TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Umat Katolik Keuskupan Agats-Asmat dan Keuskupan Timika, Papua Selasa 31 Mei 2022 berbahagia penuh syukur. Seorang diakon putra asli Papua, Frater Theodorus Yoseph Tepa, OFM menerima tahbisan diakon di Gereja Katedral Salib Suci Agats, Keuskupan Agats-Asmat.
Frater Theodorus yang merupakan orang asli Papua dari suku asli Kamoro merupakan diakon dari Ordo Saudara Dina atau Ordo Fratrum Minorum (OFM). Melalui doa dan dukungan umat Katolik Keuskupan Agats-Asmat dan Timika serta keluarga besar selangkah lagi Theodorus akan menerima tahbisan imamat.
Theodorus akan mengikuti jejak seniornya, Pastor Yoseph Orokai Ikikitaro, Pr, putra asli Kamoro yang ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Keuskupan Timika Mgr John Philip Saklil, Pr (alm) di Gereja Katedral Tiga Raja Timika pada April 2009.
Uskup Keuskupan Agats-Asmat Mgr Aloysius Murwito, OFM merasa bahagia penuh syukur karena satu lagi putra asli Mimika dari suku Kamoro ditahbiskan menjadi diakon selangkah lagi akan ditahbiskan menjadi imam. Tahbisan diakon Theodorus merupakan peristiwa berahmat dan merupakan kebanggan bagi umat Katolik Agats-Asmat dan Timika serta masyarakat Kabupaten Mimika dan Asmat.
“Sebagai Uskup saya ikut bergembira dan bersyukur melihat penthabisan ini, karena menambah tenaga pastoral gereja,” ujar Uskup Agats-Asmat Mgr Aloysius Murwito OFM dalam homilinya saat berlangsung Misa Tahbisan Pastor Martinus Tarimanik, Pr, diakon Theodorus Yoseph Tepa, OFM dan diakon Fridoardus Sariman, Pr di Gereja Katedral Salib Suci Agats yang diterima Odiyaiwuu.com di Jakarta, Sabtu (4/6).
Uskup Murwito berharap sebelum pensiun, jumlah imam di Agats-Asmat sudah bertambah menjadi 25 dari jumlah saat ini sebanyak 24 orang. Uskup Murwito juga menyampaikan limpah banyak terima kasih untuk bertambahnya imam yang baru.
“Harapan saya kehadiran imam baru ini semakin memperkuat tim pastoral dalam melayani umat yang barangkali ditempat-tempat tertentu kurang tersapa dan kurang mengalami kehadiran Tuhan melalui pelayanan para imam-Nya, entah karena jarak atau karena kurang tenaga pastor,” kata Uskup Murwito.
Pastor Martinus Tarimanik, Pr dalam sambutannya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada keluarga besar yang terus memberikan dukungan, sehingga ia bisa sampai menjadi imam yang akan melayani Tuhan dan sesama di kebun anggur-Nya. Imam Projo ini juga menyampaikan terima kasih kepada Uskup Agats-Asmat yang selalu memberikan dukungan dan motivasi mulai dari jenjang pendidikan pertama hingga akhirnya ditahbiskan menjadi imam di Keuskupan Agats-Asmat.
“Saya juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar HKT, keluarga besar dari Mimika dan komunitas masyarakat Flobamora yang selalu mendukung dengan caranya masing-masing. Dan paling spesial untuk umat Asmat yang ada di sini. Hati saya besar untuk kalian semua. Hal penting yang saya mau sampaikan adalah imam bukan pejabat,” ujar Pastor Tarimanik.
Ia juga menambahkan, imam bukan jabatan sosial atau di dalam pemerintahan yang harus dijunjung tinggi martabatnya. Imam hanyalah hamba yang tidak berguna. Sebagai imam ia hanya mau melakukan apa yang harus dilakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Karena itu, ia memohon doa dan dukungan umat untuk mengawali karyanya sebagai pelayan Tuhan di Asmat.
“Saya sangat membutuhkan dukungan, teguran, kritik saran untuk menjalankan tugas imam di tanah Asmat ini. Bagi saya imamat bukanlah akhir dari perjalanan panggilan. Tetapi imamat merupakan langkah awal saya melayani umat di Keuskupan Agats-Asmat. Oleh sebab itu saya membutuhkan doa-doa kalian semua,” katanya.
Mewakili keluarga imam baru, Utler Adrianus, SE mengucapkan selamat kepada pelayan-pelayan Allah yang ditahbiskan. Utler mengutip ayat Alkitab dalam Yeremia 1:5. “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa’.
Utler mengajak imam dan diakon yang baru saja ditahbiskan agar menjadi nabi yang tak henti-hentinya merenungkan dan merefleksikan diri, tetap berpegang teguh pada Firman Tuhan untuk setia mewartakan kasih kebaikan dan damai sejahtera Allah bagi umat.
“Seperti singkatan dari kata Asmat: Aku Selalu Melaksanakan Amanat Tuhan. Semoga amanat Tuhan ini menjadi bagian yang tertanam dalam kehidupan para pelayan Sabda Allah dan umat di Asmat,” kata Utler, mantan Kepala Kementeriam Agama Mimika.
Bertindak sebagai orangtua Frater Theodorus, Wakil Bupati Kabupaten Mimika Johannes Rettob didamping isterinya, Ny. Suzy Rettob penuh syukur dan gembira menghadiri dan menyaksikan proses penahbisan diakon Theodorus, putra asli Mimika Wee.
“Saya sangat bangga atas pencapaian ini karena saya pribadi menjadi saksi perjalanan hidup seorang Theo dari awal hingga ditahbiskan menjadi seorang diakon. Secara khusus kepada seluruh warga Mimika Wee, saya berharap untuk senantiasa mendukung Frater Theo dalam doa agar dalam tugas pelayanannya selalu dalam lindungan Tuhan,” kata John.
John Rettob yang juga tokoh umat di Mimika mengatakan, tahbisan kali ini merupakan sebuah kebahagiaan bagi umat Agats-Asmat dan Mimika serta warga Asmat dan Mimika. “Sekarang sudah ada dua orang Mimika Wee jadi pelayan Tuhan. Satu sudah jadi imam dan satu lagi jadi diakon yang segera ditahbiskan jadi imam,” lanjutnya.
Perayaan tahbisan berlansung meriah dan dihadiri sejumlah imam dari sejumlah keuskupan di tanah Papua, Muspida Asmat, Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob didampingi Ny Suzy Rettob, umat dari Agats-Asmat, Mimika serta Asmat dan umat serta tamu undangan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)