Jules Camps OFM: 40 Tahun Lebih Misionaris Asal Venray Mengabdi di Tanah Papua - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
Sosok  

Jules Camps OFM: 40 Tahun Lebih Misionaris Asal Venray Mengabdi di Tanah Papua

Pastor Jules Camps, OFM (Alm). Imam Fransiskan yang menghabiskan 43 waktunya menunaikan tugas sebagai pelayan Sabda di tanah Papua hingga ajal menjemputnya. Foto: Berto Namsa Bade/Odiyaiwuu.com

Loading

Masa kecil dan sekolah dasar ia habiskan di kota kelahirannya. Di tengah keluarga ia tumbuh bersama delapan saudaranya dalam dekapan cinta orangtua. Cinta Tuhan jualah memanggil Camps melangkahkan kaki, menjauh dari Venray, Belanda menuju tanah Papua.

PERJALANAN misi para imam misionaris di tanah Papua tentu tak tanggal dari Pastor Jules Camps, OFM atau Pastor Camps. Pastor Camps, imam Ordo Fratrum Minorum (OFM) ini lahir di kota Venray, Belanda pada 20 November 1924. Ia terlahir sebagai anak ke empat dari delapan bersaudara.

Semasa kecil, Camps muda sudah menunjukkan ketertarikannya untuk menjadi seorang imam. Maka tak heran ketika menyelesaikan pendidikan pada kolose Fransiskan di Belanda, ia akhirnya memutuskan untuk masuk dan bergabung dengang Fransiskan Belanda. Seluruh niat panggilan untuk mejadi imam dalam persaudaraan Fransiskan (OFM) sangat didukung oleh keluarga asalnya.

Pada tahun 1944, Pater Camps, OFM memulai masa novisiat OFM di Belanda. Setelah melewati masa tahun kanonik selama satu tahun, tahun 1945 ia mengucapkan profesi pertama (kaul pertama) sebagai Fransiskan muda. Masa pendidikan filsafat dan teologi dijalani di Belanda.

Dengan tekat dan langka yang kuat, ia mengucapkan profesi meriah (kaul kekal) di Belanda pada tahun 1948. Pater Camps, OFM ditahbiskan menjadi imam Fransiskan di Belanda pada tahun 1951. Setelah ditabiskan menjadi imam Fransiskan, ia langsung dipercayakan oleh persaudaraan Fransiskan Belanda untuk menjadi misionaris di tanah misi Katolik di Nederland Nieuw Guinea (tanah Papua).

Mengikuti kursus

Sebagai seorang yang disiapkan menjadi misionaris, maka Pater Camps, OFM mulai mengikuti berbagai kursus untuk menjadi menjadi misonaris di tanah misi yang baru. Kursus-kursus itu meliputi bahasa, kebudayaan, kesehatan, kehidupan baru di tanah misi dan lain sebagainya.

Akhir tahun 1951 satu ia berangkat dari Belanda menuju Papua. Setelah melewati perjalanan panjang dan boleh dikatakan memakan waktu serta energi yang banyak, pada pertengahan Januari tahun 1952, Pater Camps, OFM tiba dengan selamat di tanah Papua.

Setibanya di Papua, ia menetap di biara Fransiskan Santo Fransiskus Asisi APO, Jayapura. Dari sana ia mulai melakukan orientasi pastoral di sekitar wilayah Hollandia Haven (Jayapura Kota), Hollandia Binnen (Abepura) dan juga di wilayah Keerom (Waris dan Ubrub). Sebagai pastor muda yang energik, Pater Camps, OFM menunjukkan semangat pelayanannya yang luar biasa kepada umat yang dilayaninya.

Tidak disangka dengan penuh misteri, Pater Camps, OFM dipanggil oleh Tuhan pada 2 Maret 1995 di Biara Santo Antonius Sentani, Jayapura. Dikisahkan ia meninggal dunia dalam keadaan sedang menerimah telepon. Dari hasil pemeriksaan diduga kuat Pater Camps, OFM meninggal dunia akibat serangan jatung. Ia dipanggil oleh Tuhan dalam usia 71 tahun.

Sang gembala ini telah melewati 51 tahun hidupnya sebagai Fransiskan dan 44 tahun lamanya ia telah menjadi imam Katalik dalam persaudraan Fransiskan. Pater Camps, OFM telah berkarya di tanah Papua selama 43 tahun. Suatu rentang waktu yang lama, yang dilewati oleh Pater Jules Camps, OFM. Ia merupakan salah satu dari sekian misionaris Fransiskan yang meninggal dunia di tanah Papua.

Misi di Papua

Setalah melewati orientasi pastoral di beberapa temapt yang telah disebutkan di atas. Pater Camps, OFM akhirnya ditugaskan sebagai pastor di beberapa tempat di tanah Papua. Ia misalnya, menjadi pastor di Hoolandia Binnen (Abepura saat ini) kurang lebih setahun.

Kemudia ia dipercayakan oleh persaudaraan Fransiskan Papua menjadi pastor di Kokonau, Mimika. Selain di Kokonau, Mimika, ia juga masih sempat menjadi pastor di Uta, Pronggo (kedua tempat ini masuk dalam wilayah Mimika). Ia bertugas di wilayah Mimika sampai tahun 1963. Pada tahun 1663 menjadi pastor di Jiwika, Lembah Balim sampai tahun 1967. Dari Jiwika, kemudian menjadi pastor di Wamena kota.

Setelah sekian lama berkarya di wilayah Lembah Balim, ia kembali dipercayakan menajadi pastor di Ilaga. Dari Ilaga, menjadi pastor di Waghete (Wilayah Wisselmeren), Kabupaten Deiyai, Papua Tengah. Dari Waghete ia kembali dipercayakan menjadi pastor di Sentani, Jayapura. Dari Jayapura menjadi pastor di wilayah Lembah Noemba (Agmume).

Pater Jules Camps, OFM kembali lagi menjadi pastor di Lembah Baliem. Di sana, ia mengadakan penelitian di Kampung Anelagak (wilayah Paroki Bunda Maria Pikhe) untuk menyusun disertasinya tentang adat suku Dani: Some Observations of the Social and Religious Life of a Dani-Group dalam Bulletin of Irian Jaya Development.

Tak lama, ia menjadi pastor di Biak. Dari Biak ia kembali menjadi pastor di Arso, Ubrub, dan Waris hingga tahun 1985. Di sela-sela, menjadi pastor di daerah-daerah yang telah disebutkan di atas, ia juga sempat menjadi pengajar Antropologi dan menjadi Rektor atau Ketua di Seminari Agung Jayapura, kemudian di ATK atau STTK Abepura dari tahun 1965-1976.

Tahun 1991 ia masih datang ke Lembah Balim untuk selama lima bulan mengadakan riset tentang poligami. Hasil risetnya ini, kemudia hari menjadi bahan uang berguna bagi perkembangan reksa pastoral di wilayah Lembah Baliem.

Dari tangannya, lahirlah beberapa film dokumenter tentang acara dalam kebudayaan Balim. Tahun 1992 datang kembali ke Jayapura untuk mengikut perayakan Hari Ulang Tahun ke-25 Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur, Abepura, Papua.

Akhir tahun 1993 ia mulai menetap di Biara Santo Antonius Sentani, Jayapura. Walaupun telah mencapai usia pensiun, namun hal itu tidak membuat Pater Camps, OFM berdiam diri begitu saja. Ia masih tetap melayani umat di wilayah Jayapura dan Keerom saat akhirnya ia dipanggil oleh Tuhan di Sentani, Jayapura.

Terima kasih Pater Jules Camps, OFM atas jasa baikmu dalam perkembangan dan kemajuan gereja Katolik di tanah Papua. Terima kasih atas contoh dan teladan hidup untuk kami. Semoga segala kebaikanmu menghantarmu untuk berbahagia bersama para Kudus dalam Kerajaan Surga. Doakan kami umatmu yang masih terus mengembara di dunia ini. (Berto Namsa Bade/Odiyaiwuu.com).

Tinggalkan Komentar Anda :