MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Menteri Kordinator Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof Dr Muhadjir Effendy, M.Ap bersama rombongan, Kamis (20/7) mengunjungi Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah.
Muhadjir bersama Deputi III Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Fajar Setyawan bersama tim Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Papua Tengah tiba menggunakan pesawat Smart Aviation sekitar pukul 13.05 WIT di Bandara Udara Mowanemani, Dogiyai.
Muhadjir bersama rombongan diterima Penjabat Bupati Dogiyai Drs Petrus Agapa, M.Si beserta seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kepala Kepolisian Resor (Polres) Dogiyai Kompol Sarraju Hutagalung, SH selaku penanggung jawab pengamanan kegiatan pengamanan VIP, Komandan Kodim 1705 Nabire Letkol Inf Doni Firmansyah, M.Han, Pabung Kodim 1705/Nabire Mayor Inf Prihatin, tokoh agama, masyarakat, adat, dan sejumlah tamu undangan.
Salah satu agenda kunjungan kerja Menteri Muhadjir beserta rombongan yaitu memberikan bantuan secara simbolis kepada masyarakat Dogiyai, terutama warga korban kebakaran pasca kerusuhan yang melanda sejumlah titik di kabupaten pada Jumat (14/7) lalu. Termasuk menyambangi Gereja Katolik di Dogiyai yang tengah giat membangun sebuah gedung gereja baru sekaligus menyerahkan bantuan.
Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor Bupati Muhadjir Effendi meminta agar pelaku pembakaran fasilitas publik maupun rumah warga yang terjadi beberapa hari sebelumnya diusut pihak keamanan. Dengan demikian, peristiwa serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
“Apabila pihak kepolisian mengusut masalah ini sampai ke akar akarnya, masyarakat juga merasakan keadilan. Bila tidak diusut, kemungkinan besar ke depan akan terjadi masalah yang sama. Saya berharap segera usut sampai akar-akarnya,” ujar Muhadjir.
Pihaknya juga meminta agar segera didata berapa jumlah korban baik yang sudah meninggal maupun mengalami luka. Juga didata berapa banyak rumah yang sudah terbakar. Data harus lengkap yang disertakan dengan alamat domisili sesuai KTP yang sudah ada dan segera dikirim kepada Jakarta agar bisa diberikan bantuan sosial baik dari Kementerian Sosial, Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan maupun Kementerian PUPR.
“Kami menyerahkan bantuan secara simbolis kepada pemerintah daerah untuk selanjutnya melalui dinas terkait bisa disalurkan kepada pihak korban kebakaran,” kata Muhadjir lebih lanjut.
Penjabat Bupati Petrus Agapa mengapresiasi niat baik pihak Pemprov Papua Tengah maupun dari Kementerian Kordinator Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan Republik Indonesia yang memberikan atensi serta berkenan melakukan kunjungan guna melihat secara langsung Dogiyai sekaligus memberikan bantuan kepada warga masyarakat.
Petrus juga meminta Menteri Muhadjir agar kondisi naas yang tengah dialami daerahnya juga disampaikan kepada para menteri terkait agar selain memberikan bantuan sembako, dapat juga memberikan bantuan anggaran baik rumah untuk warga maupun perkantoran sudah terbakar beberapa waktu belakangan sehingga dapat dibangun kembali.
“Dengan adanya peristiwa ini, selain korban nyawa dan rumah warga serta harta benda, sarana prasarana juga ikut rusak. Misalnya, jaringan Telkomsel terganggu. Jaringan listrik juga putus menjelang satu minggu ini,” kata Petrus Agapa.
Penjabat Gubernur Papua Tengah Dr Ribka Haluk, S.Sos, MM melalui Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Anwar Damanik dalam pertemuan tersebut mengatakan, selama ini di Dogiyai selalu terjadi masalah yang sama yaitu membakar kios, ruko, rumah warga, dan perkantoran pemerintah daerah.
Pembakaran rumah warga pada Jumat (14/7) bermula dari pemalangan di kampung Obayo, Distrik Idakebo. Buntutnya, anggota Brimob melepaskan peluruh ke salah satu pemuda hingga meregang nyawa. Pemprov Papua Tengah, ujar Damanik sudah menerima laporan yang menyebut ada tiga warga jadi korban. Ada juga aparat keamanan yang terkena anak panah dan 70 rumah dibakar.
“Sejauh ini Pemerintah Dogiyai bisa dikatakan hampir lumpuh total. Banyak pengawai Dogiyai yang sudah mengajukan diri pindah ke Provinsi Papua Tengah karena situasi Dogiyai membuat mereka tidak nyaman bekerja melayani masyarakat,” kata Damanik.
Karena itu, ujar Damanik, Pemerintah Dogiyai harus kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Papua Tengah untuk bekerja sama menciptakan lapangan pekerjaan agar membuat masyarakat sibuk dengan pekerjaan.
“Dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi Papua Tengah juga akan turunkan bantuan berupa sembako dan perumahan bagi warga korban kebakaran,” kata Damanik lebih jauh.
Anggota DPRD Dogiyai Yusak Ernes Tebai mengatakan, sebagai wakil rakyat pihaknya mengharapkan agar pemerintah baik di tingkat kabupaten, provinsi hingga pusat segera mencari solusi agar masyarakat di tingkat kampung sibuk dengan urusannya masing-masing melalui pekerjaan yang mereka geluti.
“Kalau bicara antar eksekutif baik di kabupaten, provinsi maupun pusat bahkan dengan DPR, aparat tentu ada solusi. Namun, paling penting juga persoalan yang dihadapi masyarakat atau rakyat di tingkat kampung juga diberikan solusi,” ujar Yusak, yang juga Ketua Komisi A DPRD Dogiyai.
Menurut Yusak, anggota Fraksi Golkar DPRD Dogiyai, korban kebakaran yang baru saja terjadi tidak hanya menimpa warga masyarakat pendatang, namun juga warga asli Dogiyai. Ia meminta pemerintah maupun pihak berwajib mengambil data dengan cermat agar saat bantuan turun di daerah, tidak hanya diterima warga masyarakat pendatang. Bantuan tersebut juga diterima masyarakat asli Dogiyai yang jadi korban.
“Selama ini kami DPRD Dogiyai juga tidak tinggal diam ketika terjadi masalah sampai hari ini. Kami juga sudah bekerja secara maksimal dalam rangka mencari solusi agar Dogiyai jadi tanah damai. Ke depan kami tetap mengawal agar berbagai bantuan benar-benar diterima pihak korban di sekitar kota Mawonemani,” ujar Yusak.
Kapolres Sarraju Hutagalung mengatakan, selama kunjungan Menteri Muhadjir bersama rombongan, pengamanan gabungan TNI-Polri di wilayah Dogiyai dilakukan dengan ketat guna menjaga kelancaran kegiatan berjalan aman dan lancar
“Selaku penanggung jawab pengamanan yang memimpin pelaksanaan kegiatan pengamanan VIP rombongan Pak Menteri PMK kita jalankan tugas dengan baik sehingga kegiatan Pak Menteri di Provinsi Papua Tengah khususnya di Dogiyai berjalan aman, lancar, dan tertib,” ujar Hutagalung melalui Baba Halmin dari Humas Polres Dogiyai kepada Odiyaiwuu.com dari Mowanemani, Dogiyai, Jumat (21/7).
Menurut Hutagalung, usai pelaksanaan kegiatan pengamanan, apparat gabungan juga mengevaluasi sebagai tanda telah sukses melaksanakan tugas bersama menjaga kelancaran kunjungan Menteri PMK bersama rombongan.
Pengamanan yang ketat membuat kecewa Alex Waine, jurnalis jni.or.id yang hendak meliput kunjungan kerja Menteri Muhadjir bersama rombongan di Dogiyai setelah sejumlah petugas pengamanan dari Polres Dogiyai melarang Waine.
Waine mengaku dilarang saat saat hendak masuk di halaman kantor Bupati Dogiyai. Padahal, jurnalis senior di Papua Tengah itu sudah menunjukkan identitasnya. Ia mengaku kecewa karena motor miliknya ditahan di gerbang masuk kantor bupati dan kunci motornya dipaksa dicabut salah satu anggota polisi.
“Saat hendak masuk di halaman kantor bupayi, salah satu anggota Polres Dogiyai mengaku ia panitia kunjungan kerja rombongan Menteri PMK RI. Saya ditanya, ‘ada undangan atau tidak?’ Saya menjawab, ‘tidak ada undangan, Pak Karena tidak ada undangan yang dikasih ke wartawan Dogiyai.’ Polisi itu menimpali, ‘kalau tidak ada, undangan ko tidak usah masuk’. Padahal, saya sudah tunjukkan kartu pers kepada anggota itu,” ujar Waine kepada Odiyaiwuu.com dari Mowanemani, Jumat (21/7).
Pihaknya sangat menyesalkan tindakan oknum polisi yang menjadi panitia karena tidak memahami arti kebebasan pers. “Saya minta Kapolres Dogiyai membina anggota dengan baik. Mereka harus paham UU Pers yang mengatur tentang kebebasan pers,” kata Waine lebih lanjut. (Donatus Mote, Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)