JAKARTA, ODIYAIWUU.com — Jaringan Damai Papua (JDP) menyatakan turut berbelasungkawa atas meninggalnya Pratu TNI Dwi Miftahul Ahyar saat kontak senjata dengan pihak yang disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Pos Satuan Tugas Kodim Mupe Yonif 3 di wilayah Kalikote, Kabupaten Nduga, Papua, Jum’at (22/4). JDP menyerukan perlu disiapkan format dialog damai Papua-Jakarta guna mengakhiri konflik sosial politik di Bumi Cenderawasih.
“Jaringan Damai Papua senantiasa menyerukan ditempuhnya jalan damai melalui dialog Papua-Jakarta demi menyelesaikan konflik sosial politik di tanah Papua. Seruan dialog damai Papua sudah dimulai sejak 2008. Bahkan melalui penyelenggaraan Kongres Papua II pada Mei-Juni 2000 di GOR Cenderawasih, Jayapura telah dicanangkan manifesto politik perjuangan rakyat Papua yang hendak menempuh jalan damai dengan dialog sebagai pilihan dalam menyelesaikan soal tuntutan Papua merdeka,” ujar Juru Bicara Jaringan Damai Papua Yan Christian Warinussy kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Sabtu (23/4).
Menurut Warinussy yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian, dan Pengembangan Bantuan Hukum Manokwari, Papua Barat, tuntutan dialog damai Papua-Jakarta bermartabat dan terhormat juga sudah disampaikan pada 15 Februari 1999 di hadapan Presiden BJ Habibie di Istana Merdeka Jakarta. Sehingga melalui kesempatan ini, pihak JDP meminta Presiden Jokowi segera mempertimbangkan untuk melakukan demiliterisasi di seluruh tanah Papua.
“Presiden Joko Widodo dapat memulai menunjuk tokoh kunci dialog Papua-Jakarta guna merancang langkah dialog damai dengan pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPN-PB yang selama ini selalu disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata,” katanya.
Salah satu langkah penting mempersiapkan langkah damai melalui dialog Papua-Jakarta, kata Warinussy, adalah menghentikan ‘perang’ atau kontak senjata antara TNI-Polri dengan TPN-PB di seluruh tanah Papua. Jedah Kemanusiaan sesungguhnya penting dalam memberi akses pelayanan kesehatan, kemanusiaan dan nyaman pendidikan bagi rakyat sipil di sekitar wilayah konflik. Kemudian proses pertemuan informal antara para pihak yang berkepentingan menjadi pilihan penting di awal persiapan dialog damai.
Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol (Kav) Herman Taryaman sebelumnya mengemukakan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang Pos Satuan Tugas Kodim Mupe Yonif 3 di wilayah Kalikote, Nduga, Papua, Jumat (22/4) sore. Akibatnya, satu orang prajurit TNI tewas.
“Satu meninggal dunia atas nama Pratu Mar Dwi Miftahul Ahyar. Dalam insiden itu terdapat satu perwira TNI bernama Mayor (Mar) Lilik Cahyanto yang juga terkena luka rekoset atau pantulan peluru di bagian bahu,” kata Herman Taryaman kepada wartawan mengutip cnnidonesia.com Sabtu (23/4).
Herman menjelaskan, setelah penembakan itu, wilayah di Pos Kalikote masih mengalami gangguan sinyal seluler sehingga belum diketahui lebih lanjut laporan lengkap mengenai insiden tersebut. Sedangkan korban sudah dievakuasi menggunakan Helikopter jenis Caracal dari Distrik Kenyam. “Jenazah tiba pukul 11.15 WIT selanjutnya jenazah dibawa ke RSUD Mimika untuk dilakukan pemulasaran jenazah,” kata Herman
Menurutnya, situasi di wilayah Nduga saat ini sudah dapat dikendalikan. Aparat TNI bersiaga mengantisipasi serangan tembakan susulan dari kelompok separatis tersebut. Namun, tak ada korban dari unsur masyarakat sipil dalam insiden tersebut.
Sementara itu Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) Kodap 3 Ndugama-Derakma mengakui ada kontak senjata dengan TNI/Polri (Jumat) kemarin. Melalui keterangan tertulis, pimpinan OPM Egianus Kogoya mengatakan penyerangan terjadi pukul 15.00 waktu setempat. Ia mengaku tak bisa memastikan jumlah korban dari pihak TNI. Namun ia mengklaim tak ada korban dari pihak TPN-PB.
“Di pihak kami tidak ada yang luka maupun korban tembak mati. Serangan juga dilancarikan sehari sebelumnya, Kamis (21/4) saat rombongan TNI-Polri yang melintas ditembaki,” kata Egianus Kogoya. Hal ini dibenarkan Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal. “Iya benar 21 April 2022,” kata Kamal kepada cnnidonesia.com, Sabtu (23/4).
Egianus Kogoya meminta warga sipil untuk sementara tidak melintas di wilayah di mana terjadi penembakan tersebut. Ia mengklaim banyak anggotanya berada di wilayah itu. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)