Penjabat Gubernur Ribka Haluk Saat Muspas Dekanat Paniai: Jaga Kerjasama Membangun Papua Tengah - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Penjabat Gubernur Ribka Haluk Saat Muspas Dekanat Paniai: Jaga Kerjasama Membangun Papua Tengah

Penjabat Gubernur Dr Ribka Haluk, S.Sos, MM. Sumber foto: Fb Tigi Peku Papua

Loading

ENAROTALI, ODIYAIWUU.com — Penjabat Gubernur Dr Ribka Haluk, S.Sos, MM mengatakan, pihaknya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada administrator, para imam, bruder, suster, biarawan dan biarawati dan umat Katolik Dioses Timika, khususnya Dekanat Meuwo yang sudah memberikan pelayanan pastoral dan pelayanan sosial-kemasyarakatan luar biasa kepada umat di dekanat itu serta warga masyarakat di Papua Tengah dan tanah Papua umumnya.

“Penjabat Gubernur Papua Tengah Ibu Ribka Haluk mengajak semua pihak selalu rasa kekeluargaan, koleransi, dan kerjasama dalam membangun umat dan warga. Ibu Penjabat Gubernur juga meminta kita semua menjaga keamanan terlebih menjaga diri, keluarga, dan orang lain,” ujar Ribka melalui Asisten 1 Setda Ausilius You, S.Pd, MM, MH dalam sambutannya saat pembukaan Musyawarah Pastoral (Muspas) Mee ke-7 yang berlangsung mulai Senin-Minggu (13-19/2) di Paroki Santo Fransikus Asisi Epouto, Dekanat Paniai, Keuskupan Timika.

Muspas Mee ke-7 bertajuk Aku Merayakan Liturgi Kehidupan atau dalam bahasa Mee Aniya Uwitou Kouko Ugatamee Maida Tadu Atii, diawali dengan Misa yang dipimpin Administrator Keuskupan Timika Pastor Marten Kuayo, Pr. Misa pembukaan dihadiri kurang lebih 3000-an umat dari tiga dekanat yakni Dekanat Paniai, Tigi, dan Kamuu Mapia (Kammapi).

Pastor Kuayo dalam kotbahnya mengingatkan umat agar selalu berhati-hati terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes sesuai pesan dalam Injil. Maksud ragi orang Farisi ialah mereka yang suka mencari muka, suka memperalat ajaran-ajaran agama untuk kepentingan pribadi, dan mereka yang suka menyombongkan diri. Sedangkan ragi Herodes adalah mereka yang memenggal kepala atau membunuh seperti yang dilakukan Herodes terhadap Yohanes Pembaptis.

“Ada orang yang hidup di atas darah orang lain. Mereka membunuh untuk mendapatkan uang, menjual orang lain untuk mencari nama dan lain sebagainya. Saya mengajak seluruh orang Meuwo untuk hidup baik supaya Allah tidak murka,” ujar Pastor Kuayo mengutip keuskupantimikapapua.com, Kamis (15/2).

Pastor Kuayo menambahkan, Muspas Mee sudah berlangsung sejak 2005. Muspas pertama berlangsung di Enarotali dan sudah dirumuskan delapan hal penting yang menjadi perhatian Gereja di Meuwo.

Dari delapan hal tersebut, salah satunya tentang ‘inkulturasi’ yang menjadi tema utama dalam Muspas kali ini. “Tujuannya adalah bagaimana agar orang Meuwo bisa hidup sejahtera di atas tanahnya sendiri,” kata Pastor Kuayo, imam Projo Keuskupan Timika dan putra asli Papua.

Bupati Kabupaten Paniai Meki Fritz Nawipa dalam sambutannya usai Misa mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paniai mengapresiasi dan mendukung penuh pelaksanaan Muspas Mee ke-7 tahun 2023.

“Kegiatan Muspas Meuwo ke-7 ini telah melahirkan berbagai program yang relevan untuk kehidupan masyarakat dan umat Meuwo. Program-program Muspas sesuai dengan program yang telah dicanangkan Pemerintah Kabupaten Paniai. Misalnya Program pembangunan pendidikan, sosial ekonomi, pengelolaan tanah, dusun dan gunung sebagai sumber hidup masyarakat Meuwo,” kata Meki.

Meki, bupati berusia muda dan seorang pilot putra asli Papua ini mengajak agar ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan gereja dalam membangun tanah Meuwo. Pemkab Paniai, ujar Meki, siap membantu gereja untuk terus berkembang.

“Melalui kesempatan ini saya mengajak semua yang terlibat dalam kegiatan ini untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Saya juga serta mengajak masyarakat Meuwo untuk berdoa agar Tuhan selalu hadir di atas tanah Meuwo,” lanjut Meki.

Meki menambahkan, pembangunan akan berjalan cepat di atas tanah Meuwo melalui kerja sama semua pihak, stakeholder. Karena itu, ia meminta pemerintah, gereja, dan masyarakat harus saling mendukung, satu hati, satu pikiran agar semua program yang direncanakan dapat berjalan baik.

“Kita harus tinggalkan rasa ego, rasa benci, dan rasa sombong. Mari kita saling menghormati dan mengasihi satu sama lain dalam membangun tanah Meuwo tercinta. Identitas kita sebagai orang Meuwo sudah hilang. Mari kita tinggalkan kebiasaan meneguk minuman keras, judi togel atau palang-palang. Mari kita kembali ke gereja,” lanjut Meki.

Meki yang juga pemimpin muda visioner tanah Papua ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua tokoh pendahulu Paniai yang telah membantu memberikan ide-ide serta kontribusi dalam membangun tanah Meuwo ini. Pihaknya juga berpesan kepada masyarakat untuk dapat mengatur managemen keuangannya dengan baik.

Ketua Panitia Muspas Meuwao ke-7 Esau Tekege dalam sambutannya mengatakan, Muspas kali ini merupakan kelanjutan dari Muspas sebelumnya. Tekege menambahkan, ada beberapa tujuan Muspas. Pertama, agar peserta mengetahui dan memahami kehendak Allah bagi umat-Nya di Keuskupan Timika, khususnya di Dekanat Paniai, Tigi, dan Kammapi.

Kedua, agar peserta dapat memahami dan mengetahui visi dan misi dari musyawarah pastoral ‘inkulturatif’ melalui soa. Ketiga, agar peserta dapat melihat dan memikirkan serta membicarakan bersama berbagai masalah yang sedang terjadi dalam gereja dan memperjelas statuta doa dalam paroki dan komunitas basis (Kombas). “Ada sejumlah kegiatan selama Musyawarah Pastoral Mee ke-7 yakni kegiatan ibadah, seminar, diskusi, dan perumusan hasil Muspas,” kata Tekege.

Usai sambutan dilanjutakan dengan acara penyerahan busur panah dari Esau Tekege kepada pimpinan gereja dan pemerintah serta penyerahan kartu anggota Muspas dari pihak gereja dan pemerintah kepada umat yang terlibat. Acara pembukaan Muspas Mee ke-7 ditutup dengan kegiatan ebamukai atau alas tikar dan santap siang bersama. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :