Kapolda Papua Tengah Alfred Papare Diminta Bentuk Tim Tangani Konflik di Kabupaten Puncak Jaya - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Kapolda Papua Tengah Alfred Papare Diminta Bentuk Tim Tangani Konflik di Kabupaten Puncak Jaya

Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Tengah Brigjen Pol Alfred Papare, SIK (kanan) dan tokoh muda Papua Tengah Otis Tabuni, SH, MH (kiri), Foto: Istimewa

Loading

TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Papua Tengah Brigjen Pol Alfred Papare, SIK diminta segera membentuk tim gabungan penanganan konflik horizontal di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah. 

Permintaan tersebut mencuat setelah terjadi aksi saling serang massa pendukung pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Puncak Jaya nomor urut 1 Yuni Wonda-Nus Kogoya dan massa pendukung paslon nomor urut 2 Miren Kogoya-Wendi Wonerengga pada helatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2025 di Puncak Jaya, Papua Tengah.

Sejak 27 November 2024 hingga Jumat (4/4), aksi saling serang massa pendukung paslon memakan korban 12 orang meninggal, ratusan lainnya menderita luka-luka, dan ratusan bangunan terbakar. 

“(Kapolda Papua Tengah) segera mengirim tim gabungan ke Puncak Jaya. Tim itu gabungan dari delapan Polres di Papua Tengah bersama aparat TNI untuk lebih tegas. Semua kekuatan turun ke Puncak Jaya,” ujar tokoh muda Papua Tengah Otis Tabuni, SH, MH melalui surat terbuka yang salinannya diperoleh Odiyaiwuu.com dari Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Minggu (6/4).

Permintaan membentuk tim gabungan penanganan konflik horizontal tersebut, ujar Otis, berpijak dari pengalaman penanganan beberapa konflik sebelumnya di beberapa daerah di tanah Papua. Tim penanganan konflik di Puncak Jaya turun langsung ke wilayah konflik tersebut kemudian menempuh sejumlah langkah konkrit.

Pertama, merampas semua peralatan perang seperti anak panah, parang, kampak, dan lain-lain. Kedua, menangkap dan  membawa kepala perang utama dari kedua  kubu dan sub kepala perang dari keluarga korban ke Markas Polda Papua Tengah untuk  mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum. Mereka (kepala perang) harus keluar dari Puncak Jaya dan diproses.

“Mempertemukan semua kepala perang lalu membuat keputusan, kesepakatan, komitmen, dan penyelesaian perang. Kedua paslon, tim sukses dan semua pendukung (sepakat) bahwa tidak akan lagi perang,” kata Otis. 

Otis menegaskan, tanpa mengambil tindakan keras, aparat kepolisian hanya menjadi penonton. Fakta di video yang beredar menunjukkan aparat keamanan hanya datang sebagai penonton perang. 

Otis menambahkan, cukuplah berhenti perang karena rakyat yang menderita, akses pendidikan tidak normal, pelayanan kesehatan tidak berjalan, dan perekonomian rakyat lumpuh. Apa yang mau dibanggakan dengan perang..

“Kedua calon itu jadi Bupati membuat Puncak Jaya seperti Surga? Anda-anda yang mendukung perang mendapat kekayaan tujuh turunan? Sama sekali tidak. Anda harus sadar dan damai. Stop perang,” kata Otis.

Pada Jumat (14/2) Alfred bersama Penjabat Bupati Puncak Jaya Yopi Murib, SE, MM, Ketua Sementara DPRK Puncak Jaya, Kapolres AKBP Kuswara, Komandan Kodim 1714/Puncak Jaya Letkol Inf Irawan Setya Kusuma, S.Hub, Int, Presiden GIDI Pendeta Usman Kobak, Ketua Wilayah GIDI Puncak Jaya Pendeta Lenis Kogoya, dan sejumlah tokoh gereja lainnya berada di Mulia, kota Kabupaten Puncak Jaya. 

Kehadiran Alfred untuk menemui massa pendukung paslon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya serta massa pendukungnya yang terlibat saling serang beberapa hari sebelumnya.

Alfred bersama Yopi Murib awalnya menyambangi kubu paslon 01 yang berjumlah ratusan orang di Muliambut, Distrik Mulia. Dalam kesempatan tersebut sebagai Kapolda putra asli tanah Papua ia meminta kedua belah yang bertikai menghentikan perang, tidak boleh ada korban lagi di antara sesama anak honai.

“Sebagai Kapolda dan anak Papua, saya minta tidak boleh ada korban lagi. Tidak boleh ada yang mati karena dibunuh. Tuhan mengasihi kita dan sesama kita. Karena itu, kita semua harus saling mengasihi,” ujar Alfred melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com dari Mulia, Puncak Jaya, Jumat (14/3).

Alfred juga memohon kerja sama kedua belah pihak sebagaimana permintaan keluarga korban agar diberikan waktu untuk melakukan musyawarah. Ruang musyawarah, kata Alfred sangat ia hormati sehingga dipersilahkan memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik agar damai senantiasa hadir di tengah masyarakat.

“Kami dari pihak keamanan bersama Bapak Penjabat Bupati Puncak Jaya dan para hamba Tuhan menunggu jika pihak keluarga sudah bicara, mari datang sama kita dan apa yang keluarga sampaikan kita akan dengar baik-baik,” kata Alfred.

Kehadiran Alfred bersama Yopi Murib beserta jajarannya, pucuk pimpinan TNI, pimpinan gereja, dan para tokoh masyarakat diharapkan kedua belah pihak yang terlibat konflik segera berdamai sebagai sesama anak honai di Puncak Jaya.

“Tidak boleh lagi yang jalan pegang anak panah karena pasti kita akan sita. Jika masih tidak dengar, kita akan sita di honai dan kita jaga kota ini. Nanti kita akan sampaikan hal yang sama ke kubu 2,” kata Alfred, Kapolda kelahiran Serui, kota Kabupaten Kepulauan Yapen, 6 April 1974. 

Dalam kesempatan tersebut, Alfred menyerahkan bantuan bahan makanan untuk kubu paslon nomor urut 01. Salah satu tokoh masyarakat dari kubu paslon 01 yang diterjemahkan oleh Pendeta Lenis Kogoya mengatakan, pihak kubu paslon 01 minta diberi waktu untuk berbicara keluarga yang di bawah (kubu paslon 02). 

“Kami datang dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. Kami ingin damai, tidak ingin ada masalah. Pak Penjabat Bupati Puncak Jaya ada hari ini adalah bagian dari kami. Beliau tahu persis jika kejadian seperti ini penyelesaiannya seperti apa,” kata Lenis Kogoya mengutip tokoh kubu paslon 01. 

Selain itu, Alfred bersama rombongan menemui kubu paslon nomor urut 02 di Lapangan Kampung Pagaleme, Mulia. Dalam kesempatan tersebut, Alfred meminta pihak-pihak yang terlibat konflik segera menghentikan saling serang satu sama lain.

“Saya kedua kali berdiri di sini. Waktu itu, keluarga di sini sudah janji untuk tidak melakukan gerakan tambahan atau menyerang kubu 01. Tapi, dengan kejadian kemarin akhirnya terjadi perang dan ada korban lagi,” ujar Alfred.

Dalam kesempatan itu, Alfred juga menyampaikan bahwa pihak kubu 01 sudah menyatakan ingin damai, tidak mau perang lagi. Karena itu, jika sudah sepakat pihaknya akan mengundang pihak kubu 02. 

“Kita akan bicara dengan mereka (kubu 02). Sambil menunggu itu dan sesuai kesepakatan kita sebelumnya, tidak boleh ada yang jalan pegang panah lagi. Jika masih ada lagi, kami tidak hanya menyita anak panah dari kubu 01 dan 02 di jalan tapi akan masuk ke honai-honai untuk mengambil semua anak panah,” kata Alfred. 

Alfred menegaskan, pihaknya tidak menginginkan terjadi perang lagi di antara kedua belah pihak sesama warga Puncak Jaya. “Saya tidak mau ada yang mati lagi. Memang di sini tidak ada korban, tapi kita sudah sepakat cukup. Jangan ada nyawa yang melayang lagi di tanah ini,” kata Alfred mengingatkan.

Alfred juga menyampaikan bahwa pihaknya juga sudah berbicara dengan calon Bupati Miren Kogoya untuk menyampaikan kepada keluarga di Mulia menunggu kubu 01 untuk berdamai, sehingga nanti akan duduk bersama-sama. Dalam kesempatan tersebut, Alfred memberikan bantuan berupa bahan makanan kepada kubu 02.

Dalam kunjungan di Puncak Jaya, Alfred bersama rombongan juga mengunjungi keluarga korban yang meninggal akibat terlibat saling serang pada Rabu (12/2) di Kampung Kulirik, Distrik Muara. Alfred juga memberikan bantuan bahan makanan kepada keluarga korban.

Di hadapan Alfred bersama rombongan, keluarga korban tersebut menyampaikan tidak mau ada masalah lagi dan merindukan suasana aman dan damai. “Saat ini kami tinggal menunggu keluarga korban untuk memutuskan. Mudah-mudahan malam ini atau besok, sudah ada titik terang,” kata perwakilan keluarga korban.

Sedangkan usai menemui dua kubu yang terlibat konflik, Alfred mengaku prinsipnya tetap mendengar apa yang mereka inginkan. Kedua belah pihak juga berniat agar segera berdamai dan hidup dalam suasana aman. 

“Kita sudah membagi tugas. Pak Penjabat Bupati, Ketua DPR, Pelaksana Harian Sekda dibantu pihak gereja, akan melakukan komunikasi dengan pihak korban. Kalau sudah ada jawaban, kemungkinan besar, besok kita akan duduk mendengar langsung apa keinginan mereka,” kata Alfred. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :