarotali. Pada 5 Maret 1992 Pastor Tetteroo, OFM tiba di Jayapura.

Pada 8 Maret 1992 Pastor Tetteroo, OFM mengadakan acara perpisahan bersama saudara Fransiskan di Biara Fransiskus APO Jayapura. Kemudian pada 9 Maret Pastor Tetteroo, OFM meninggalkan tanah Misi di Papua. Ia melangkah mantap menuju Bandara Sentani lalu meninggalkan bumi Cendrawasi untuk kembali ke tanah kelahirannya.

Pastor Tetteroo, OFM menghabiskan sisa usia hidupnya di Belanda hingga ajal menjemput. Pada 15 Desember 2006 Pastor Tetteroo, OFM tutup usia di Warmond, Belanda dalam usia 94 tahun. (Fr Engelberto Namsa, OFM, Mahasiswa STFT Fajar Timur Abepura, Papua/berbagai sumber)

Tinggalkan Komentar Anda :