KARUBAGA, ODIYAIWUU.com — Kabar duka masyarakat menyelubungi masyarakat Papua Pegunungan, khususnya umat Kristiani di wilayah itu. Misionaris asal Belanda Dr Johanes ‘Tolibaga’ Dekker alias John Tolibaga dikabarkan meninggal dunia.
John Tolibaga dan istrinya, Helen ‘Tukwe’ Dekker adalah misionaris yang puluhan tahun tinggal dan mengabdi masyarakat dan umat di sejumlah wilayah di Irian Jaya kala itu (kini tanah Papua) dan tekun menyebarkan Injil dan memberdayakan masyarakat lokal, terutama di wilayah pegunungan Papua.
“Selamat pagi semua teman Toli dan BPP, Dengan sedih hati saya memberitahukan bahwa bapak kita Tolibaga John Dekker sudah pergi dan ada bersama Allah Bapa kita di Surga,” ujar Kevin Martin, warga grup WhatsApp Toli Wone News melalui cuitannya di grup lokal tersebut, Rabu (10/4).
Kabar duka tersebut segera menyebar di sejumlah platform media sosial (medos) terutama WhatsApp di tanah Papua. Ungkapan duka berdatangan mengenang Tolibaga sebagai pendiri Gereja Injili di Indonesia (GIDI) dan pekerja sosial kemasyarakatan di tanah Papua.
“Terima kasih, Bapak Pendeta Tolibaga. sudah membawa kami kepada terang di dalam Kristus. Selamat jalan dan beristirahatlah dengan damai di pangkuan Bapa di Sorga,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tolikara Imanuel Gurik, SE, M.Ec.Dev melalui cuitannya di grup WhatsApp Toli Wone News, Rabu (10/4).
Berpulangnya John Tolibaga tak hanya melahirkan duka, namun doa terdaras disertai terima kasih serta apresiasi dialamatkan kepada sang isteri, Helena, yang juga mendedikasikan tenaga dan waktunya bagi perjalanan iman dan pewartaan kepada masyarakat tanah Papua di wilayah pegunungan Papua kala itu.
“Selamat jalan, pahlawan iman. Benih Injil akan menjadi hidup dan menghidupkan generasi ke generasi sampai dunia ini akan berakhir pada sangkakala Allah berbunyi, Maranatha. RIP,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tolikara Dr Yosua Noak Douw, S.Sos, M.Si, MA.
“Terima kasih orangtua rohani untuk pengabdian dan dedikasi serta hidup sepenuhnya melayani Tuhan di wilayah Toli. Kami anak-anak dan cucu akan meneruskan iman yang engkau wariskan kepada kami. Doa kami agar bapak diterima di sisi kanan Bapa di Surga,” kata Ninawi Arigi.
“Nombo ai… Ah. Selamat jalan o… Biarlah semua yang ditinggalkan akan kami kenang dan akan kami lanjutkan. Kami sekeluarga turut berdukacita. Wa wa wa,” kata Pendeta Lenis Kogoya dari Mulia dalam grup WA Toli Wone News.
Data yang dihimpun media ini menyebutkan, John Tolibaga lahir dan besar di Belanda. Saat masih muda, ia pindah ke Kanada untuk belajar di Prairie Bible College, Alberta. John Tolibaga kemudian belajar di Summer Institute of Linguistics lalu meraih Magister Misiologi (S2) dari Grace Theological Seminary, Indiana. Tak lama berselang, John Talibaga meraih gelar Doctor of Ministry dari Reformed Theological Seminary.
John Dekker dan istrinya, Helen Tukwe Dekker, menghabiskan dua puluh satu tahun sebagai misionaris di tengah masyarakat suku Dani di Irian Jaya (Papua), Indonesia kala itu. Di antara orang-orang zaman batu ini dia terlibat dalam pekerjaan medis dan linguistik, perintisan gereja, pengembangan masyarakat, dan karya Misi.
Saat itu pasutri ini mendorong dan melatih umat Kristiani di dua pertiga dunia untuk menjangkau kelompok masyarakat yang belum terjangkau di negara mereka sendiri dan negara tetangga.
Dalam buku serial petualangan internasional karyanya bersama Lois Neely berjudul Torches of Joy: A Stone Age Tribe’s Encounter With the Gospel terbitan YWAM Publishing tahun 1999, John menulis, pada tahun 1960, dua puluh lima ribu orang suku Dani yang bersembunyi di pelosok Lembah Toli di Irian Jaya hanya menggunakan perkakas batu dan tidak memiliki bahasa tertulis.
Kemudian, dalam satu generasi, mereka melakukan lompatan yang selalu berbahaya, terkadang fatal, dari Zaman Batu ke abad ke-20. Pada saat kritis, John dan Helen Dekker menyerahkan diri mereka kepada suku Dani, membantu mereka menemukan Injil Yesus Kristus dan takdir mereka sebagai penolong suku lain.
“Saat ini tujuh puluh sembilan gereja di Lembah Toli, dengan tiga belas ribu orang percaya yang dibaptis, telah mengirimkan enam puluh lima pasangan ke suku-suku lain yang membutuhkan Injil. Sebuah bab dari Kisah Para Rasul masa kini, obor sukacita adalah model strategi Misi lintas budaya dan salah satu kronik paling mencolok di abad ke-20 tentang kasih karunia dan kuasa Allah,” ujar John dan Lois Neely dalam buku itu.
Dalam seri petualangan internasional melukiskan kisah nyata yang menakjubkan tentang kemenangan spiritual dan kemenangan pribadi. John dan Neely, menulis, di setiap benua, di setiap negara, Tuhan bekerja di dalam dan melalui kehidupan orang-orang percaya.
“Dari jalan-jalan di Amsterdam hingga pulau-pulau terpencil di Pasifik hingga hutan Ekuador dan sekitarnya, setiap petualangan internasional yang muncul merupakan episode dramatis yang hanya dapat diarahkan oleh tangan Tuhan,” ujar John dan Neely. Selamat jalan, bapa gembala John Tolibaga Bekker. Damailah di sisi-Nya. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)