MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dogiyai, Provinsi Papua berkomitmen dan tetap bekerja keras memajukan pembangunan sektor ekonomi produktif daerah guna menyejahterakan masyarakat. Pembangunan ekonomi menjadi tujuan pemerintah daerah meraih kesejahteraan. Namun, jalan meraih kesejahteraan membutuhkan, memerlukan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dan semua pemangku kepentingan, stakeholder di daerah maupun luar daerah.
“Pembangunan ekonomi daerah juga membutuhkan keterlibatan Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) Kabupaten Dogiyai dalam mengembangkan ekonomi warga,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Dogiyai Yakobus Dogomo, SS dalam sambutannya pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-17 KAPP Kabupaten Dogiyai di Aula SMP YPPK Santo Fransiskus Asisi Mowanemani, Dogiyai, Kamis (30/6).
Menurut Jak, pada momen yang berharga ini, atas nama Pemerintah Daerah Dogiyai, ia mengucapkan Selamat Merayakan Ulang Tahun ke -17 Kamar Adat Pengusaha Papua Kabupaten Dogiyai. Namun, ia menambahkan, “Saya hadir sebagai perwakilan organisasi perangkat daerah atau OPD. Bukan mewakili Bupati, Wakil atau Sekda. Kehadiran saya mewakil OPD karena KAPP Kabupaten Dogiyai adalah mitra kerja Bapedda Litbang Dogiyai,” lanjutnya.
Pada kesempatan tersebut, Jak, birokrat muda potensial Papua dari Dogiyai itu mengatakan, terkait modal usaha bagi KAPP Dogiyai, dirinya menyarankan agar KAPP Dogiyai membangun komunikasi yang produktif melalui Dinas Koperasi dan UKM setempat memberdayakan usaha para anggota dan masyarakat, termasuk akses sumber pembiayaan dari dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua.
“Saya berharap agar dari modal usaha yang diperoleh para pengurus dan anggota KAPP Kabupaten Dogiyai dari Dinas Koperasi dan UKM serta sumber pemasukan lain seperti dana otsus para pengurus maupun anggota memulai usaha-usaha yang produktif yang berkesinambungan. Para pengurus dan anggota harus mulai berusaha tetapi bila belum memulai yang besar maka dimulai saja dari usaha-usaha kecil,” ujar Jak lebih lanjut.
Jak menambahkan, pengusaha orang asli biasanya mendapat paket pekerjaan tetapi tidak memanfaatkan pendapatan dari pekerjaan tersebut untuk menjadi modal usaha. Biasanya uang yang diperoleh atau yang dimiliki langsung dihabiskan dalam waktu singkat untuk hal-hal yang bersifat konsumtif, bukan produktif.
“Ada hal, sisi baik yang bisa dipelajari dari warga pendatang di Papua dalam proses mereka mencari dan menguasai sumber-sumber ekonomi di Papua. Mereka juga pekerja keras dan sabar. Sisi baik dari pengalaman para pendatang di Papua bisa dijadikan pengalaman, guru bagi pengusaha orang asli Papua, termasuk menjaga pentingnya arti persatuan sesama pengusaha orang asli Papua. Bila pengusaha orang asli Papua bersatu, maka kita juga bisa pelan-pelan berkembang dan menguasai pemerintahan dan jalur-jalur penting dalam arus perekonomian dan keuangan,” kata Jak, sarjana lulusan Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur, Jayapura.
Jadi penonton
Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Kamar Adat Pengusaha Papua Kabupaten Dogiyai Arnoldus Douw menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Kepala Bapedda Litbang Dogiyai Yakobus Dogomo, Dewan Adat Daerah (DAD) Dogiyai, Dewan Adat Daerah Istimewa Tota Mapiha, dan para pengurus serta anggota KAPP Kabupaten Dogiyai yang berkenan hadir untuk merayakan syukur bersama pada HUT ke-17 KAPP Kabupaten Dogiyai tahun 2022.
Menurut Arnold, pada momen perayaan ulang tahun kali ini, para pengurus dan anggota mengenang kembali peran Jhon Wamu Haluk, SE, pendiri Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) pada 30 Juni 2006. Jhon Wamu Haluk adalah orang hebat, yang memandang perlu adanya organisasi bagi orang asli Papua. Ia juga mengingatkan, melalui otonomi khusus Papua para pengusaha asli Papua memanfaatkan semua peluang sebaik mungkin.
“Kita berusaha dan bekerja keras menegakkan kemandirian orang asli Papua dalam hal ekonomi melalui sektor usaha jasa konstruksi, UMKM, dan sektor riil. Ada banyak kendala, tetapi kita juga tetap berusaha untuk hak kita sebagai orang Papua. Kenyataannya, hari ini arus keuangan dikendalikan oleh pendatang. Orang asli Papua hanya bisa menonton, tidak berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi yang berlangsung era otsus,” ujar Arnold, wirausahawan muda Papua yang tengah melejit melalui berbagai gebrakan di bidang pemberdayaan ekonomi rakyat.
Arnold, tokoh muda Papua ini menekankan empat hal penting yang menjadi bahan refleksi bersama. Pertama, orang asli Papua mati di dalam noken ubi. Sedangkan orang lain leluasa mencuri dan makan ubi orang asli Papua. Kedua, entah mengapa, orang asli Papua hanya jadi penonton, tidak mampu berpartisipasi dan memperoleh keuntungan ekonomi dari pembangunan yang ada. Ketiga, setiap orang asli Papua wajib punya usaha, membiasakan diri hidup hemat dan gemar menabung. Keempat, “Pengusaha orang asli Papua di sektor riil dan jasa konstruksi wajib bersatu dalam Kamar Adat Pengusaha Papua, KAPP,” katanya.
Dewan Adat Daerah Dogiyai Alexander Pakage, SE dalam kesempatan itu mengapresiasi keberadaan KAPP Kabupaten Dogiyai. Ia mengingatkan, orang asli Papua dapat hidup tanpa bergantung pada orang lain, asal dia berada di atas tanahnya, di atas alamnya. Bila orang asli Papua tercerabut dari alam dan tanahnya, maka ia bisa menjadi miskin.
“Kembalilah kepada tanah dan alam. Manfaatkanlah tanah dan alam. Orang adat harus bekerja untuk mendatangkan uang bagi kehidupannya. Harus ada forum bersama untuk membahas situasi ekonomi di Dogiyai. Orang asli Papua harus berani memmulai dari usaha kecil dan dari hal-hal kecil. Perlu juga hidup hemat dan pandai menabung,” kata Pakage,
Sedangkan DAD Istimewa Tota Mapiha Ernest Pugiye, SS menambahkan, KAPP Kabupaten Dogiyai adalah oase bagi rakyat Dogiyai. Saat ini merupakan momen tepat dan sangat penting bagi orang asli Papua menyatukan kekuatan ekonomi. Meski kenyataannya, peran KAPP Dogiyai kurang dianggap dan tidak didukung dengan dana memadai.
Menurutnya, perlu ada momentum tertentu antar pengusaha orang asli Papua digelar agar terjadi diskusi dan sharing pengalaman. Setiap pengusaha orang asli Papua dapat berbagi kisah sukses. Para penusaha asli Papua bisa saling menguatkan dan merangkul serta menyemangati dalam upaya memberdayakan ekonomi anggota dan masyarakat. Semua orang bisa bekerja tetapi, ujarnya, akan lebih optimal dengan memanfaatkan potensi masing-masing pengusaha.
“Potensi di dalam diri, potensi modal yang ada di sekitarnya. Setiap kita punya perbedaan potensi diri dan modal. Maka kembali kita mengenali potensi dan cara meningkatkannya. Kita mengalami ketidakadilan ekonomi di negeri sendiri. Kita mengalami ketersingkiran dalam akses berbagai sumber ekonomi. Saatnya orang asli Papua harus bicara, menjadi tuan di negeri sendiri. Jangan bicara seperti pendatang di tanah Papua,” kata Pugiye.
Perayaan syukur tersebut dihadiri kurang lebih 30 orang yang terdiri dari unsur anggota KAPP Kabupaten Dogiyai, unsur Dewan Adat Daerah Dogiyai dan Dewan Adat Daerah Istimewa Tota Mapiha, unsur pemerintah daerah, tokoh pemuda, gereja, tokoh ekonomi dan undangan lainnya. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 10:00 hingga 12:40 WIT.
Kegiatan yang berlangsung hikdmat didahului doa dan menyanyikan lagu Mars Papua. Panitia juga mengumumkan pemenang sayembara lomba menulis artikel opini berjudul Strategi Pemberdayaan Ekonomi Sektor Riil Orang Asli Papua di Kabupaten Dogiyai. Sayembara ini diselenggarakan BPD KAPP Kabupaten Dogiyai. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)