Oleh Willem Bobi
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Fisika, Universitas Sebelas Maret Surakarta
DI GUINEA, kebingungan telah menjadi keadaan kuantum —dua keadaan hidup dalam satu ruang. Di satu sisi, ada jeritan untuk terbang keluar dari sangkar; namun di sisi lain, ada rasa nyaman dalam luka berduri yang seharusnya disembuhkan.
Sangkar itu bukan sekadar ranting dan daun, melainkan sistem yang menahan, mengikat, sekaligus memelihara agar burung tidak pergi.
Superposisi
Seperti superposisi kuantum; sangkar dan burung itu bebas tapi terikat, luka dan terluka tapi nyaman, menolak tapi menerima keadaan. Ia terjerat dalam sengsara warisan. Dualisme nasibnya seperti partikel kuantum —keadaannya tergantung pengamat. Selama tak ada aksi, sistem ini terus menggantung dalam ketidakpastian. Tak ada keputusan— hanya probabilitas yang bergulir.
Sumur potensial
Sangkar berduri itu ibarat sumur potensial dalam mekanika kuantum. Tingginya dibuat agar burung sulit keluar, tak diharapkan lepas dari sengsara. Namun perlu disadari: selalu ada peluang tunneling, peluang menembus penghalang yang secara klasik tampak mustahil. Burung hanya butuh satu hal: energi lebih besar dari energi pengikatnya —alias keberanian melampaui logika klasik penahan dirinya.
Entropi sosial
Ilmu termodinamika mengajarkan bahwa entropi —ukuran ketidakteraturan— selalu bertambah. Sistem tertutup seperti sangkar menekan perubahan. Namun, ketidakteraturan akan menumpuk hingga sistem runtuh oleh kekacauan sendiri.
Sangkar yang terlalu rapat akan lapuk oleh waktu. Tuan sangkar boleh memangkas ranting, mengeringkan daun, tapi tak bisa melawan hukum alam. Ketika entropi sosial memuncak, ledakan kebebasan para burung akan terjadi.
Eksperimen
Kebingungan tak selamanya membeku dalam superposisi. Setiap sistem akhirnya memilih: energi terendah atau tembus ke keadaan lebih bebas. Burung Guinea terus bereksperimen dalam sangkarnya.
Energi potensial bisa membebaskannya —asal keberanian mengatasi rasa nyaman palsu itu cukup tinggi. Eksperimen itu adalah rasa luka yang dibalut kehangatan semu.
Semesta
Ke depan, burung Guinea akan terbang bebas. Meruntuhkan sangkar tuan duri, menembus drama pengekangan. Teori semesta luas mendukung perubahan.
Guinea tahu: saat tunneling terjadi, entropi meningkat, superposisi runtuh. Saat itulah, burung Guinea menjadi milik langit dan semesta luas —bukan milik sangkar semata. (*)