SENTANI, ODIYAIWUU.com — Sekitar 40 pelajar SMA YPPGI Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Selasa (16/5) mengikuti pelatihan jurnalistik dan literasi digital.
Pelatihan jurnalistik sehari dalam rangkaian Road Show Literasi Digital dan Pelatihan Jurnalistik Bagi Pelajar dan SMA dan SMK di Provinsi Papua digelar oleh Pengurus Pusat Ikatan Jurnalis Pelajar Nusantara (PP IJPN).
Sekretaris Jenderal IJPN Aldo F Mooy saat menyampaikan materinya terkait etika bermedia sosial, mengingatkan para siswa agar berhati-hati dalam menggunakan media sosial (medsos).
“Sekarang kalau mau melamar kerja bukan hanya ijazah yang dilihat tetapi jejak digital,” kata Aldo melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com dari Sentani, Jayapura, Papua, Selasa (16/5).
Jika bermedia sosial, menurutnya, maka harus bertanggung jawab dan jujur. Jangan membagi informasi sembarangan tetapi harus berhati-hati mengingat hal tersebut sudah diatur melalui Undang-Undang tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
“Sopan santun harus dijaga dalam berinternet. Jangan membagikan content negatif tetapi content edukatif atau yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan,” ujar Aldo.
Dalam kesempatan tersebut, pemateri lain, Musa Abubar memandu siswa untuk berlatih menulis berita. Siswa diajarkan menulis usai mendapatkan materi pengantar jurnalistik.
Ketua Umum Pengurus Pusat IJPN Roberthus Yewen menjelaskan, sejak berdiri, pihaknya berkomitmen untuk mendorong mahasiswa, pelajar untuk memperkenalkan kerja-kerja jurnalistik tapi juga kerja-kerja digital (informasi teknologi) diperkenalkan.
Selama ini, kata Roberth, pihaknya juga memilih sekolah yang selama ini tidak disoroti. Salah satu di antaranya yaitu SMA YPPGI Sentani.
“Jadi, kita memang soroti sekolah-sekolah yang sejauh ini luput dari liputan media,” ujar Roberth, yang juga jurnalis Kompas.com liputan Papua.
Roberth, jurnalis muda putra asli Papua, berharap agar melalui semangat literasi digital dan latihan menulis, para siswa di SMA YPPGI Sentanu terpacu semangatnya untuk menulis.
“Makanya kita ajar-ajar menulis yang praktis untuk penulis pemula. Semoga adik-adik ini termotivasi dan menjadi penulis-penulis hebat,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMA YPPGI Sentani Teli Tabuni mengatakan pihaknya tak menduga kegiatan ini dilakukan di sekolahnya.
“Kami tidak menduga, kegiatan ini bisa dilakukan di sini, karena sekarang ini pemerintah mendorong untuk kurikulum merdeka,” ujar Tabuni.
Ia menambahkan, pelatihan jurnalistik tersebut tidak lepas dari kegiatan yang dilakukan saat ini yakni literasi digital, lantaran sekolah-sekolah diwajibkan harus melakukan kegiatan seperti ini.
“Selama ini kami terkendala, kira-kira kita bisa komunikasi ke mana. Bagi kami kegiatan hari ini sangat luar biasa,” katanya.
Antusias anak-anak untuk mengikuti kegiatan dari awal samapai akhir sangat luar biasa, ada nilai positifnya. “Kami harap pemerintah lebih mendorong kegiatan-kegiatan seperti ini, karena literasi digital sangat penting,” ujarnya.
“Di sekolah kami ada literasi lain seperti literasi membaca tetapi literasi digital ini jarang,” kata Tabuni. Untuk itu, lanjut Tabuni, pemerintah kabupaten maupun provinsi juga harus mendorong dari segi finansial, tenaga dan lainnya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com