BOGOR, ODIYAIWUU.com — Para penggerak muda lintas iman dan kepercayaan yang tergabung dalam Forum Temu Kebangsaan Orang Muda atau Forum Tembang kini hadir kembali setelah dua tahun vakum menyusul merebaknya virus korona (Covid-19). Forum lintas iman yang berdiri sejak 2016 itu sudah menghasilkan lima generasi angkatan serta memiliki anggota lebih dari 420 orang.
“Kami tidak menggelar acara secara daring karena mengingat pertemuan penggerak lintas iman dan kepercayaan ini membutuhkan interaksi lebih aktif dan bonding satu sama lain untuk menjadi sebuah tim. Setelah acara ini, semua penggerak akan melakukan rencana tindak lanjut,” kata Ketua Panitia Forum Tembang 2022 Thomas Albertin usai pertemuan bertema Optimalisasi Peran Orang Muda Dalam Merawat Indonesia Sebagai Rumah Bersama yang berlangsung selama tiga hari Jumat-Minggu (1-3/7) di Cico Resort, Bogor, Jawa Barat.
Untuk itu, lanjut Thomas, dibutuhkan perjumpaan langsung melalui serangkaian kegiatan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Forum pertemuan tahun ini meletakkan fokus diskusi dengan tema tersebut dalam dengan maksud agar terjadi pemenuhan hak-hak setiap warga negara secara inklusif dan nondiskriminatif. Pertemuan ini penting juga mendorong orang muda berkontribusi mengawal Pemilu serentak 2024.
Upaya tersebut dipandang perlu bertolak dari pengalaman di mana pesta demokrasi lima tahunan itu selalu memunculkan polarisasi di masyarakat. Karena itu, dipandang penting melibatkan anak muda agar ikut membantu terciptanya iklim demokrasi yang sehat.
Dalam pertemuan tersebut hadir sebagai keynote speaker Komisioner Komnas HAM RI Sandra Moniaga, staf Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Gita Putri Damayana, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Tri Santoso Prabasworo Yudonegoro serta akademisi sekaligus pakar komunikasi Firman Kurniawan sebagai pembicara dalam diskusi panel.
Sedangkan dalam Focus Group Discussion (FGD) tampil juga Youth and Tolerance Programme Officer YAPPIKA-ActionAid M. Ananto Setiawan sebagai fasilitator FGD bidang pendidikan, Direktur Eksekutif Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) Raynaldo Sembiring sebagai fasilitator FGD bidang lingkungan, Division of Education Alliance of Independent Journalists Indonesia – Jakarta Office Gloria Fransisca Khatarina sebagai fasilitator FGD bidang media, Program Officer at Indonesia Corruption Watch Diky Anindiya sebagai fasilitator FGD bidang antikorupsi, dan Marketing Manager KUMPUL Hieronymus Kopong Bali sebagai fasilitator FGD bidang kewirausahaan.
Forum Tembang tahun 2022 berhasil menyeleksi 70 peserta dari 142 calon peserta yang mendaftar. Pada tahun ini peserta yang terpilih berasal dari organisasi lintas iman dan kepercayaan seperti Jaringan GUSDURian, Komisi Kepemudaan Konferemsi Waligereja Indonesia (KWI), Biro Pemuda dan Remaja Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pandu Ahlulbait, Pemuda Agama Khonghucu Indonesia (PAKIN) Cibinong, Ahmadiyya Muslim Students Association for Woman (AMSAW), Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI), Pemuda Ahmadiyah, Pemuda Lintas Agama Padang, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta, Banjarmasin, Makassar, dan Padang, Global Active Student Association (GASA), dan Komunitas MAGIS Jakarta.
Kegiatan Temu Kebangsaan Orang Muda 2022 juga menghadirkan peserta difabel pertama dalam berdinamika di kegiatan ini. “Saya belajar bahwa keberagaman dimulai dari bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Adanya perbedaan membawa kita untuk belajar satu sama lain menuju harmonisasi dalam perbedaan,” kata Andre Genta Senjaya, peserta difabel dari Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut Andre, kegiatan dalam Temu Kebangsaan Orang Muda tersebut meskipun belum ramah untuk teman-teman difabel, tetapi dari peserta dan panitia sungguh mendukung dirinya sehingga dapat berproses dalam kegiatan selama tiga hari.
“Harapan saya ke depan agar acara Forum Tembang berikutnya mengajak juga teman-teman penyandang disabilitas lainnya untuk sama-sama mendiskusikan tema-tema relevan sehingga orang muda mampu merawat Indonesia sebagai rumah bersama. Guna menuju Indonesia ramah disabilitas tahun 2030, saya bisa belajar bagaimana ikut merawat Indonesia meskipun saya berbeda, so, it’s okay to be different,” tambah Andre.
Ketua Panitia Pengarah (Steering Committee) dari KWI Pastor Frans Kristi Adi Prasetya Pr mengatakan, orang-orang muda adalah masa kini dan masa depan Indonesia. Oleh karena itu, peran besar orang muda dalam membangun Indonesia sebagai rumah bersama sangat penting. Seringkali karena segala sesuatu dilihat dengan cara pandang agamis, membuat orang muda tidak kritis melihat berbagai macam bidang dalam kehidupan.
“Ilmu pengetahuan membuat kita lebih kritis memandang kehidupan. Jadi, agama dan ilmu pengetahuan akan memperkaya satu sama lain. Intelektual-intelektual muda dengan segala minat dan agama yang dianut dapat berkolaborasi untuk membangun Indonesia sebagai rumah bersama,” kata Romo Kristi Adi Prasetya.
Forum Tembang diinisiasi lima organisasi yaitu Komisi Kepemudaan (KWI), Biro Pemuda dan Remaja PGI, Jaringan GUSDURian, Dewan Pengurus Nasional (DPN) Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah), dan Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI).
Forum Tembang memiliki visi misi mempertemukan penggerak muda dari berbagai organisasi lintas iman dan kepercayaan untuk membicarakan isu-isu sosial pendidikan, korupsi, media digital, isu lingkungan hidup, dan kewirausahaan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)