KUPANG, ODIYAIWUU.com — Jenazah Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang Mgr Petrus Turang menurut rencana, Selasa (8/4) pukul 09.00 WITA akan dimakamkan di Gereja Paroki Katedral Kristus Raja Kupang, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur.
Prosesi pemakaman akan diselenggarakan dalam Misa Agung yang dipimpin Uskup Agung Kupang Mgr Hironimus Pakaenoni dan dihadiri umat Katolik dari berbagai paroki di Kupang dan sekitarnya.
Tokoh awam Katolik Keuskupan Agung Kupang Prof Dr Aloysius Liliweri, MS mengenang mendiang Uskup Emeritus Turang sebagai sosok gembala yang baik hati, bertanggung jawab dalam tugas kegembalaan, dan rasional dalam mengambil keputusan berpijak juga dari latar belakang disiplin ilmu sosiologi.
“Saya mengenal baik Almarhum Bapak Uskup Turang selama 27 tahun. Dalam pertemuan, saya bersama Almarhum berdiskusi banyak hal karena rumah saya tak jauh dari keuskupan. Kami juga selalu makan malam bersama sambil berdiskusi terkait perkembangan dan kemajuan gereja di keuskupan,” ujar Alo Liliweri kepada Odiyaiwuu.com dari Kupang, Timor, Minggu (6/4).
Menurut Liliweri, latar belakang Uskup Turang di ilmu Licentiate Sosiologi di Roma, Italia adalah persembahan terindah bagi kemajuan umat Katolik. Dengan basis pengetahuan dan ilmu sosiologi yang kuat, katanya, dalam bekerja Uskup Turang sangat bertanggung jawab atas tugas kegembalaan selama memimpin Keuskupan Agung Kupang hingga purna tugas.
“Berbekal pengetahuan ilmu sosiologi yang kuat selama kuliah di Roma, sangat membantu Bapa Uskup Turang dalam bekerja. Sekian puluh tahun beliau bekerja di beberapa komisi, terutama Komisi Pengembangan Sosial dan Ekonomi di Konferensi Waligereja Indonesia,” kata Liliweri, guru besar Komunikasi Lintas Budaya Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.
Liliweri mengatakan, saat bertugas di KWI selama mengunjungi umat di berbagai keuskupan di Indonesia, Uskup Turang mengenal betul situasi kehidupan masyarakat, tidak hanya umat Katolik tetapi masyarakat dari berbagai latar belakang suku, agama, ras maupun golongan lainnya sehingga sangat memahami persoalan yang dihadapi masyarakat, terutama umat Katolik.
“Sejauh pengalaman berjumpa dan berdiskusi dengan Bapa Uskup, termasuk para imam di keuskupan maupun awam Katolik basis keilmuannya sangat membantu beliau dalam mengambil keputusan. Saya sangat sedih saat mendengar Bapa Uskup meninggal,” ujar Liliweri, awam Katolik kelahiran Desa Normal, Leunoda, sebuah kampung Muslim di ujung timur Pulau Lembata.
Menurut Liliweri, tak berlebihan saat diangkat menjadi Uskup Agung Kupang Mgr Turang mengambil motto tahbisan, Berkeliling Sambil Berbuat Baik. Tak berlebihan, dalam semua hal yang disampaikan para pastor dalam pembekalan formasi, misalnya, Uskup Turang adalah sosok yang mahir dan tepat karena berlatar belakang pendidikan sosiologi.
“Karena itu saat diskusi dengan saya, nyambung. Beliau mempelajari ilmu sosiologi dan sosiologi dari masyarakat Nusa Tenggara Timur yang multietnik. Kita tahu, wilayah Keuskupan Agung Kupang meliputi juga Kabupaten Kupang, Alor, Timor Tengah Selatan, Kota Kupang, Rote Ndao, dan Sabu Raijua. Beliau mempelajari dan mengerti watak masyarakat suku bangsa ini,” kata Liliweri.
Menurut Liliweri, mantan wartawan SKM Dian, Ende dan Tabloid Flobamora, Kupang, Uskup Turang mempelajari dan sungguh memahami watak dan karakter wilayah-wilayah yang multietnik ini semasa menggembalakan umatnya di Keuskupan Agung Kupang hingga purna tugas.
“Selain memiliki pengetahuan yang cermat dan cerdas mempelajari suku-suku bangsa ini sehingga beliau mudah diterima. Karena itu, saya juga sangat bangga saat diajak berdiskusi bersama para imam terkait perkembangan umat dan pengembangan ekonomi masyarakat khususnya di Keuskupan Agung Kupang,” kata Liliweri, umat Paroki Santa Maria Assumpta Kota Kupang.
Sedangkan Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengaku, berpulangnya Uskup Turang membuat pemerintah dan masyarakat tanah Flobamora kehilangan sosok gembala yang berjasa bagi pembangunan daerah.
“Bapa Uskup Petrus Turang adalah salah satu penggerak ekonomi masyarakat. Selama menggembalakan umat Katolik di Keuskupan Agung Kupang beliau mendorong masyarakat untuk bertani dan beternak. Ini bukan hanya bagi umat Katolik yang dia pimpin, melainkan juga bagi semua umat,” ujar Laka Lena.
Saat ini jenazah Uskup Turang disemayamkan di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang. “Pemakamannya di Gereja Katedral Kristus Raja Kupang hari Selasa (8/4). Nanti akan digelar Misa pemakaman pukul 09.00 WITA,” ujar Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Agung Kupang Pastor Krispinus Saku, Pr di Kupang, Timor, Sabtu (5/4).
Mgr Turang meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, Jumat (4/4) pukul 06.20 WIB. Uskup Turang menghembuskan nafas terakhir akibat komplikasi penyakit.
Presiden Republik Indonesia H. Prabowo Subianto menyampaikan duka berpulangnya Uskup Turang. Prabowo melayat ke Gereja Katedral Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Jakarta Pusat, tempat jenazah mendiang disemayamkan.
“Saya datang melayat karena memang Mgr Turang memang saya kenal baik, sering ketemu dan juga ada hubungan keluarga. Jadi ya saya kira sebagai manusia kita memberi penghormatan kita, saya ucapkan belasungkawa ke keluarganya semua,” kata Prabowo saat melayat di Katedral, Jumat (4/4).
Prabowo mengenang Mgr Turang sebagai sosok pribadi yang baik. Mendiang selalu mengabdikan dirinya kepada rakyat kecil. “Ya beliau orang baik, selalu berpikir positif dan beliau selalu kerja untuk rakyat kecil. Itu yang saya tahu,” kata Prabowo.
Jenazah Mgr dibawa dari Jakarta dan tiba di Kupang, Sabtu (5/4) sekitar pukul 10.10 WITA. Tiba di Kupang, jenazah dibawa ribuan umat Katolik dan disemayamkan sementara di Istana Keuskupan Agung Kupang di Oepoi, Kecamatan Oebobo, pada pukul 11.30 WITA. Jenazah kemudian dibawa ke Katedral Kristus Raja Kupang di Bonipoi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang pukul 12.00 WITA. Jenazah akan disemayamkan di Katedral Kristus Raja Kupang hingga pemakamannya.
Mgr Petrus Turang lahir di Tataaran, Manado, Sulawesi Utara, 23 Februari 1947. Ia ditahbiskan menjadi imam dioses Keuskupan Manado pada 18 Desember 1974. Sebelum menjadi Uskup Agung Kupang, Mgr Turang sempat memegang jabatan sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Pada 21 April 1997 Mgr Turang diangkat Paus Yohanes Paulus II menjadi Uskup Koajutor Keuskupan Agung Kupang. Uskup Agung Kupang saat itu adalah Mgr Gregorius Monteiro. Pada 27 Juli 1997 Mgr Turang ditahbiskan menjadi Uskup Koajutor Keuskupan Agung Kupang oleh Mgr Julius Kardinal Darmaatmadja, Uskup Agung Jakarta.
Acara pentahbisan berlangsung di Arena Pameran Fatululi Kota Kupang. Pada 10 Oktober 1997 naik tahta menjadi Uskup Agung Kupang setelah Uskup Agung Kupang Mgr Gregorius Monteiro berpulang. Selamat jalan menuju rumah Bapa di Surga, Bapa Uskup. Terima kasih atas tugas kegembalaanmu bagi umat Katolik Indonesia, teristimewa umat Katolik Keuskupan Agung Kupang dan masyarakat tanah Flobamora. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)