LANGGUR, ODIYAIWUU.com — Kapal jenis longboat yang dinaiki tujuh mahasiswa KKN UGM (Kuliah Kerja Nyata Universitas Gadjah Mada) terbalik di perairan Debut, Maluku Tenggara, Selasa, 1 Juli 2025, pukul 15:28 WIT, menyebabkan dua mahasiswa meninggal.
Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM) UGM Rustamadji dalam keterangan resmi di Yogyakarta mengutip Tempo.co, Selasa (2/7), mengatakan korban adalah Septian Eka Rahmadi, 21 tahun, dan Bagus Adi Prayogo, 21 tahun.
Septian adalah mahasiswa Program Sarjana Teknologi Informasi, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UGM. Sedangkan Bagus adalah mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kehutanan UGM, yang ditemukan dalam kondisi meninggal pada Selasa (1/7) malam pukul 23.00 WIT setelah dinyatakan hilang dalam kecelakaan laut di perairan Debut, Maluku Tenggara.
“Kami kehilangan sosok muda yang penuh potensi dan semangat. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga diberi ketabahan,” ujar Rustamadji. Septian dan Bagus tergabung dalam Unit KKN-PPM Manyeuw, Maluku Tenggara.
Menurut Rustamadji, Septian dikenal sebagai pribadi cerdas, bersahaja, dan berkomitmen tinggi dalam proses belajar maupun pengabdian kepada masyarakat.
“Bagus adalah mahasiswa yang aktif, peduli terhadap lingkungan, dan menunjukkan dedikasi tinggi dalam setiap kegiatan pengabdian,” ujar Rustamadji dikutip dari laman UGM.
Insiden terjadi saat tujuh mahasiswa KKN bersama lima warga mengambil pasir di Pulau Wahru untuk program Revitalisasi Terumbu Karang dengan metode Artificial Patch Reef (APR). Mereka berangkat menggunakan dua speedboat pukul 11:00 WIT.
Dalam perjalanan kembali, salah satu perahu motor cepat itu terbalik akibat gelombang pasang dan angin kencang. Menurut dia, sebanyak lima mahasiswa berhasil selamat, satu meninggal dunia, dan satu lainnya sempat hilang sebelum ditemukan malam harinya dalam keadaan meninggal.
UGM melalui DPKM dan fakultas terkait, kata dia, tengah berkoordinasi dengan Bupati beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, serta Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Maluku untuk memastikan penanganan darurat, serta memberikan pendampingan dan dukungan bagi mahasiswa yang terdampak.
“UGM tengah melakukan koordinasi intensif antara dosen pembimbing lapangan (DPL), Kagama, dan mitra lokal, memberikan dukungan psikologis dan logistik bagi tim mahasiswa, serta memfasilitasi pemulangan jenazah ke daerah asal dengan pendampingan universitas,” tutur Rustamadji.
Kapolres Maluku Tenggara AKBP Frans Duma, seperti dikutip ameks.id, Selasa malam, mengatakan, rombongan longboat itu berangkat dari Pulau Wearhu menuju Desa Debut, Kecamatan Manyeu, usai mengangkut pasir. Namun saat perjalanan kembali untuk pengambilan pasir tambahan, kapal mereka dihantam gelombang besar dan terbalik sekitar pukul 15.00 WIT.
“Dalam perjalanan kedua, kapal yang mereka tumpangi dihantam ombak besar hingga terbalik. Saat itu mereka sudah membawa sekitar 30 karung pasir,” kata Duma.
Dalam insiden tersebut, lima mahasiswa dan lima warga berhasil diselamatkan dan mendapatkan penanganan medis. Tiga mahasiswa dirawat di rumah sakit, Muhammad Arva Sagara, 21 tahun, dan Ridwan Rahadian (21) di RS Karel Satsuitubun Langgur, sementara Afifudin Baliya (24) di RS Hati Kudus Langgur.
Dua mahasiswa lainnya, Deren dan Pratista Halimawan, dalam kondisi stabil dan tidak menjalani perawatan. Tujuh mahasiswa UGM adalah Septian Eka Rahmadi (21) (meninggal), Bagus Adi Prayogo (21) (meninggal), Muhammad Arva Sagara (21), Ridwan Rahadian (21), Afifudin Baliya (24), Deren, dan Pratista Halimawan. (*)