Mahasiswa Asal Meepago di Papua Barat Peringati Insiden Paniai Berdarah - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan
DAERAH  

Mahasiswa Asal Meepago di Papua Barat Peringati Insiden Paniai Berdarah

Mahasiswa asal Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah saat menggelar acara 1000 Lilin memperingati insiden Paniai Berdarah di halaman Asrama Paniai, Wissel Merren 1 Amban, Manokwari, kota Provinsi Papua Barat, Kamis (8/12). Foto: Istimewa

Loading

MANOKWARI, ODIYAIWUU.com — Mahasiswa asal Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah, menggelar acara 1000 Lilin memperingati insiden Paniai berdarah di halaman Asrama Paniai, Wissel Merren 1 Amban, Manokwari, kota Provinsi Papua Barat, Kamis (8/12).

Para mahasiswa tersebut merupakan pengurus dan anggota Badan Pengurus Koordinator Wilayah Kabupaten Paniai (KWKP) yang bernaung di bawah payung Ikatan Mahasiswa Pegunungan Tengah (IMPT) bersama Forum Independen Mahasiswa (FIM), KNPB serta masyarakat Manokwari ambil bagian dalam acara 1000 Lilin memperingati insiden Paniai Berdarah yang terjadi pada 8 Desember 2014.

“Kami menggelar acara 1000 Lilin sebagai bentuk penghormatan kepada korban, termasuk Simon Degei, Oktovianus Gobai, Alfius You, Yulian Yeimo, dan Abia Gobai,” ujar Demianus Yogi dari Badan Pengurus Koordinator Wilayah Kabupaten Paniai Manokwari melalui keterangan tertulis kepada Odiyaiwuu.com di Jakarta, Minggu (10/12).

Menurut Yogi, acara 1000 Lilin tersebut berlangsung di halaman Asrama Paniai Wissel Merren 01 Amban, Manokwari, Papua Barat, pada Kamis 8 Desember. Selain membakar lilin acara juga diisi dengan orasi, pembacaan puisi, cerpen, novel yang disampaikan bergantian oleh mahasiswa untuk mengenang para korban.

Yogi menambahkan, dalam acara tersebut para mahasiswa juga menyerukan perdamaian dan keadilan demi kemanusiaan, khususnya di tanah Papua dan lebih khusus bertolak dari kasus Paniai Berdarah.

Para mahasiswa juga menyampaikan sejumlah pertanyaan. Pertama, meminta Presiden Joko memperhatikan dan menuntaskan tragedi Paniai Berdarah yang telah memakan korban meninggal bahkan luka-luka.

Kedua, Komnas HAM dan Pengadilan HAM Makassar segera memproses para pelaku yang diduga terlibat dalam insiden Paniai Berdarah. Ketiga, para mahasiswa menyatakan ketidakpuasan atas peradilan sejumlah pelaku namun menutupi rentetan pelanggaran HAM negara.

“Kami meminta Komnas HAM Perwakilan Papua segera melakukan investigasi kasus penembakan di depan Kantor Bupati Paniai yang menewaskan Kepala Desa Donatus Nawipa saa pembagian surat suara pada 6 Juli 2022 dan menuntaskan kasus itu,” kata Yogi. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :