Kodam Cenderawasih Bentuk Tim Investigasi Bantu Ungkap Pelaku Bom di Kantor Redaksi Jubi - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Kodam Cenderawasih Bentuk Tim Investigasi Bantu Ungkap Pelaku Bom di Kantor Redaksi Jubi

Kantor Redaksi Jubi di Jalan SPG Taruna Waena, Kota Jayapura, Papua (kiri) dan Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan, SE, MM (kanan). Pada Rabu (16/10/2024) sekitar pukul 03.15 WIT dilempari bom molotov orang tak dikenal. Sumber foto: Papuatoday.com, Rabu, 16 Oktober 2024

Loading

JAYAPURA, ODIYAIWUU.com — Pihak Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih membentuk tim investigasi guna membantu mengungkap pelaku aksi pelemparan bom molotov ke kantor Redaksi Jubi yang terjadi Rabu (16/10 2024). Langkah itu diambil sebagai bentuk keseriusan dalam mendukung penegakan hukum sekaligus wujud transparansi TNI.

Kepala Penerangan Kodam Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan, SE, MM mengatakan, sebagai wujud keseriusan mengusut kasus bom tersebut pihak Kodam Cenderawasih membentuk tim investigasi.

Tim tersebut terdiri dari staf intelijen, polisi militer, dan staf hukum sehingga diharapkan membantu mengungkap kasus itu terang benderang siapa pelakunya. Selain itu, langkah tersebut menjawab pemberitaan yang menuduh prajurit TNI sebagai pelaku. Selama ini, beberapa saksi warga sipil disebut-sebut sebagai saksi kunci telah dimintai keterangannya.

“Tim investigasi ini telah bekerja melakukan penelusuran atau investigasi terus menerus secara berkelanjutan agar tuduhan yang tidak mendasar semakin gamblang,” ujar Candra Kurniawan kepada Odiyaiwuu.com dari Jayapura, Papua, Kamis (30/1).

Candra juga menyebut ada sejumlah kejanggalan dari keterangan saksi. Salah seorang saksi, katanya, mengakui belum pernah bertemu langsung dengan seseorang berinisial “W” yang menurut saksi adalah salah seorang pelaku. Namun, saksi mengakui hanya mengenal wajah “W” melalui Tiktok dan pernah melihatnya live di Tiktok.

Selanjutnya, lanjut Candra, tim investigasi menghadapkan empat orang anggota berpakaian preman tanpa tutup kepala, di mana salah satunya adalah “W” untuk dikenali oleh saksi. Saksi berada dalam satu ruangan tertutup berkaca hitam. Sementara empat orang anggota berada di luar ruangan yang jarak dari saksi sekitar empat meter dibatasi kaca dan anggota tidak mengetahui bahwa ada orang di dalam ruangan.

“Namun saksi tidak dapat menunjuk yang mana “W”. Bagaimana mungkin saksi bisa meyakini salah seorang pelaku adalah “W”? Padahal saat kejadian dini hari kondisi gelap. Bahkan informasi yang beredar menyebut bahwa pelaku memakai helm bermasker dan jarak dari saksi sekitar 110 meter,” kata Candra.

Candra menjelaskan, untuk memastikan kembali tim investigasi sudah sepakat dengan salah seorang saksi bahwa permintaan keterangan dari saksi masih akan berlanjut. Namun, saksi sudah meninggalkan Jayapura, sehingga menimbulkan kecurigaan dan pertanyaan ada apa dengan saksi tersebut.

Apalagi, setelah beberapa keterangannya dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dipastikan tidak benar saksi malah menghilang. Meski demikian, kata Candra, tim akan terus melakukan penelusuran meskipun saksi dikabarkan sudah bergeser dari Jayapura.

“Jika informasi itu saksi sudah meninggalkan Jayapura sangat disesalkan karena tim investigasi memberikan atensi kasus ini merespon berbagai tuduhan sepihak,” ujar Candra.

“Sepatutnya demi membuat kasus ini transparan, para saksi tidak menghindar agar integritas mereka tetap terjaga sekaligus memastikan bahwa saksi tidak diintervensi dan kasus ini tidak ada rekayasa,” kata Candra lebih lanjut.

Candra menambahkan, salah seorang saksi yang sehari-hari berdagang minuman keras (miras) juga dimintai keterangan tim. Namun, keterangan saksi tersebut berubah-ubah, inkonsisten seperti keterangan semula.

“Saksi tidak dapat meyakinkan mana para pelaku bahkan tidak mengenal para prajurit tersebut. Jadi keterangan saksi meragukan sehingga dari sisi hukum juga keterangannya tidak dapat dijadikan pijakan,” kata Candra.

Menurutnya, keterangan para saksi meragukan karena seorang saksi harus benar-benar melihat langsung pelaku dan kejadian. Saksi juga harus berada di lokasi kejadian, melihat, dan mendengar langsung.

“Berpedoman dari hasil ini dan tetap menjaga asas praduga tak bersalah, jangan terlalu dini menghakimi karena menyangkut institusi,” kata Candra.

Sebelumnya, kantor Redaksi Jubi yang terletak di Jalan SPG Taruna Waena, Kota Jayapura, Rabu (16/10/2024) sekitar pukul 03.15 WIT diberitakan dilempari bom molotov. Dua mobil operasional yang diparkir di halaman terbakar dan rusak.

Pelaku diduga dua orang yang berboncengan sepeda motor kemudian melemparkan bom dari pinggir jalan di depan kantor itu. Akibatnya, api berkobar dan membakar mobil operasional yang diparkir di halaman kantor. 

Api sempat membakar sebagian depan mobil Toyota Avanza dan Toyota Calya sebelum dipadamkan dua karyawan Jubi dan beberapa saksi mata. 

Sejumlah anggota Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Heram datang dan mengamankan kantor Redaksi Jubi. Pada Rabu (16/10 2024) pagi, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). 

Mereka memeriksa dan mendokumentasikan sejumlah serpihan pecahan botol kaca yang diduga bom molotov, bekas keset kain perca yang diduga dijadikan sumbu bom molotov, serta kedua mobil yang terbakar akibat lemparan bom molotov itu. 

Kepala Kepolisian Sektor Kota Heram Iptu Bernadus Y Ick, SH mengatakan, benda yang menyebabkan bagian dari kedua mobil operasional Jubi terbakar itu memang bom molotov. “Ini adalah bom molotov, yang dipergunakan di Kantor Redaksi Jubi,” ujar Bernadus mengutip aji.or.id, Kamis (16/10 2024).

Akan tetapi, Bernadus menyatakan belum mengetahui bahan bom molotov. “Terkait bahan-bahan, kita menunggu Tim Laboratorium Forensik, Labfor,” kata Bernadus lebih lanjut.

Sejumlah saksi mata di sekitar lokasi kejadian mengatakan, bom molotov dilemparkan dua orang yang berboncengan menggunakan sepeda motor. Kedua pelaku mengenakan celana, jaket, masker, dan helm berwarna hitam.

Saksi mata menuturkan, sebelum menjalankan aksinya kedua pelaku beberapa kali melintas di depan kantor Redaksi Jubi. Sejumlah saksi mengatakan, kedua pelaku mondar-mandir di sana sejak Selasa (15/10/2024) sekitar pukul 23.00 WIT.

Pada Rabu (16/10 2024) sekitar sekitar pukul 02.00 WIT, kedua pelaku berhenti di bawah pohon mangga yang berada di dekat kantor Redaksi Jubi, mengamati keadaan di sana lalu pergi. 

Sekitar pukul 03.15, keduanya lagi, berhenti di depan pagar dan melemparkan dua benda. Benda pertama meledak, menimbulkan kobaran api. Benda kedua membuat kobaran api semakin membesar. 

“Kedua pelaku sempat panik dan kesulitan menyalakan sepeda motor. Tapi kami juga takut, jadi kami tidak mendekat. Kami lalu pukul tiang listrik dan pagar untuk membangunkan warga,” ujar seorang saksi mata.

Pemimpin Redaksi Jubi Jean Bisay mengatakan, kobaran api yang membakar kedua mobil operasional kantor dipadamkan dua karyawan Jubi dan warga. Bisay berterima kasih kepada para warga yang membantu memadamkan kobaran api itu. “Beruntung ada dua staf Jubi dan warga sekitar, sehingga api yang membakar kedua mobil itu dapat dipadamkan,” ujar Bisay. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :