Warga Hilang Akibat Longsor di Nduga 23 Orang, Pemprov Distribusi Bantuan Untuk Keluarga Korban

Warga masyarakat sedang berusaha mencari 23 korban hilang menyusul bencana banjir dan longsor di Distrik Dal dan Mebarok, Nduga di Wamena, kota Provinsi Papua Pegunungan, Sabtu (1/11). Pemprov Papua Pegunungan, Senin (3/11) menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk keluarga dari 23 korban hilang yang hingga kini masih dalam pencarian. Foto: Istimewa

WAMENA, ODIYAIWUU.com – Jumlah warga yang hilang menyusul bencana banjir dan longsor di Distrik Dal dan Distrik Mebarok, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Sabtu (1/11) sekitar pukul 17.00 WIT mencapai 23 orang.

Dari total korban dilaporkan hilang, sebanyak 15 orang berasal dari Distrik Dal dan delapan korban lainnya berasal dari Distrik Mebrok. Para korban tersebut hingga kini masih dalam proses pencarian.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan melalui Dinas Sosial bergerak cepat menyalurkan bantuan darurat tahap pertama untuk keluarga dari 23 korban yang hingga kini masih dalam proses pencarian.

Kepala Dinas Sosial Papua Pegunungan Yanius Telenggen mengatakan, penyaluran bantuan tahap pertama dilakukan di dua titik kumpul keluarga duka yang berada di Wamena, kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. Bantuan itu ditujukan untuk keluarga dari 15 korban di Dal dan 8 korban di Mebarok.

“Bantuan ini adalah bantuan dari Bapak Gubernur Provinsi Papua Pegunungan. Kami berharap agar jangan dilihat besar atau kecilnya. Namun, kehadiran pemerintah di sini untuk menguatkan keluarga korban dan sebagai bentuk kepedulian serta perhatian dari kami,” ujar Yanius Telenggen di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Senin (3/11).

Yanius menjelaskan, total bantuan yang diserahkan berupa 4 ton beras dan delapan jenis bahan pokok (bama) lainnya. Masing-masing kelompok keluarga duka di Wamena menerima 500 kilogram beras serta selimut, tikar, tenda, minyak goreng, dan bahan kebutuhan lainnya.

“Sementara itu, sisa 3 ton beras dan bantuan logistik lainnya, termasuk 50 karton gula dan 3 karton selimut, rencananya akan disalurkan langsung ke distrik yang terdampak bencana pada, Selasa (4/11). Penyaluran ini akan menggunakan jalur darat, baik melalui Habema-Mbua maupun jalur Kuyawage,” ujar Yanius.

Menurt Yanius, tim dari Pemprov Papua Pegunungan yang turun mendistribusikan bantuan Selasa (4/11) juga sekaligus memonitor situasi di lokasi bencana.

“Saat ini, kami sedang berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk meminta bantuan dalam upaya pencarian korban yang hingga kini belum ditemukan,” kata Yanius lebih lanjut.

Sementara perwakilan keluarga korban, Obet Wijangge, menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Papua Pegunungan atas bantuan kepada keluarga korban.

Namun, Obet juga menitip pesan agar pemerintah provinsi dan gubernur terus membantu hingga proses kedukaan selesai, terutama mengingat jenazah 15 korban di Distrik Dal belum ditemukan karena diperkirakan masih terbenam dalam longsor.

“Kami meminta pemerintah harus ada di sini, harus melihat, dan bisa membantu apa yang menjadi kekurangan di sini,” kata Obet.

Bencana banjir dan longsor terjadi Sabtu (1/11) sekitar pukul 17.00 WIT. Dua distrik masing-masing Distrik Dal dan Distrik Mebrok diterjang banjir yang berujung belasan warga terjebak dalam longsor.

Pelaksana Tugas Bupati Kabupaten Nduga Yoas Beon menyebut peristiwa kelam itu merupakan kejadian luar biasa pertama yang melanda wilayah itu. Selain korban jiwa, sejumlah fasilitas umum juga dilaporkan rusak parah, dan masyarakat terdampak mengalami kesulitan akses serta kebutuhan dasar.

Warga Nduga Joice Wandikbo mengatakan, ia sangat bersedih kehilangan kerabat yang masih hilang menyusul longsor dan banjir yang melanda kedua distrik tersebut. Ia tak pernah menyangka longsor dan banjir membawa petaka bagi para kerabatnya.

“Kami berterima kasih kepada Pemda Nduga di bawah kepemimpinan Pelaksana Tugas Bupati Nduga Bapak Yoas beserta jajarannya bersama Forkopimda dan masyarakat langsung bergerak mencari korban yang masih hilang. Semoga para korban korban segera ditemukan,” kata Joice Wandikbo. (*)