SALATIGA, ODIYAIWUU.com — Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Selasa (14/2) meraih predikat unggul. Predikat itu diraih berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) Nomor 111/SK/BAN-PT/AK-KP/PT/II/2023. tentang Surat Keputusan Akreditasi Unggul universitas swasta itu yang akan berlaku hingga 2027.
“Kami mengucap syukur bahwa UKSW pada usia 67 tahun, mendapat anugerah sebagai institusi unggul. Keberhasilan tersebut adalah komitmen kami dan segenap jajaran pimpinan di aras universitas, fakultas, program studi hingga staf dalam kerja berbasis standar mutu. Prestasi itu sekaligus menjadi bukti bahwa UKSW telah melampaui standar nasional pendidikan tinggi,” ujar Rektor UKSW Salatiga Prof Dr Intiyas Utami, SE, M.Si, Ak melalui keterangan yang diterima Odiyaiwuu.com dari Divisi Promosi dan Komunikasi Publik UKSW di Jakarta, Kamis (16/2).
Menurut Utami, berdasarkan laman BAN PT, UKSW masuk dalam 27 perguruan tinggi swasta di Indonesia yang mendapat peringkat akreditasi unggul. Sedangkan dari perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, terdapat 53 universitas yang terakreditasi unggul dari total 3040-an. Adapun di Jawa Tengah, baru terdapat empat tinggi swasta yang meraih predikat unggul.
Utami yang juga merupakan Guru Besar Departemen Akuntansi Fakultas Eekonomi dan Bisnis menambahkan, predikat tersebut diraih melalui siklus standar penjaminan mutu internal (SPMI) UKSW berbasis risiko. Standar tersebut menjadi parameter dalam pelaksanaan aktivitas yang berkenaan dengan jumlah dosen, rasio dosen, jabatan fungsional, jumlah publikasi dari dosen maupun mahasiswa hingga jumlah mahasiswa yang lulus tepat waktu.
“Kami terjun langsung dalam memimpin persiapan seluruh dokumen yang diperlukan dan dukungan tim satgas yang digawangi oleh Lembaga Penjaminan Mutu, LPM. Sistem informasi yang dirancang tim LPM menjadi media yang mendukung untuk merekam semua kegiatan mutu di UKSW,” lanjut Utami.
Dalam pertemuan dengan awak media di rumah Noto UKSW, Kamis (16/2), Utami menjelaskan, sedikitnya terdapat tiga tantangan dalam proses meraih akreditasi unggul. Pertama, komitmen untuk dapat secara serius menjalankan seluruh standar di UKSW.
Kedua, membangkitkan kesadaran mutu untuk semua seluruh unsur perguruan tinggi. Ketiga, tracer study dengan menyebarkan kuesioner kepada alumni dan respon dengan rate di atas 50 persen. Hal ini penting mengingat bukti lulusan diterima masyarakat adalah dengan tracer study.
Dalam pertemuan yang dihadiri juga Wakil Rektor Bidang Pengajaran, Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Ferdy S Rondonuwu, S.Pd, M.Sc; Wakil Rektor Bidang Keuangan, Infrastruktur dan Perencanaan Priyo Hari Adi, SE, M.Si, Ph.D, Ak; Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kewirausahaan Prof Dr Ir Eko Sediyono, M.Kom; Wakil Rektor Bidang Kerja sama dan Kealumnian Yafet Yosafet Wilben Rissy, SH, M.Si, LLM, Ph.D (AFHEA) serta Kepala Lembaga Penjaminan Mutu UKSW Dr Adita Sutresno, S.Si, M.Sc, dibahas sejumlah terobosan yang akan dilakukan UKSW.
Beberapa di antaranya adalah remodelling OBE Outcome Based Curriculum. Mulai semester gasal 2023/2024, UKSW akan mengintegrasi beberapa mata kuliah yang terkait MBKM, salah satunya mengakui keaktifan mahasiswa dan prestasi mahasiswa untuk dikonversi menjadi SKS akademik. Dari bidang lainnya, kerjasama internasional akan terus digenjot.
Menurut Utami, akreditasi unggul yang diperoleh menjadi pendukung pembukaan Program Studi (Prodi) Pendidikan Kedokteran dan Profesi Dokter yang ditargetkan tahun 2023. Berbagai persiapan sudah dilakukan antara lain bekerjasama dengan YAKKUM untuk dukungan calon RS Pendidikan Utama.
Dengan predikat akreditas unggul, ujar Utami tahapn berikutnya adalah UKSW mempersiapkan peratingan dengan quacquarelli symonds (QS) star rating dan times higher education (THE). Tahun 2027, UKSW ditargetkan untuk masuk QS Asia Ranking 1100-1200 di Asia.
Untuk mencapai keberhasilan menuju target-target tersebut, kata Utami, percepatan kualitas dosen ditingkatkan untuk menghasilkan luaran riset di jurnal internasioanl bereputasi. Gelontoran dana hibah internal berbasis luaran menjadi dukungan peningkatan kinerja riset dan publikasi dosen.
Sementara itu, katanya, akan dilakukan hilirisasi hasil penelitian dosen dan mahasiswa agar tidak mandek pada publikasi. Konkritnya, dilakukan melalui pendaftaran hak cipta hingga dikerjasamakan dengan instansi lain.
Sinergi antara seluruh komponen di UKSW mulai dari pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa dan dukungan organ yayasan untuk tetap menjaga kualitas unggul sebagai citra UKSW menjadi kunci utama. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)
