JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta, Jumat (21/5/2021) sekitar pukul 04.00 WIB. Klemen, politisi Partai Golkar, menjabat Bupati Mimika periode 2001–2006 dan 2008–2013, kemudian pada 2014 terpilih sebagai Wakil Gubernur Papua mendampingi Gubernur Lukas Enembe.
Hingga saat ini atau kurang lebih 260 hari, Papua belum memiliki Wakil Gubernur definitif mendampingi Gubernur Enembe. Warga masyarakat Papua melalui banyak pihak telah mendesak para pucuk pimpinan partai politik (parpol) tingkat nasional agar segera memproses nama-nama calon wakil Gubernur Papua untuk dipilih Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP).
“Kami menduga, proses molornya penetapan calon Wakil Gubernur Papua oleh empat partai politik di Jakarta merupakan permainan pihak-pihak tertentu. Permainan itu merupakan satu kesatuan dengan oknum menteri yang memaksakan Lukas Enembe untuk menerima Paulus Waterpauw sebagai calon Wakil Gubernur,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Timur Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Seluruh Indonesia Hengky Mote melalui keterangan tertulis yang diterima Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Jumat (4/2).
Hengky menambahkan, permainan kelompok pejabat ini dari waktu ke waktu mulai di Papua hingga Jakarta selalu mengatasnamakan rakyat Papua dan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), namun sesungguhnya untuk kepentingan pribadi, partai, bisnis, ambisi kekuasaan, dan jabatan.
Menurutnya, belakangan ini muncul kelompok mengatasnamakan suku tertentu di wilayah Taby, juga akademisi bayaran hingga orang tertentu yang muncul mendadak. Hengky menilai, orang-orang itu merupakan kelompok yang selama ini dipakai pihak berkepentingan demi melanggengkan kepentingan kekuasaan, investasi, dan ambisinya.
Selain itu, kata Hengky, empat partai anggota Koalisi Papua Bangkit II pengusung pasangan Enembe-Tinal belum mengeluarkan rekomendasi nama calon Wakil Gubernur Papua ialah Partai Golongan Karya (Golkar), NasDem, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bagsa (PKB).
Saat kunjungannya di Jayayapura pada 4 September 2021, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengumumkan nama Komjen Polisi (Purn) Paulus Waterpauw sebagai calon Wakil Gubernur dari Partai Golkar. Namun hingga kini, Partai Golkar belum mengeluarkan surat rekomendasi terulis kepada calon usulannya.
Sedangkan sejak bulan Juli 2021 tiga partai politik lain yaitu NasDem, PKB, dan PAN belum mengeluarkan rekomendasi apakah tetap mengusung nama calon Wakil Gubernur Yunus Wonda dan Kenius Kogoya sesuai pilihan Lukas Enembe atau calon lain.
Para mahasiswa mendesak partai politik segera memutuskan siapa nama calon Wakil Gubernur Papua yang akan mendampingi Gubernur Lukas Enembe di sisa mata tugasnya periode kedua. Pertama, kepada Ketua Ketua Umum Partai Golkar, Nasdem, PAN dan PKB untuk segera mengeluarkan surat keputusan perihal Wakil Gubernur Papua pengganti Almarhum Klemen Tinal untuk diproses pemilihan oleh DPRP Papua.
Kedua, hentikan segala intervensi dari para oknum menteri di Jakarta yang menghalalkan segala cara untuk mendorong oknum-oknum perusak Papua menjadi wakil Gubernur Papua. Ketiga, mahasiswa menngingatkan segera menghentikan semua tindakan ancaman dan berbagai tekanan kepada Gubernur Lukas Enembe oleh para pihak di Jakarta dan kelompok binaan di satu dua wilayah di Kota dan Kabupaten Jayapura.
“Ingatlah. Kami diam tidak berarti tidak menyaksikan, mengikuti dan dan bertindak. Kami mengajak rakyat Papua untuk satukan hati, berdoa serta berpartisipasi mengawal seluruh tahapan ini hingga Wakil Gubernur Papua terpilih ditetapkan dan dilantik,” kata salah satu poin dalam pernyataan itu. (Emanuel You, Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)