WAMENA, ODIYAIWUU.com — Pihak Manajemen Markas Pusat Komando Nasional (Komnas) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM), Senin (19/5) mengumumkan, terjadi baku tembak di Walesi-Kurima, Wamena, kota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Kontak tembak juga terjadi di Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah. Dalam kontak tembak itu, satu anggota OPM gugur dan tiga aparat keamanan Indonesia juga dilaporkan terkena tembakan menyusul pengiriman aparat keamanan di Wamena dan Dogiyai.
“Kami menerima laporan resmi dari pasukan TPNPB Kodap III Ndugama Derakma pada Senin, 19 Mei 2025,” ujar Juru Bicara Komnas TPNPB OPM Sebby Sambom melalui keterangan tertulis yang diperoleh Odiyaiwuu.com dari Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Senin (19/5).
Sebby menambahkan, laporan itu menyebutkan, pasukan TPNPB dari tiga Kowip dan tiga belas Batalyon TPNPB Kodap III Ndugama Derakma terlibat baku tembak dengan aparat militer Indonesia selama tiga hari sejak 15-18 Mei 2025.
Menurut Sebby, baku tembak terjadi saat pasukan TPNPB melintasi jalur hutan ke Walesi pada Kamis (15/5) sekitar pukul 14.05. Namun, saat itu pasukan OPM berhadapan dengan aparat keamanan Indonesia yang sedang mendirikan pos militer di hutan. Dalam kontak tembak tersebut, tidak ada korban jiwa dari pihak OPM. Sedangkan dari aparat keamanan Indonesia belum bisa dipastikan.
Baku tembak terus terjadi pada Sabtu (17/5) sekitar pukul 05.00 WIT di Walesi, tepat di atas gunung. Di situ (gunung) aparat keamanan Indonesia selalu mengibarkan bendera Merah Putih.
Sekitar pukul 08.25 WIT, lanjut Sebby, pasukan TPNPB kembali melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan Indonesia di Pos Militer Kurima. Targetnya, tujuh aparat militer Indonesia sehingga mengakibatkan ketujuh orang mengalami luka tembak. Sementara pihak OPM, katanya, dalam kondisi aman.
Selain itu, pada Minggu (18/5) sekitar pukul 13.15 WIT terjadi baku tembak antara antara anggota OPM dan aparat keamanan Indonesia di Kali Yetni. Anggota OPM, ujarnya, berhasil menembak tiga aparat keamanan Indonesia. Namun, belum diketahui kondisinya.
“Sementara satu anggota kami gugur dalam medan perang atas nama Esa Giban, Komandan Operasi Kompi A dari Batalyon Wesem. Sejumlah amunisi, handphone dan noken telah disita oleh aparat keamanan Indonesia,” ujar Sebby.
Sebby menambahkan, dari Kurima sampai tanah longsor telah dikuasai oleh pasukan OPM sejak Kamis-Senin (15-19/5) kemudian mengibarkan bendera Bintang Fajar untuk menghadapi serangan balasan aparat keamanan Indonesia.
Sebby juga mengaku, pada Senin (19/5) pihaknya juga menerima laporan dari PIS TPNPB di Dogiyai yang melaporkan terjadi penyisiran yang dilakukan aparat keamanan Indonesia di sebuah kampung.
Pendropan aparat keamanan Indonesia dilakukan dengan menggunakan empat unit kendaraan yang dilengkapi senjata dan amunisi dan kini memasuki kampung-kampung.
Sedangkan pada Senin (19/5), PIS TPNPB melaporkan dari Kurima yang menyebut ada lima unit mobil baracuda lapis baja sejak Minggu (18/5) hingga saat ini masih melakukan pendropan aparat keamanan Indonesia ke Kurima.
Sementara itu, sejak 15-19 Mei 2025 masih terdengar rentetan bunyi tembakan di atas atas gunung dan areal pos pertahanan aparat keamanan Indonesia di Kurima.
“Kami menyampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa perang yang dilakukan oleh TPNPB sejak 1960 hingga saat ini bertujuan agar Indonesia mengakui hak kemerdekaan bangsa Papua sejak 1 Desember 1961. Negara Indonesia harus mengakui kemerdekaan bangsa Papua. Jika tidak maka perang akan terus dilakukan hingga dunia kiamat,” ujar Sebby. (*)