Jenazah Mendiang Paus Fransiskus Diantar dari Domus Santa Marta ke Basilika Santo Petrus Vatikan - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Jenazah Mendiang Paus Fransiskus Diantar dari Domus Santa Marta ke Basilika Santo Petrus Vatikan

Pemimpin umat Katolik sedunia Paus Fransiskus (kiri) didampingi Pastor Markus Solo Kewuta, SVD (tengah) dan Imam Masjid Istiqlal (Menteri Agama) Prof Dr KH Nasaruddin Umar, MA (kanan) saat Sri Paus mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9 2024). Foto: Istimewa

Loading

VATIKAN, ODIYAIWUU.com — Jenazah pemimpin umat Katolik sedunia Paus Fransiskus, Rabu (23/4) pagi diantar dari Domus Santa Marta menuju Basilika Santo Petrus Vatikan. Jenazah Sri Paus diantar dalam sebuah prosesi agung menuju Basilika agar memberikan kesempatan pelayat yang hendak berdoa dan memberi penghormatan.

“Tadi pagi jenazah Bapa Suci Paus Fransiskus sudah kami hantar dari Domus Santa Marta dalam sebuah prosesi agung menuju Basilika Santo Petrus Vatikan,” ujar Staf Dicastery for Interreligious Dialogue (DID) Takhta Suci Vatikan Pastor Dr Markus Solo Kewuta SVD kepada Odiyaiwuu.com dari Vatikan, Rabu (23/4).

Menurut Padre Marco, Staf PCID atau Dikasterium untuk Dialog Antar Umat Beragama yang menangani desk Islam untuk wilayah Asia dan Pasifik di Vatikan, setelah jenazah tiba di Basilika Santo Petrus, para pelayat diberi kesempatan berdoa dan memberikan penghormatan terakhir dengan mengantri di luar lapangan Santo Petrus sesuai arahan petugas. 

Padre Marco menjelaskan, lapangan Basilika akan dibuka untuk umum sesuai jadwal yang dikeluarkan. Pada Rabu (23/4) dari pukul 11.00 hingga 24.00 tengah malam waktu Roma. Kemudian, Kamis (24/4) dari pukul 07.00 hingga 24.00 tengah malam. Kemudian, pada Jumat (25/4) dari pukul 07.00 hingga 19.00 sore. 

“Menyusul ritus penutupan peti pada Jumat (25/4) pukul 20.00 waktu Roma sebagai persiapan untuk prosesi pemakaman pada Sabtu (26/4) pukul 10.00 pagi,” kata Padre Marco, islamolog asal kampung Lewouran, Kabupaten Flores Timur, yang mendalami Studi Islamologi dan Arabistik di Dar Comboni, Kairo, Mesir tahun 2002-2003.

Padre Marco menambahkan, prosesi pemakaman Sri Paus, Kepala Negara Vatikan, dimulai dengan Misa Kudus Requiem di lapangan Santo Petrus Vatikan. Setelah perayaan, jenazah akan langsung  dihantar ke Basilika Santa Maria Maggiore di tengah kota Roma untuk upacara penguburan. 

Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar, Selasa (22/4) tiba di Kantor Kedutaan Besar Vatikan untuk Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Dengan wajah yang diliputi keteduhan sekaligus kesedihan, ia datang menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Sri Paus.

Di ruang tamu kehormatan, suasana terasa hening dan penuh hormat. Di hadapannya terbentang sebuah buku tamu berkover gelap —tempat para tokoh menyampaikan pesan duka mereka. Nasaruddin mengambil pena, menarik napas sejenak, lalu menulis.

“Atas nama Kementerian Agama dan Masjid Istiqlal, saya menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada seluruh umat Katolik dan gereja. Paus Fransiskus adalah sosok yang penuh kasih, damai, dan baik hati, dan kepergiannya akan sangat dirindukan,” ujar Nasaruddin mengutip laman kemenag.go.id di Jakarta, Selasa (22/4).

Dalam pesan yang ia tulis tangan, Nasaruddin mengenang sosok Sri Paus sebagai cahaya yang pernah menyinari dunia dengan pesan-pesan perdamaian dan kemanusiaan. “‘Sebuah cahaya dari Sang Paus’ telah berpulang, namun meninggalkan kenangan yang tak terlupakan bagi setiap orang yang pernah bertemu atau mendengarkan beliau selama bertahun-tahun,” katanya.

Nasaruddin juga tak lupa menyebut momen penting ketika Sri Paus berkunjung ke Jakarta pada September 2024. Kunjungan apostolik yang kini dikenang sebagai perjumpaan lintas iman penuh makna dan kehangatan. “Kunjungannya ke Jakarta, Indonesia, pada bulan September 2024 kini terasa semakin menyentuh. Hari ini, kita semua mendoakannya,” ujar Nasaruddin.

Kehadiran Nasaruddin di Kedutaan Vatikan tak sekadar simbol diplomasi antarnegara. Lebih dari itu adalah wujud nyata solidaritas antar pemeluk agama di tengah kehilangan yang dirasakan umat Katolik dunia. Sebuah pelukan dalam bahasa yang paling universal: kemanusiaan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :