JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Pemimpin Umat Katolik Sedunia Paus Fransiskus menurut rencana akan mengunjungi Indonesia pada Selasa-Jumat (3-6/9). Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia memiliki makna penting bagi umat Katolik, termasuk umat Katolik di tanah Papua agar terus-menerus berusaha untuk membawa perdamaian atau menjadi duta damai.
“Pemimpin umat Katolik Sedunia, Bapa Paus adalah sosok yang getol mengusahakan perdamaian di tengah kekerasan yang kerap terjadi di berbagai belahan dunia. Inilah makna kunjungan Bapa Paus bagi umat Katolik Indonesia, termasuk umat Katolik di tanah Papua,” ujar Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Paskalis Bruno Syukur kepada Odiyaiwuu.com di Wisma KWI, Jalan Cut Mutia, Jakarta Pusat, Jumat (17/5)
Menurut Mgr Paskalis, Injil mengajarkan umat Katolik bahwa bila kekerasan dilawan dengan kekerasan maka perdamaian tidak akan diraih. Karena itu, makna kedatangan Paus Fransiskus bagi umat Katolik di Indonesia, termasuk umat Katolik di tanah Papua mudah-mudahan meneguhkan, menguatkan, dan menyemangati umat Katolik memperjuangkan kebenaran dan keadilan melalui jalan damai.
“Kita semua, umat Katolik juga bisa berusaha melakukan dialog dengan pemerintah, dialog misalnya dengan pimpinan TNI-Polri sehingga kita tidak bereaksi dengan cara kekerasan terhadap masalah-masalah yang muncul,” kata Mgr Paskalis, Uskup yang pernah bertugas selama dua tahun di Gereja Santa Maria Immaculata Mowanemani Dogiyai, Dekanat Kammapi, Keuskupan Timika, Papua Tengah.
Mgr Paskalis, Uskup Keuskupan Bogor, menambahkan, siapapun yang datang ke tanah Papua, termasuk umat Katolik di bumi Cenderawasih harus berusaha menghargai satu sama lain apapun keadaannya sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan paling mulia. Pihaknya juga mengajak semua pihak berjalan bersama yang muncul dari satu keyakinan bahwa orang seberapapun keadaan dia pasti punya jalan baik mengatasi berbagai persoalan kehidupannya.
“Salah satu jalan adalah dialog dan dialog itu harus muncul dari sikap kita yang respek kepada sesama kita sebagai manusia. Itu yang juga saya tanamkan dalam diri saya saat saya bekerja di beberapa paroki di tanah Papua. Baik di di Paroki Immaculata Mowanemani, Kabupaten Dogiyai maupun di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya,” ujar Uskup kelahiran Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Mgr Paskalis, saat bekerja sebagai pastor di Paroki Immaculata Mowanemani belum ada jalan raya di lembah Kamuu dari Kabupaten Nabire. Saat bertugas sebagai Provinsial Ordo Fratrum Minorum (OFM), ia menyambangi kampung-kampung di wilayah Meepago (Papua Tengah) untuk memberikan pelayanan sakramen maupun tugas-tugas sosial kemasyarakatan lainnya.
“Saat itu masyarakat tanah Papua sangat asyik, terbuka, dan mencintai perdamaian dan persaudaraan di antara sesama umat dan warga. Begitu pula saat saya tugas di Lembah Baliem, Jayawijaya. Saat berkarya di sana saya sangat terkesan dengan keramahtamahan warga terutama umat Katolik. Mestinya, masih rindu melayani umat dan warga tanah Papua namun saya harus tinggalkan mereka karena melanjutkan studi di Roma, Italia,” ujar Mgr Paskalis, Uskup yang pernah menjabat Direktur Justice, Peace, and Integrity of Creation (JPIC) OFM Indonesia.
Ketua KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin bersama Uskup Keuskupan Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, Senin (8/4) menyampaikan kabar terkait kunjungan Sri Paus di Indonesia pada September 2024.
Kabar gembira itu disampaikan Mgr Anton dan Kardinal Suharyo melalui laman YouTube Komisi Sosial (Komsos) KWI bertepatan peringatan Hari Maria Menerima Kabar Sukacita yang dirayakan 8 April.
“Berita gembira ini bersumber dari Nota Verbal Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo kepada Menteri Luar Negeri, tertanggal 5 Maret 2024 serta dua surat tertanggal 25 Maret 2024 yaitu jawaban positif Menteri Luar Negeri Republik Indonesia dan Undangan Presiden Joko Widodo kepada Sri Paus Fransiskus untuk berkunjung ke Indonesia pada tahun 2024,” ujar Mgr Anton dalam video yang diakses Odiyaiwuu.com di Jakarta, Senin (8/4).
Menurut Mgr Anton, Uskup Keuskupan Bandung, kepastian kedatangan Sri Paus ke Indonesia masih menunggu pengumuman resmi tentang kapan kepastian kunjungan tersebut dari Pemerintah Republik Indonesia dan atau Takhta Suci Vatikan. Untuk itu, ujarnya, sebelum ada pengumuman resmi kepastian kedatangan dari Pemerintah Republik Indonesia dan Vatikan rencana kedatangan Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio masih bersifat tentatif.
“Seandainya kedatangan Sri Paus tersebut sungguh terlaksana sesuai dengan rencana, waktunya sangat pendek, tidak panjang maka berbagai diskusi, termasuk pembentukan panitia dan kolaborasi dengan pemerintah dan tokoh agama sudah dikerjakan,” kata Uskup Anton lebih jauh.
Mgr Anton juga mengajak umat Katolik berdoa semoga Paus Fransiskus dianugerahi kesehatan sehingga kerinduannya untuk mengunjungi Indonesia dan harapan besar umat Katolik Indonesia dan masyarakat untuk menerima, menyambut kedatangan Sri Paus di Indonesia sungguh terlaksana sesuai dengan rencana demi perkembangan iman persaudaraan dan bela rasa. “Kita yakin kunjungan Sri Paus Fransiskus ke Indonesia akan menjadi berkat bagi gereja dan bagi bangsa,” katanya.
Sedangkan Kardinal Suharyo mengatakan, seperti kita semua tahu sebetulnya rencana kedatangan Paus Fransiskus, hal tersebut sudah terjadi tahun 2020. Namun, oleh karena datangnya covid kunjungan itu ditunda, Saat ini, sebagaimana disampaikan Mgr Anton, sudah ada surat surat resmi termasuk undangan dari Presiden Joko Widodo agar Paus Fransiskus datang ke Indonesia sehingga patut disyukuri.
“Sejauh kami dengar, kunjungan Paus Fransiskus ini tidak hanya untuk Indonesia, tetapi perjalanan panjang. (Sri Paus) akan ke Papua Nugini, Timor Leste, Singapura, dan kemungkinan juga akan ke Vietnam. Rasa-rasanya belum pernah ada kunjungan yang meliputi lima negara yang jauhnya seperti kita ini. Kita doakan agar Paus Fransiskus dikaruniai kesehatan yang memadai untuk menjalankan misi ini,” ujar Kardinal Suharyo.
Selain itu, Kardinal Suharyo juga menambahkan, melihat perkembangan atau rencana perjalanan Sri Paus seperti itu, umat bisa membayangkan bahwa Paus Fransiskus tidak akan leluasa, mempunyai waktu untuk ke Indonesia. Karena itu kita bersyukur, tetapi kita juga mesti siap untuk menerima kenyataan bahwa Paus Fransiskus, usianya sudah banyak, rencananya panjang.
Oleh karena itu, pasti umat Katolik di Indonesia maupun sesama saudari dalam konteks lintas agama bisa membayangkan macam-macam acara sehingga kalau tidak kesampaian bisa dipahami. Umat Katolik di seluruh Indonesia pasti ingin satu-persatu berjabatan tangan dengan Paus tetapi semua harus tahu bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.
Kardinal Suharyo juga mengingatkan, umat Katolik boleh yakin juga bahwa kunjungan Sri Paus ini dalam arti tertentu sangat historis karena Paus Fransiskus adalah kepala negara Vatikan. Dalam sejarah Indonesia, Vatikan adalah salah satu dari beberapa negara yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia.
“Pada tahun 1947 sudah ada perwakilan Vatikan di Indonesia. Kita merasa bahwa pimpinan gereja Katolik seluruh dunia sungguh-sungguh memberi perhatian kepada perjuangan kemerdekaan dan pengisian Kemerdekaan Indonesia,” ujar Kardinal Suharyo.
Menurut Kardinal Suharyo, kehadiran Paus Fransiskus secara fisik sangat penting dan membahagiakan. Tetapi diharapkan bukan sekadar kehadiran fisik tetapi yang perlu diperhatikan adalah pesan, pikiran Sri Paus yang ditulis untuk kemanusiaan menjadi perhatian dan umat Katolik mempunyai niat untuk mempelajari pesan dan pikiran itu.
Kardinal Suharyo menambahkan, dua pesan terakhir Sri Paus yang sangat penting bagi umat Katolik dan umat beragama seluruh dunia adalah tulisan-tulisannya mengenai tanggung jawab umat manusia, termasuk menjaga lingkungan hidup. Kemudian, pesannya dalam judul Fratelli Tutti yang berarti kita semua adalah saudara. Suatu gagasan yang sangat cemerlang bukan dalam arti hebat-hebat tetapi menjadi sangat penting untuk sejarah umat manusia zaman ini.
“Mari kita sambut kedatangan Paus, dalam rencana yang sudah diceritakan oleh Uskup Anton. Sekali lagi, semoga kehadiran Paus Fransiskus secara fisik yang akan datang juga menantang, mengundang, dan mendorong kita untuk mempelajari ajaran-ajarannya dan mencoba mencari jalan-jalan untuk melaksanakannya. Semoga rencana yang bagus ini sungguh-sungguh menjadi berkat bagi kita semua dan kita jadikan pujian kemuliaan bagi Tuhan. Semoga Allah yang selalu menyertai perjalanan hidup kita selalu menjaga melindungi dan melimpahkan berkat kepada kita semua dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin,” ujar Kardinal Suharyo. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)