MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Awal pekan Maret ini, Pastor Paroki Kristus Penebus Timepa RD Yeskiel Belau Pr menyebut, 83 anak di menderita campak di wilayah Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah. Sebanyak 15 di kampung Timepa, Distrik Mapia, dikabarkan meninggal dunia.
Pastor Belau mengatakan, data resmi Paroki Kristus Penebus Timepa mencatat, 49 kasus campak terjadi di Timeepa, 15 kasus di Stasi Degadai, 10 kasus di Stasi Ponaige, dan sembilan kasus di Kuasi Paroki Deneiode. Jumlah kasus diperkirakan bertambah mengingat sejumlah stasi lain belum dicek.
“Saya sudah perintahkan pihak Dinas Kesehatan Dogiyai mengaktifkan seluruh Puskesmas untuk memberikan pelayanan. Saya juga minta segera mengambil data akurat apa korban meninggal akibat campak atau faktor lain,” ujar Penjabat Bupati Dogiyai Drs Petrus Agapa, M.Si kepada Odiyaiwuu.com di Mowanemani, Dogiyai, Papua Tengah, Selasa (8/3).
Agapa juga meminta pihak Dinas Kesehatan segera berkoordinasi dengan petugas medis di Timepa untuk mengambil data yang akurat. Berapa anak yang meninggal akibat campak dan berapa yang meninggal karena sebab lain kemudian segera melaporkan kepada pemerintah daerah.
“Pemerintah daerah tentu tidak bisa tinggal diam terkait penyakit campak. Saya minta Dinas Kesehatan segera turun ke lapangan mengambil data akurat. Dari data itu, bersama Dinas Kesehatan kita ambil langkah selanjutnya,” katanya.
Pastor Yeskiel sebelumnya mengatakan, empat anak yang meninggal di Timeepa terjadi dalam waktu bersamaan pada Kamis (2/3) pagi. “Akibat diserang penyakit serampa itu, lalu semangat makan berkurang. Akhirnya badan kurus hingga meninggal,” ujar Yeskiel, imam Projo Keuskupan Timika mengutip Kompas.com, Jumat (5/3).
Pihak Dinas Kesehatan Dogiyai sebelumnya sudah mendeteksi munculnya sejumlah kasus suspek campak di sejumlah tempat di wilayah Dogiyai. Karena itu, pihak Dinas Kesehatan setempat segera menerjunkan tim pada Senin (20/2) ke 15 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Dogiyai.
“Tim kita akan dilengkapi dengan vaksinasi, obat cacing, dan vitamin A. Sejak Rabu (15/2) sampai dengan Kamis (16/2) hari ini, saya baru selesai rapat dengan seluruh kepala Puskesmas di wilayah Dogiyai. Saya mendapat informasi, gejala suspek campak muncul di sejumlah tempat,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Dogiyai Agustina Pigome kepada Odiyaiwuu.com dari Nabire, Papua Tengah, Kamis (16/2).
Menurut Agustina, menyusul munculnya sejumlah kasus gejala suspek campak di wilayah Dogiyai, tim pihak Dinas Kesehatan bersama petugas Puskesmas akan menggencarkan program imunisasi dan pemberian vitamin A pada anak dari rumah ke rumah. Hal tersebut, ujarnya, sebagai langkah pencegahan peningkatan kasus infeksi campak di daerah itu.
Saat ini, kata Agustina, di Dogiyai sudah ada pasien campak dari empat orang yang tengah berobat ke Enarotali, kota Kabupaten Paniai. Pasien tersebut sudah dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan di Jayapura. Sedangkan pasien yang lainnya pihak Dinas Kesehatan akan terjun langsung memberikan pelayanan pekan depan.
“Hari Senin (20/2) kami akan terjunkan tim ke semua Puskesmas di wilayah Dogiyai guna melakukan imunisasi dan pemberian vitamin A kepada anak guna mencegah munculnya campak. Tim akan bekerjasama dengan petugas Puskesmas agar melakukan imunisasi dan pemberian vitamin A dari rumah ke rumah,” kata Agustina lebih jauh.
Pasca melakukan kegiatan imunisasi dan pemberian vitamin A kepada warga masyarakat dari rumah ke rumah, pihaknya berharap agar masyakarat dapat mendatangi petugas yang bersiap di gudang farmasi di Dogiyai untuk memperoleh obat dan vitamin A. (Donatus Mote, Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)