Administrator Keuskupan Timika Terimakan Sakramen Krisma 173 Umat, Pasutri John Rettob-Susi Herawati Jadi Wali - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Administrator Keuskupan Timika Terimakan Sakramen Krisma 173 Umat, Pasutri John Rettob-Susi Herawati Jadi Wali

Administrator Keuskupan Timika Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr saat menerimakan Sakramen Krisma kepada salah seorang umat didampingi Johannes Rettob dan isterinya, Ny Susi Herawati Rettob di Gereja Santo Stefanus Sempan, Dekanat Mimika-Agimuga, Mimika Baru, Papua Tengah, Minggu (26/11). Sebanyak 173 umat menerima Sakramen Krisma bertepatan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam. Foto: Istimewa

Loading

TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Sebanyak 173 umat Katolik di Keuskupan Timika, Minggu (26/11) menerima Sakramen Krisma di Gereja Paroki Santo Stefanus Sempan, Dekanat Mimika-Agimuga, Distrik Mimika Baru, Papua Tengah.

Administrator Keuskupan Timika Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr berkenan menerimakan Sakramen Krisma kepada ratusan pada Misa ketiga bertepatan peringatan Pesta Kristus Raja Semesta Alam.

Sedangkan tokoh umat Katolik yang juga Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob dan isterinya, Ny Susi Herawati Rettob menjadi wali krismawan dan krismawati.

Dalam kotbahnya, Pastor Kuayo mengatakan, pada Minggu, 26 November umat Katolik seluruh dunia merayakan hari raya Tuhan Yesus Kristus sebagai raja semesta alam. Bila umat Katolik mengakui Yesus sebagai raja, rekonsiliasi, pengakuan dan pertobatan menjadi salah satu pintu masuknya.

“Dengan pengakuan dosa kita mengakui Tuhan Allah dan kita menyingkirkan kuasa-kuasa duniawi. Kalau dalam hidup tidak pernah ada pengakuan, rekonsiliasi dan pertobatan dalam gereja maka setan lebih kuat menguasai diri kita dan kita jadi susah,” kata Pastor Kuayo, imam Projo Keuskupan Timika.

Namun, ujar Pastor Kuayo, imam Katolik putra asli Papua, bila ada pertobatan maka Tuhan Allah menguasi kita dan hidup kita pasti baik. Oleh karena itu, cara untuk bersatu dengan Yesus Raja Semesta Alam adalah pengakuan, pertobatan dan rekonsiliasi.

Sementara itu, dalam pengantar Misa Sekretaris Eskekutif Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Pastor Frans Kristi Adi, Pr mengatakan, hari ini semua umat Katolik seluruh dunia bersukacita karena merayakan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam.

“Kristus meraja di dalam hati umat manusia. Hari ini juga 173 umat Katolik di Paroki Santo Stefanus Sempan menerima Sakramen Krisma atau Sakramen Penguatan,” ujar Pastor Adi.

Menurutnya, saat 173 umat Katolik menerima pengurapan minyak, mereka memiliki kekuatan menjadi saksi Kristus. Mereka yang dicintai dan merasakan bahwa Kristus meraja dalam hati dan akan membangun sukacita itu kepada semakin banyak orang.

Pastor Adi menambahkan, umat Katolik juga bersukacita karena merayakan Hari Orang Muda Sedunia ke-38 yang mengusung tema Bersukacitalah Dalam Pengharapan. Ia juga berharap agar perayaan Ekaristi hari ini bukan sekadar mengingatkan kita bahwa Kristus meraja di dalam diri kita.

Namun, lebih dari itu memberikan kekuatan dalam diri kita untuk terus berharap bahwa di dalam situasi kegelapan sekalipun Tuhan ada bersama kita. Tuhan membuat kita terus menyalakan obor pengharapan.

“Semoga saudara dan saudari yang hari ini menerima pengurapan minyak Krisma dilantik menjadi akolit berani terus mengibarkan percikan pengharapan, kasih dan suka cita baru kepada semakin banyak orang,” ujarnya.

Di bagian lain homilinya, Pastor Kuayo juga berpesan agar umat yang menerima Sakramen Krisma bahwa mereka mengikuti jejak para rasul.  Pada Hari Pentakosta, para rasul menyatakan diri siap mewartakan Kristus yang telah mati disalibkan dan telah dibangkitkan oleh Allah dan naik ke Surga duduk di sisi kanan Allah Bapa.

“Terima Roh Kudus berarti bukan iman warisan, bukan iman oarangtua sehingga kita mau mengimani Kristus. Menerima Kristus berarti menjadi saksi mewartakan Kristus yang bangkit hidup dan naik ke surga. Anda semua menjadi katekis,” ujar Pastor Kuayo.

Menurutnya, menjadi katekis bukan hanya guru agama, pastor atau pewarta. Namun, menjadi katekis adalah semua umat yang terima Krisma sehingga terlibat aktif mewartakan Kristus. “Ada dua cara mewartakan Kristus dengan mulut dan kesaksian hidup,” ujar Pastor Kuayo.

Perayaaan Ekaristi dimeriahkan dengan sajian tarian khas umat Katolik dari Kei, Tanimbar, dan Kamoro. Misa juga disemarakkan dengan paduan suara Orang Muda Katolik (OMK), Suara Anak, Pemadu Gregorian, dan Paduan Suara Dewasa Campuran. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :