NABIRE, ODIYAIWUU.com — Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) Senin-Selasa (9-10/9) di SMP Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Santo Antonius Nabire, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
Kegiatan ANBK diikuti sebanyak 50 siswa-siswi kelas 8 SMP YPPK Santo Antonius Nabire, termasuk 5 di antaranya cadangan menjadi peserta utama dalam asesmen tersebut. Sebanyak 50 peserta ANBK ditentukan secara acak atau random oleh pemerintah pusat.
Penanggung Jawab Laboratorium Komputer SMP YPPK Santo Antonius Nabire Widono, S.Pd, M.Pd mengatakan, setiap hari pelaksanaan ANBK dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama dimulai pukul 07.30 hingga 09.40 WIT. Sementara sesi kedua berlangsung mulai pukul 10.40 hingga 12.50 WIT.
“Pembagian ini dimaksudkan agar pelaksanaan ujian berjalan tertib dan setiap peserta dapat mengakses fasilitas komputer tanpa hambatan. Seluruh persiapan telah kami lakukan dengan matang. Baik infrastruktur perangkat komputer maupun jaringan internet dipastikan dalam kondisi optimal meski digunakan saat tertentu saja,” ujar Widodo melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com dari Nabire, Papua Tengah, Selasa (10/9).
Menurut Widono, pihaknya telah mempersiapkan segala kebutuhan teknis jauh-jauh hari agar pelaksanaan ANBK dapat berlangsung tanpa kendala teknis. Siswa juga telah diberikan bimbingan intensif terkait penggunaan sistem komputer dalam ujian.
“Siswa-siswi yang mengikuti ANBK diuji dalam kemampuan literasi atau survei karakter dan numerasi atau survei lingkungan belajar. Melalui asesmen ini, kami harapkan sekolah dapat memperoleh data penting mengenai kualitas pembelajaran dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan,” katanya.
Widono menambahkan, pelaksanaan ANBK tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mengukur kemampuan siswa secara nasional. Tujuannya, meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.
“Hasil dari ANBK akan menjadi salah satu indikator dalam menentukan kebijakan pendidikan ke depan sekaligus membantu sekolah dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif,” ujar Widono.
Selain itu, tujuan ANBK yaitu melihat ketercapaian materi di setiap sekolah dan mengukur mutu sekolah. Peserta ANBK yang diambil secara acak, nantinya nilai mereka akan diakumulasi menjadi nilai rapor untuk sekolah. Artinya, nilai bukan untuk peserta didik tapi untuk sekolah.
“Nilai siswa diambil secara acak sebagai peserta ANBK dari sekolah. Nantinya diambil dari guru-guru lewat survei lingkungan belajar, sulingjar, Guru-guru mengerjakan sulingjar tentang lingkungan belajar, persiapan perangkat pembelajaran, monitoring dari dinas, dan monitoring dari kepala sekolah,” kata Widono. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)