SALATIGA, ODIYAIWUU.com — Kelompok Paduan Suara Mutiara dari Timur, kini tengah naik daun di Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Kelompok paduan suara yang digawangi 35 mahasiswa dan mahasiswi asal tanah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur, kini menjadi langganan panitia berbagai kegiatan di Salatiga, kota bertajuk Indonesia Mini.
Para mahasiswa itu kini tengah menimba ilmu di berbagai fakultas dan jurusan di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Pada Kamis (27/6) lalu, kelompok paduan suara ini unjuk kebolehan dalam ajang hebatan Gelar Harmoni UKSW Salatiga.
Tak hanya itu. Pada Minggu (30/6) Mutiara dari Timur juga menampilkan tiga tembang lawas A Million Dream, Man In The Mirror, dan Jamila Weta saat berlangsung acara Dies Natalis Politeknik Salatiga di halaman Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Salatiga.
Lagu A Million Dream mengisahkan seorang anak yang memiliki impian besar menjadi seorang bintang terkenal. Lagu ini menggambarkan keberanian bermimpi dan kerja keras tanpa lelah mewujudkannya mimpi meski di depan terbentang aneka ujian dan tantangan.
“Potensi adik-adik mahasiswa dari timur Indonesia seperti tanah Papua, Maluku, dan NTT luar biasa besar. Potensi ini mendorong saya melihat peluang ekspresi diri menyediakan wadah agar mereka berkreasi mengembangkan talenta di bidang seni suara. Puji Tuhan. Belakangan banyak undangan adik-adik Mutiara dari Timur untuk tampil,” ujar Manajer Mutiara dari Timur Hani S Sawasemariai kepada Odiyaiwuu.com dari Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (2/7).
Menurut, Hani, staf pengajar UKSW Salatiga, Mutiara dari Timur adalah wadah positif bagi para anggota untuk saling belajar mengembangkan talenta dan hobby mereka di tengah rutinitas menunaikan tugas pokok selama berada di kampus. Melalui wadah ini, katanya, para anggota juga saling belajar dan memotivasi satu sama lain agar menuntaskan kuliah mereka tepat waktu.
“Wadah ini sangat positif. Selain menjadi ajang eksplorasi potensi diri, mereka juga saling belajar dalam banyak hal terutama sebagai mahasiswa. Adik-adik dalam kelompok ini juga saling belajar mencinta seni sebagai bahasa universal dan perekat persaudaraan selama di rantau. Bangga juga, belakangan mereka bisa diundang mengisi berbagai event di Salatiga. Kalau ada yang mengapresiasi, itu berkat Tuhan,” kata Hani.
Menurut Hani, suara dan penampilan anggota paduan suara Mutiara Dari Timur sangat unik. Karena itu, saat tampil dalam berbagai event selalu memukau. Tepuk tangan membahana saat misalnya mereka menyuguhkan Jamila Weta, lagu daerah Ende, Flores yang dipopulerkan Tiger Kamarudin.
“Mutiara dari Timur bukan sekadar ajang kongkow-kongkow ala anak muda. Melalui wadah biasa. Di sini mereka belajar saling mengenal satu sama lain, mengekspresikan potensi dirinya agar menjadi bekal saat pulang kampung usai studi. Ini alasan lain mengapa saya memikirkan lahirnya Mutiara dari Timur,” ujar Hani.
Koordinator sekaligus pelatih Paduan Suara Mutiara dari Timur Sepnath Yambers Leunupun mengaku bangga dengan potensi musik rekan-rekan mahasiswa asal timur Indonesia yang tengah menimba ilmu di UKSW Salatiga. Wadah ini, diakuinya, sangat membantu anggota mengembangkan bakat seninya di luar jadwal kuliah mereka.
“Teman-teman dari timur Indonesia punya bakat seni luar biasa besar. Dari Mutiara dari Timur, kami belajar bersama menyalurkan bakat dan minat di musik. Setiap kami tampil dalam berbagai event kami selalu mempersiapkan diri dengan baik agar tampil maksimal untuk membahagiakan penonton dan penikmat seni,” ujar Sepnath, mahasiswa Program Studi Musik Fakultas Bahasa dan Seni UKSW Salatiga.
Anggota Paduan Suara Mutiara dari Timur Jonathan Ferdinand Tallo mengaku, ia bangga menjadi bagian komunitas paduan suara dan boleh menyalurkan hobby bersama rekan-rekannya dari timur Indonesia.
“Kuliah tetap menjadi prioritas karena itu adalah garansi masa depan. Meski demikian, aktivitas ekstra universiter juga tak boleh nihil. Sebagai mahasiswa kami tentu memiliki nilai plus di tengah situasi yang kian mengglobal. Lewat kelompok ini, kami semua leluasa mengembangkan bakat seni sebagai bekal setelah lulus kuliah dan berada di tengah masyarakat,” katanya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)