JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia menyelenggarakan kegiatan Pelatihan untuk Pelatih atau Training of Trainer (ToT) terkait pemantapan nilai-nilai kebangsaan bagi dosen, guru, dan widyaiswara seluruh Indonesia.
Kegiatan pelatihan yang berlangsung selama 11 hari, mulai Selasa-Minggu (14-26/2) di Jakarta, berdasarkan Surat Perintah Gubernur Lemhannas RI Nomor Sprin / 186 / I / 2023 diikuti peserta dari berbagai wilayah di Indinesia, termasuk Papua. Peserta dari Papua menilai, kegiatan pelatihan tersebut sangat penting untuk mentransformasikan nilai-nilai kebangsaan kepada peserta didik.
“Kita tahu, paham kebangsaan dewasa ini sedang mengalami degradasi seiring menguatnya arus globalisasi. Saat ini arus negatif globalisasi, paham radikalisme muncul di dunia pendidikan terutama kampus. Masih juga terjadi berbagai penyimpangan yang berbenturan dengan nilai-nilai kebangsaan,” ujar Dekan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih Jayapura, Dr Ir Johni Jonatan Numberi, M.Eng, IPM kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Rabu (15/2).
Menurut John, selama pelatihan tersebut para peserta diberikan materi terkait nilai-nilai kebangsaan bersumber dari empat konsensus dasar bangsa dan negara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Pelatihan ini merupakan bagian dari kompetensi dasar kenegaraan bagi dosen, guru dan widyaswara. Peserta diberikan pemantapan empat konsensus tersebut dengan materi dasar, materi utama, materi penunjang,” lanjut John, doktor Teknik Mesin jebolan di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat tahun 2017.
Menurut John, mteri pelatihan yang disampaikan para pengajar terkait perkembangan lingkungan strategis, implementasi wawasan nusantara, implementasi ketahanan nasional, dan implementasi kewaspadaan nasional. Selain itu, materi menyangkut implementasi kepemimpinan nasional, implementasi nilai-nilai kebangsaan, pendidikan karakter bangsa, revolusi mental. Usai disajikan materi, dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan praktek mengajar.
“Pelatihan ini sangat membanggakan. Selain dihadiri para peserta dari seluruh Indonesia, saya juga bertemu dengan Rektor Universitas Ma Chung Malang Prof Dr Murpin Josua Sembiring, SE, M.Si. Pak Sembiring adalah salah seorang peserta pelatihan. Beliau alumni Fisip Uncen tahun 1982,” kata John bangga. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)