MOWANEMANI, ODIYAIWUU.com — Banjir bandang menenggelamkan Kampung Obayo dan Pugatadi I, Distrik (Kecamatan) Kamuu Utara, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua. Banjir juga menyebabkan ruas Jalan Trans Nabire-Dogiyai tertimbun lumpu dan batu-batuan menyusul curah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur distrik di kabupaten di wilayah adat Meepago tersebut sejak Selasa (6/9) malam WIT.
“Banjir bandang terjadi mulai Selasa (6/9) malam mengakibatkan rumah warga Obayo dan Pugatadi I dan sejumlah bangunan terendam banjir dan lumpur. Jalan Trans Nabire-Dogyai juga terendam banjir, lumpur, dan batu-batuan akibat longsor,” ujar tokoh pemuda Obayo Benediktus Pigai kepada Odiyaiwuu.com di Mowanemani, kota Kabupaten Dogiyai, Papua, Rabu (7/9).
Menurut Pigai, hingga saat ini belum dipastikan jumlah korban akibat terjangan banjir di dua kampung tersebut. Kerugian akibat banjir tersebut belum dapat dipastikan mengingat warga berhamburan mencari titik-titik aman menyelamatkan diri.
Kepala Distrik Kamu Utara Yulianus Pigome juga membenarkan dua kampung di wilayahnya diterjang banjir bandang sejak Selasa (6/9) malam WIT hingga Rabu (7/9). Banjir bandanf tersebut mengakibatkan ratusan rumah dan kebun warga terendam. Warga memilih mengungsi di sejumlah titik aman guna terhindar dari kemungkinan terburuk. Pihaknya juga belum memastikan jumlah korban akibat terjangan banjir tersebut.
“Warga Obayo dan Pugatadi I masih trauma dan khawatir terjadi bencana susulan. Saya turun langsung dan mengimbau warga Kamuu Utara tetap waspadai. Saya juga minta warga tetap waspada mengingat dua kampung itu sering dilanda banjir bandang. Apalagi, saat ini curah hujan di wilayah Kamuu Utara masih sangat tinggi sehingga warga tetap waspada,” ujar Kepala Distrik Kamuu Utara Yulianus Pigome kepada Odiyaiwuu.com saat dihubungi di Mowanemani, Dogiyai, Rabu (7/9).
Menurut Pigome, banjir bandang yang menerjang dua kampung itu terjadi akibat curah hujan dalam beberapa hari terakhir sangat tinggi. Kondisi tanah yang labil juga memperparah terjangan bajir. Selain itu, saluran air yang ada di kawasan itu tak kuasa menampung luapan banjir dalam jumlah besar. Tinggi banjir diperkirakan sekitar 50 cm.
“Saluran air atau got dalam kawasan pemukiman masyarakat belum tertata baik dan tertutup sampah sehingga banjir leluasa melanda Kawasan perkampungan,” kata Pigome. (Yanuarius Goo/Odiyaiwuu.com.