![]()
TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mimika Abraham Kateyau, Kamis(11/9) mengunjungi gedung Marketing Yayasan Pengembangan Talenta Papua (YPTP) di kawasan SP2 Timika, kota Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Pasca dilantik Bupati Kabupaten Mimika Johannes Rettob, S.Sos, MM yang dihadiri juga Wakil Bupati Emanuel Kemong beserta unsur Forkompinda di Pusat Pemerintahan, Jumat (15/8), Abraham langsung bekerja keras menunaikan tugas-tugas yang diembannya bagi kemajuan masyarakat hingga tingkat akar rumput.
“Pemerintah Kabupaten Mimika memberikan dukungan penuh kepada pendiri dan pengurus Yayasan Pengembangan Talenta Papua (YPTP) di tangan Pastor Didimus Kossi, OFM melalui yayasan ini. Yayasan ini setia membina dan melatih anak-anak muda Mimika khususnya dan Papua umumnya agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan,” ujar Abraham Kateyau di Timika, Papua Tengah, Kamis (11/9).
Abraham mengakui, anak-anak muda khususnya putra-putri asli Mimika dan Papua umumnya memiliki bakat atau talenta besar dan masih ada tekad yang terpendam. Karena itu, ia mengapresiasi kerja keras dan tekad pendiri serta pengurus yayasan membantu mengoptimalkan bakat dan talenta anak muda sehingga kelak mandiri.
“Jadi, kalau kita tidak punya tekad dan hati seperti pendiri dan pengurus yayasan ini maka bakat anak muda asli Papua, khususnya Mimika tetap akan terpendam. Intinya, kalau sudah ada tekad meski belum ada bantuan dari pihak manapun maka pasti Tuhan akan bantu dengan cara-Nya melalui pihak atau orang-orang yang berkehendak baik demi kemajuan generasi muda,” ujar Abraham lebih lanjut.
Abraham juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Pastor Didimus dan Ketua YPTP Abraham Timang beserta para pengurus karena Tuhan memakai pikiran dan tangan mereka menjangkau generasi muda tanah Papua, khususnya generasi Mimika melalui pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan selama ini.
Abraham didampingi sejumlah staf Setda Mimika bersama Pastor Didimus melihat dari dekat karya anak-anak muda Papua, khususnya Mimika seperti kursi sofa dan lemari. Ketrampilan membuat meubeler diperoleh anak-anak muda Mimika dan Papua setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan dari yayasan.
“Sejak berdiri, yayasan bertekad mendidik dan melatih anak-anak asli Mimika dan Papua untuk membuat kursi dan lemari. Bekal ilmu dan keterampilan ini sangat positif untuk membina anak-anak asli agar ke depan mereka lebih mandiri dan profesional di bidang ini,” ujar Pastor Didimus, imam Ordo Fratrum Minorum (OFM) atau Ordo Saudara Dina, putra asli Papua.
Pastor Didimus mengatakan, YPTP lahir bertolak dari kegelisahan melihat keberadaan anak-anak asli tanah Papua, khususnya suku Amungme dan Kamoro serta suku-suku kekerabatan lainnya di lereng Gunung Nemangkawi dan Papua Tengah umumnya, yang masih terlantar, terabaikan, dan terlupakan (marginal) di tengah kekayaan permukaan tanah dan alam perut bumi Nemangkawi melimpah, terutama hasil tambang.
Pastor Didimus menambahkan, kata-kata Yesus selalu terngiang di telinga dan merasuk dalam dinding hati imam Fransiskan putra asli Papua ini. Karena itu, melalui Yayasan Pengembangan Talenta Papua (YPTP) yang diluncurkan (launching) tahun 2021, potensi anak-anak asli bumi Cenderawasih yang tinggal di Papua Tengah, khususnya di lereng Nemangkawi, dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan agar kelak mereka menjadi pribadi mandiri di atas tanah leluhurnya.
“Tuhan Yesus berkata, ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku’ (Matius 25:40),” ujar Pastor Didimus di Timika, Rabu (19/6 2024).
Pastor Didimus, mengakui, pengalaman hidup sebagai seorang anak asli Papua sekaligus anggota OFM menggerakkan hatinya untuk menyapa dan ‘memeluk’ setiap anak yang terlantar dan terabaikan.
Anak-anak asli tanah Papua yang termarginalkan di tanah leluhurnya di hadapan PT Freeport Indonesia, anak usaha raksasa tambang dunia Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc di Arizona, Amerika Serikat. Wajah anak-anak asli Papua yang dilihat itu ibarat wajah Yesus yang tersalib di palang penghinaan. Kegelisahan seolah mendera batin imam Fransiskan ini.
“Di dalam diri setiap anak yang terlantar, saya melihat dan menemukan wajah Yesus yang tersalib. Pengalaman spiritual bersama Tuhan Yesus dan Bunda Maria menggerakkan saya untuk memberikan perhatian kepada anak-anak terlantar dan terlupakan, anak-anak yang putus sekolah, yang ada di tanah Papua, secara khusus di Mimika,” kata Pastor Didimus. (*)










