Oleh Marco Kasipdana
Mahasiswa Magister Studi Pembangunan UKSW Salatiga asal Pegunungan Bintang
PAPUA Pegunungan, provinsi baru dari enam provinsi di tanah Papua yang letak geografisnya berada di pegunungan. Provinsi itu terdiri dari delapan kabupaten, 252 distrik, 10 kelurahan, 2.617 kampung, 23 suku, 46 bahasa daerah, 1,448 juta penduduk.
Provinsi Papua Pegunungan Identik dengan pusat pertumbuhan penduduk manusia kulit hitam, berambut keriting ras Melanesia sehingga seringkali Papua Pegunungan di mata dunia adalah wilayah dengan mayoritas penduduk orang asli Papua.
Dengan hadirnya provinsi baru ini telah memberikan harapan baru bagi manusia Melanesia yang ada di wilayah ini yang dianggap tertinggal, terbelakang, terisolir, terluar dan jauh dari modernisasi, digitalisasi, industrialisasi, dan globalisasi.
Sisi lain Papua Pegunungan menjadi basis pertumbuhan ideologi dirikan bangsa, negara, potensi ancaman bagi bangsa Indonesia dan pusat investasi pembiayaan ekonomi masa depan dunia. Penulis menyebutnya dengan wilayah perebutan investasi masa depan Indonesia bahkan dunia.
Dari kedua potensi baik sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki provinsi baru ini perlu dikelola dengan hikmat kebijaksanaan dalam rangka memberikan kontribusi membangun Indonesia dari Papua Pegunungan.
Penulis mengutip sebuah pernyataan politisi asal Papua Pegunungan Befa Yigibalom yang mengatakan, “jika Indonesia aman, bangunlah Papua Pegunungan tanpa mempertimbangkan untung-rugi karena Papua Pegunungan dianggap ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia selama ini.”
Pilkada
Sejarah akan mencatat bahwa 27 November 2024 mendatang adalah awal peradaban, kebangkitan, babak baru, kehidupan baru, konsep Pembangunan baru bagi masyarakat di wilayah delapan kabupaten di Papua Pegunungan melalui pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur dan Wakil Gubernur.
Sejauh yang penulis ketahui, ada dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Pegunungan yang akan berkompetisi merebut kursi kepemimpinan lima tahun mendatang. Kedua paslon dimaksud yaitu Jhon Tabo-Ones Pahabol (Jones) dan Befa Yigibalom-Natan Pahabol (BY-NP).
Kedua paslon memiliki visi, misi, program, target masing-masing didukung dengan rekam jejak berkompetisi dalam Pilkada 2024. Publik sudah tahu, kedua paslon tidak diragukan lagi. Paslon mana yang menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Pegunungan periode 2024-2029 adalah seleksi alam, pilihan Tuhan dan pilihan rakyat Papua Pegunungan.
Seperti apa dan bagaimana mimpi masa depan Papua Pegunungan tentu bukan perkara mudah. Butuh komitmen pemimpin dengan kesediaan sumber anggaran serta partisipasi masyarakat terlibat dan ambil bagian dalam pawai pembangunan.
Para pemimpin memimpikan wilayah sebagai daerah maju yang ditandai oleh meningkatnya pendapatan per kapita rakyatnya setara dengan penduduk daerah-daerah maju setidaknya di antara 15.000 sampai 20.000 US dollar per kapita.
Di suatu saat setelah 100 tahun Papua Pegunungan, mimpi kita adalah menjadi provinsi dengan taraf hidup yang tinggi karena aksesibilitas barang dan jasa, ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan teknologi merata di setiap wilayah sehingga dalam hal ini hubungannya dengan kualitas manusia serta harapan hidup lebih baik.
Dimulai tahun pertama Papua Pegunungan, provinsi dan kabupaten hingga distrik harus akan menikmati perkembangan ekonomi yang baik melalui kebijakan dan keterwakilan dalam sistem politik dan pemerintahan yang profesional, akuntabel, terutama mengutamakan kepentingan umum dan mengesampingkan kepentingan pribadi serta golongan.
Pemerintah harus merancang jalan bagi sebuah provinsi yang di dalamnya tidak saja rakyatnya berpendapatan tinggi tetapi juga memiliki harapan hidup yang tinggi, keamanan yang terjamin. Begitu pula aspek kesehatannya yang berkualitas dukungan fasilitas kesehatan negara dan swasta, tingkat pengangguran rendah serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selanjutnya dengan capaian itu, Papua Pegunungan akan mampu mengekspor sumber daya alam yang memiliki nilai tambah yang tinggi (bukan bahan mentah) sehingga berujung pada tingginya pendapatan asli daerah. Pemimpin wajib melayani kepentingan umum terutama kesehatan masyarakat dan menyiapkan SDM bagi masa depan Papua Pegunungan.
Dengan idealisme semacam itu dan pertumbuhan yang terus meningkat, Papua Pegunungan dipastikan akan menjadi pusat investasi SDM dan SDA. Begitu pula memiliki tenaga kerja dengan keahlian khusus. Praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme sejauh mungkin dihindari dalam praktik pemerintahan dan pelayanan pembangunan bagi masyarakat.
Masa depan
Papua Pegunungan yang saat ini sudah di depan mata merupakan wujud keseriusan negara untuk membangun masyarakat di wilayah yang dilabeli tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Karena itu, menjadi tugas bersama pemerintah, masyarakat, dan stakeholder merancang masa depan pembangunan sehingga Papua Pegunungan menjadi sebuah provinsi baru yang akan jadi pusat imajinasi, pusat pertumbuhan pikiran, dan idealisme bangsa.
Di Papua Pegunungan akan lahir pemimpin baru yang diharapkan mendesain atau merancang dasar dan konsep pembangunan daerah. Pemerintah baru perlu segera membangun kantor pemerintahan, fasilitas layanan sosial masyarakat dan lain-lain sebagai pusat kendali pelayanan publik.
Dengan demikian, membantu masyarakat mendapatkan akses layanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lain-lain dengan mudah.