OKSIBIL, ODIYAIWUU.com — Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana, ST, M.Si, Jumat (1/3) meresmikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Iwur di Kampung Imsin, Distrik Iwur, Provinsi Papua Pegunungan.
Prosesi peresmian SMK Negeri Iwur, yang sejak dahulu dikenal sebagai sentra pertanian Pegunungan Bintang ditandai dengan pengguntingan pita oleh bupati Spei dan didahului pemberkatan oleh pastor paroki setempat.
Menurut Spei SMK Negeri Iwur cocok ditempatkan di Iwur yang sejak jama dahulu dikenal sebagai sentra pertanian Pegunungan Bintang. Karena itu, ia berharap kehadiran sekolah menengah ini mendorong semakin banyak anak muda yang terjun menjadi petani dan peternak demi kemandirian ekonominya.
“Setelah Jembatan Digul 1 dibangun guna menghubungkan Oksibil dan Iwur, hasil pertanian dan ternak warga mudah dibawa untuk dijual ke Oksibil dan sekitarnya,” ujar Bupati Spei melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com dari Oksibil, kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Minggu (3/3).
Spei menambahkan, setelah meresmikan sekolah tersebut ia mempersilahkan para siswa guru-guru mulai masuk dan tinggal, bertani dan berkebun di dalam kompleks sehingga menjadi contoh sekaligus menarik minat siswa-siswi baru di masa akan datang.
Pada kesempatan itu, Spei juga memperkenalkan sekaligus mengapresiasi sosok anak muda Iwur bernama Demianus Okesan. Di hadapan masyarakat dan pejabat daerah yang hadir, Spei memperkenalkan Okesan, yang saat ini menjadi penggerak petani padi ladang di Iwur.
“Dia di mana? Mari ke depan adik! Adik ini sudah belajar ilmu pertanian di Bandung dan pulang mulai menggerakkan warga memproduksi padi ladang. Mereka sudah produksi puluhan ton padi. Ladang mereka bisa menjadi tempat praktek anak-anak SMK Pertanian Iwur ke depan,” ujar Spei.
SMK Negeri Iwur berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 4 hektar. Lahan masyarakat ini diserahkan secara resmi kepada pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan Pegunungan Bintang tahun 2023. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pegunungan Bintang menyerahkan kompensasi dan ucapan terima kasih sebesar Rp 500 juta.
“Sementara tahun 2024 kita akan serahkan Rp 1 miliar kepada para pemilik hak ulayat. Jadi saya harap masyarakat tidak boleh palang dan klaim-klaim dengan alasan apapun yang mengganggu aktivitas pendidikan anak-anak kita,” ujar Spei, politisi PDI Perjuangan.
Kepala Bidang SMA/SMK Dinas Pendidikan Pegunungan Bintang Atanasius Sebastian Seran, S.Si mengatakan, pilihan lokasi Iwur sebagai lokasi sekolah pertanian tersebut mengingat wilayah tersebut potensial di bidang pertanian. Selain itu, di Distrik Iwur juga belum ada sekolah menengah kejuruan.
“SMK ini akan mengembangkan tiga jurusan yakni Pertanian, Peternakan dan Perikanan Air Tawar. Untuk tahun ajaran ini kita kembangkan jurusan Pertanian dengan jumlah siswa awal 18 orang. Dua jurusan lain nanti menyusul. Kita berharap dalam proses itu, kebutuhan sayur mayur dan lauk untuk Oksibil kita tidak datangkan lagi dari Jayapura. Kita harus bisa produksi sendiri,” ujar Seran, pria asal Kabupaten Belu, Timor, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Seran, sekolah ini dilengkapi fasilitas ruang praktikum siswa, laboratorium, sembilan ruang kelas baru (RKB), enam unit rumah guru, rumah ibadah, perpustakaan, dan tiga toilet. SMK seperti ini hanya ada dua di Indonesia yaitu Kalimantan Utara dan di Pegunungan Bintang dan dibangun pemerintah pusat dengan Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Jadi kita bersyukur sekali bisa dapat karena semua daerah baku rebut SMK seperti ini. SMK ini adalah satu dari lima sekolah baru yang kita buka di Pegunungan Bintang. Puji Tuhan. Semuanya dapat dana BOS tahun ini. Tentu karena awal, butuh dorongan dan dukungan dari Pemda,” lanjut Seran.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pegunungan Bintang Gerald Bidana, S.Pd, MPA mengatakan, SMK seperti ini sangat cocok di wilayah selatan dan diharapkan menjadi lembaga pendidikan yang akan melahirkan petani dan peternak modern di masa akan datang.
“SMK yang baru seperti ini lebih menekankan guru produktif. Beda dengan SMK lama. Kita akan jajaki agar tahun depan diisi guru-guru produktif sebagai pengajar sesuai jurusan masing-masing,” kata Gerald.
Pihaknya meminta agar informasi tentang kebutuhan guru produktif bagi SMK ini bisa disebarluaskan dan akan dihadirkan pada Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala Sekolah Tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK seluruh Pegunungan Bintang di Oksibil guna menggali kemampuan mereka.
Peresmian SMK Negeri Iwur ini dilakukan setelah diresmikan Jembatan Digul 1 yang hanya berjarak sekitar dua ratus meter dari sekolah. Pada kesempatan itu, Bupati Spei bersama rombongan meninjau seluruh ruangan dan fasilitas di sekolah itu.
Peresmian jembatan ini dihadiri Sekretaris Daerah Jeni Linthin, SH, M,Si bersama sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah, Wakil Kapolres Pegunungan Bintang Kompol Micha Toding, dan Perwira Penghubung (Pabung) Kodim 1715/Yahukimo Kapten Supriyadi. (Ansel Deri, Gusty Masan Raya/Odiyaiwuu.com)