DAERAH  

PTFI Terus Berupaya Menyelamatkan Tujuh Karyawan yang Terjebak di Area Bawah Tanah GBC

Kepala Inspektur Tambang Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM RI Hendra Gunawan bersama tim ESDM dan pihak PTFI saat meninjau di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave, Tembagapura, Mimika, Papua Tengah. Foto: Dok PT Freeport Indonesia

TEMBAGAPURA, ODIYAIWUU.com — Tujuh karyawan PT Freeport Indonesia (PTF) yang terjebak longsor di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) Tembagapura, Papua Tengah hingga Senin (15/9) masih terus dilakukan proses penyelamatan. 

Kini, pihak PTFI melakukan upaya penyelamatan dengan menggandeng Tim Inspektur Tambang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia. Langkah itu bertujuan menyelamatkan para pekerja terdampak aliran material basah di area bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC). 

“Fokus kami saat ini adalah terus berupaya menyelamatkan tujuh pekerja yang terdampak insiden aliran material basah di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC),” ujar VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia Katri Krisnati dari Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Selasa (15/9).

Menurut Katri Krisnati, upaya tersebut dilaksanakan bersama Tim Inspektur Tambang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia guna menentukan langkah terbaik dalam proses penyelamatan. 

Katri menambahkan, tim dipimpin Kepala Inspektur Tambang Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM RI Hendra Gunawan. Dalam kesempatan tersebut pihak PTFI dan tim ESDM meninjau di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.

“Tim penyelamat bekerja tanpa henti untuk membuka akses menuju lokasi keberadaan karyawan, meski terus menerus menghadapi tantangan besar dan risiko keselamatan tinggi. Kami mengajak seluruh pihak untuk mendoakan kelancaran operasi serta keselamatan tim yang bertugas di lapangan,” kata Katri lebih lanjut.

Longsor terjadi di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave pada Senin (8/9) malam sekitar pukul 22.00 WIT. Insiden ini membuat tujuh pekerja terjebak di area tambang. 

Wakil Menteri ESDM Republik Indonesia Yuliot Tanjung menjelaskan, tim evakuasi sudah menggali dua terowongan baru menuju titik lokasi pekerja. Namun, saat jalur berhasil ditembus, para pekerja tidak ditemukan. 

“Jadi dua terowongan baru itu sudah sampai di titik lokasi awal, di tempat pegawai yang terjebak tadi. Tetapi yang bersangkutan tidak ada di lokasi,” ujar Yuliot Tanjung di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta mengutip Kompas.com, Minggu (14/9). 

Yuliot Tanjung menambahkan, sesaat setelah longsor terjadi para pekerja masih sempat berkomunikasi dengan tim lapangan menggunakan handy talkie (HT). Dari komunikasi itu ditentukan perkiraan lokasi awal, dengan estimasi evakuasi selesai dalam 30 jam. 

“Kalau yang 30 jam itu sudah sampai di titik lokasi (dengan) tambahan terowongan baru, tapi ini yang terjebak itu belum ditemukan. Komunikasi dengan pekerja kemudian terputus,” kata Yuliot Tanjung. 

Menurut Yuliot, kemungkinan baterai HT habis. Kondisi tambang Freeport Indonesia terdiri dari banyak terowongan berliku. Pencarian dilakukan dengan menelusuri jalur-jalur tersebut untuk menemukan lokasi terbaru para pekerja. 

“Jadi komunikasi ini mungkin habis baterai atau apa, ini sudah putus komunikasi. Tapi tim di lapangan itu berusaha untuk melihat arahnya ke terowongan mana,” kata Yuliot. 

Tim Kementerian ESDM, ujar Yuliot, ikut terlibat dalam operasi evakuasi ini. Pihaknya memastikan pencarian tetap berjalan penuh agar para pekerja segera ditemukan. “Karena kondisinya agak berbeda dari perkiraan awal, ini diusahakan secepatnya,” kata Yuliot. (*)