JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Pengurus Pusat Pemuda Katolik melalui Departemen Gugus Tugas Papua, Sabtu (1/10) menggelar webiner seri kedua bertajuk Pemuda Penggerak Transformasi Digital di Tanah Papua dan dihadiri para pemuda dan mahasiswa asal Papua seluruh Indonesia.
Webinar tersebut merupakan salah satu bentuk konkrik Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik dalam Program Papua Edukatif yang sudah dan sedang berlangsung hingga saat ini.
Seri webiner tersebut menghadirkan lima narasumber dari berbagai bidang, yaitu Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Bidang Komunikasi dan Media Massa Prof Dr Widodo Muktiyo, SE, M. Com, dan Ketua Program Studi Hubungan Masyarakat Universitas Kristen Satya Wacana Dr Rini Darmastuti, S.Sos, M.Si.
Selain itu, tampil juga Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Bondan Wicaksono, SE, ME, Ketua Relawan Tik Papua Aldo F Moy, dan Wakil Ketua Departeman Gugus Tugas PP Pemuda Katolik sekaligus wartawan Kompas.com liputan Papua Roberthus Yewen, S.Sos, M.Si.
Menurut Widodo, hampir 77 persen penduduk Indonesia sudah melek teknologi digital atau setara 210 juta penduduk Indonesia sudah mengenal digitalisasi, terutama generasi muda saat ini.
“Teknologi akan membantu kita dan organisasi kita untuk lebih efektif, efesien, dan mudah. Anak-anak muda bisa menjangkau dunia dengan mengakses teknologi digital saat ini,” ujar Widodo.
Widodo mengatakan, konektivitas yang semulanya dicanangkan pada tahun 2032 semua daerah di Indonesia sudah terkoneksi jaringan telekomunikasi, telah dimajukan dan direncanakan akhir tahun ini. Artinya, akhir tahun ini semua daerah sudah bisa mengakses jaringan telekomunikasi.
Hal ini merupakan program Kemenkominfo mendorong pembangunan infranstruktur telekomunikasi dan memasang jaringan di seluruh daerah. Dengan demikian, di masa akan datang daerah-daerah sudah terkoneksi. Semua daerah bisa terkoneksi jaringan 4G yang telah dibangun hingga ke seluruh pelosok negeri.
“Di samping infrastruktur harus digalakan terus, harus ada road map government atau digital. DPR baru saja mengesahkan UU tentang Perlindungan Data Pribadi,” katanya.
Sedangkan Darmastuti mengatakan, budaya dalam menggunakan media sosial merupakan sesuatu yang sangat penting. Setiap orang yang menggunakan media sosial (medsos) perlu membangun komunikasi secara bertanggungjawab.
“Budaya media sosial penting harus diperhatikan, sehingga setiap orang bisa saling menghargai dan menghormati antara satu dengan yang lain dan tidak menimbulkan komunikasi yang menimbulkan konflik di dalam medsos,” kata Darmastuti.
Darmastuti menjelaskan, ruang lingkup etika dalam bermedia sosial perlu diperhatikan seperti kesadaran dalam melakukan sesuatu harus dengan sadar dan bertanggung jawab.
“Pengguna medsos perlu memiliki kejujuran, menghindari plagiasi, manipulasi, dan lain sebagainya. Selain itu, harus bijak dalam menggunakan media sosial,” jelasnya.
Sedangkan Bondan menambahkan, Pemuda Katolik mempunyai program Petra Digital bekerja sama dengan berbagai pihak. Salah satunya yaitu Kemenkominfo melakukan workshop dan pelatihan terkait digitalisasi bagi pemuda Katolik di seluruh Indonesia.
Menurutnya, literasi digital merupakan hal paling penting dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat, terutama generasi muda agar memanfaatkan teknologi digital untuk membangun sumber daya manusia di masa akan datang di Indonesia, khususnya di kalangan pemuda.
“Program digitalisasi yang selama ini diselenggarakan Pemuda Katolik merupakan bagian dari program kerja dan upaya membangun kolaborasi, sehingga gerakan literasi digital terus digaungkan di kalangan pemuda,” kata Bondan.
Pemateri lainnya, Aldo F Mooy mengungkapkan, pihaknya terus membangun semangat literasi digital bagi semua kalangan. Baik pelajar, mahasiswa dan organisasi kepemudaan lainnya di seluruh wilayah tanah Papua.
“Semangat literasi digital terus kami gaungkan dari Relawan TIK Papua bersama-sama dengan komunitas lainnya. Misalnya memperkenalkan penggunaan media sosial yang baik dan benar, pelatihan perlindungan data pribadi dan lain sebagainya,” ujar Aldo.
Aldo menambahkan, saat ini pihaknya juga melaksanakan kegiatan literasi digital dengan berkolaborasi bersama para jurnalis senior di tanah Papua melalui program pelatihan terkait literasi digital dan penulisan berita.
“Ini merupakan semangat kolaborasi untuk memperkenalkan kerja-kerja jurnalis secara dini kepada para siswa dan siswi yang ada di sekolah-sekolah di Papua,” ujar Aldo.
Sementara itu, Roberth mengatakan, semangat membangun literasi digital perlu digaungkan para komunitas literasi di berbagai bidang yang ada di Papua.
“Kita bisa lihat hari ini banyak sekali komunitas yang bergerak di dunia literasi digital di tanah Papua. Misalnya, pelatihan literasi digital di bidang UMKM, pendidikan, kesehatan, teknologi dan lain sebagainya. Ini merupakan langkah maju yang terus dilakukan di tanah Papua,” kata Roberth.
Ketua Departemen Gugus Tugas Papua Pemuda Katolik Melkior Sitokdana, ST, M.Eng menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama para narasumber dan peserta yang telah hadir mengikuti webinar.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam kegiatan ini. Semoga semangat literasi digital terus kita gaungkan dalam membangun Papua kedepan,” kata Melkior.
Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara Pemuda Katolik dan Kemenkominfo untuk membangun semangat literasi bagi generasi muda di tanah Papua.
“Semoga dengan webiner ini para pemuda di Papua terus membangun dirinya dan ikut terlibat dalam program dan kegiatan literasi digital di komunitas dan lingkungannya masing-masing dalam membangun Papua di bidang literasi digital,” lanjut Melkior, akademisi kelahiran Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Diskusi dipandu Koordinator Biro Pemberdayaan Perempuan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santo Efrem Jayapura Selviyane Brumen. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)