Pegiat Literasi Papua Salurkan Buku dan Tampil Jadi Pembicara di Hadapan Mahasiswa Tolikara

Pegiat literasi Papua Pegunungan Angginak Sepi Wanimbo (kanan) saat menyerahkan buku bacaan kepada mahasiswa Kabupaten Tolikara kota studi Jayawijaya di Gereja GIDI Efesus Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/10). Foto: Istimewa

Loading

WAMENA, ODIYAIWUU.com — Pegiat literasi Papua Pegunungan Angginak Sepi Wanimbo, Kamis (23/10) menyalurkan buku bacaan kepada mahasiswa Kabupaten Tolikara kota studi Jayawijaya di Gereja GIDI Efesus Wamena, Jayawijaya.

Di sela-sela menyerahkan buku Sepi didaulat menjadi pembicara atau narasumber kegiatan Penerimaan Anggota Baru dan Seminar Sehari dengan topik Ideologi dan Demokrasi di Tanah Papua.

Sepi dalam kesempatan itu menegaskan, masyarakat Papua berdiri kuat, kokoh dalam sejarah, budaya, dan bahasa sendiri karena semua itu merupakan anugerah Tuhan.

“Saat ini banyak generasi muda Papua tidak belajar baik tentang ideologi, sejarah, budaya, bahasa sendiri sehingga banyak pula yang kehilangan identitas,” ujar Sepi Wanimbo dari Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/10).

Karena itu, lanjut Sepi, baik kelompok mahasiswa, gereja hingga komunitas di tanah Papua perlu terus membuka ruang diskusi dan membaca buku. Melalui diskusi atau membaca buku akan subur sehat tentang nilai dan prinsip hidup yang diwarisi turun temurun.

“Saya lihat banyak anak muda kerja tugas dari dosen bermodal menyalin ulang, copy paste dari google namun itu kurang baik. Mari, kita biasakan diri kerja tugas dari hasil membaca dan refleksi melalui buku bacaan. Kita juga membiasakan diri membeli buku dan membaca untuk meningkatkan literasi,” katanya.

Copy paste dari internet, ujar Sepi, akan membuat seseorang tidak kreatif dan berkembang wawasannya. Buku menjadi rujukan penting karena di dalamnya tersimpan ilmu pengetahuan yang akan membentuk karakter, moral, integritas seseorang dan berpengetahuan luas.

“Saya salah satu pegiat literasi Papua. Sebagai anak Lani saya bagian dari mahasiswa dan memiliki beban moral serta tanggungjawab terhadap generasi muda. Dalam kesempatan ini saya menyumbangkan satu buah buku karya Socratez Sofyan Yoman berjudul Prabowo dan Tantangan Penyelesaian Konflik Papua,” kata Sepi.

Buku karya Socratez, Presiden Gereja-Gereja Baptis Westa Papua, ujar Sepi, dapat digunakan sebagai sekop atau parang bagi mahasiswa baru untuk menjadi sumber bacaan dan rujukan dalam belajar meraih cita-cita. Buku tersebut diakui sangat menarik karena mengulas juga sejarah Papua. (*)