KOKONAO, ODIYAIWUU.com — Bupati Mimika Johannes Rettob bersama Wakil Bupati Emanuel Kemong beserta rombongan, Senin (29/12) disambut penuh haru dan bahagia dalam rangka peresmian renovasi masjid di Kokonao, Distrik Mimika Barat, Provinsi Papua Tengah.
Masjid tertua di Kabupaten Mimika berdiri tahun 1966 dan menjadi salah satu tonggak bersejarah dan awal perkembangan kehidupan keagamaan di Mimika.
Bupati John Rettob dalam sambutannya saat meresmikan masjid tersebut juga mengenang masa kecilnya di Kokonao. Ia mengaku, pada awal dibangun masjid ini berada tepat di depan rumah tempat tinggalnya semasa kecil di Kokonao.
“Masjid ini sudah ada sejak tahun 1966 dan dulu berdiri persis di depan rumah kami. Namun karena kondisi alam yang sering berubah dan tidak memungkinkan, masyarakat Muslim Kokonao kemudian sepakat memindahkan masjid ini ke Kampung Migiwia,” ujar Bupati John di Kokonao, Mimika Barat, Papua Tengah, Senin (29/12).
Bupati John juga mengungkapkan, seiring waktu yang terus berjalan dengan kondisi alam yang kerap berubah, masyarakat Muslim Kokonao sepakat memindahkan lokasi masjid ke Kampung Migiwia demi keamanan dan kenyamanan bersama.
“Dulu masjid ini berdiri persis di depan rumah kami. Karena kondisi alam yang tidak memungkinkan, akhirnya umat Muslim di Kokonao berinisiatif memindahkan masjid ini ke Kampung Migiwia. Keputusan itu menjadi bagian penting dalam sejarah perjalanan umat dan kebersamaan masyarakat di daerah ini,” kata John.
Menurut John, , cucu dan putra perintis pendidikan dan agama Katolik di Mimika dan Papua Tengah, pemindahan masjid tersebut merupakan bentuk kebersamaan, musyawarah serta semangat gotong royong masyarakat Muslim pada masa itu demi menjaga keberlangsungan tempat ibadah.
Bupati juga mengenang sosok Letjen (Purn) Ali Hamdan Bogra, yang masa itu dikenal sangat tekun beribadah. Sejak kecil, Bupati kerap menyaksikan Hamdan Bogra mengumandangkan adzan setiap waktu salat.
“Waktu saya masih kecil, Pak Hamdan Bogra sangat rajin beribadah. Hampir setiap waktu salat, beliau yang mengumandangkan azan. Kenangan itu sangat membekas dan menjadi teladan bagi kami,” ujar John.
Masjid tertua ini bukan sekadar bangunan fisik, melainkan saksi sejarah perjalanan masyarakat Mimika, pembentukan karakter generasi muda serta tumbuhnya nilai religius dan toleransi antarumat beragama puluhan tahun silam.
Renovasi masjid dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan jamaah, memperkuat struktur bangunan serta tetap menjaga nilai-nilai historis yang melekat di tengah heterogenitas masyarakat Mimika, khususnya di Mimika Barat.
Bupati John menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam proses renovasi, mulai dari pemerintah daerah, tokoh agama hingga masyarakat setempat.
John berharap agar masjid ini terus berfungsi sebagai pusat ibadah, pembinaan umat serta simbol persaudaraan, kerukunan, dan harmoni dalam kehidupan beragama di Mimika.
Sekadar diketahui, dalam kunjungan kerja ke wilayah pesisir ini, hadir pula Ketua DPRK Mimika Primus Natikapereyau, tokoh Muslim Kokonao H Iwan Anwar, dan Danramil setempat serta jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mimika.
Kehadiran para pihak tersebut mencerminkan dukungan bersama terhadap pelestarian nilai sejarah, penguatan moderasi agama serta pembangunan yang berkeadilan hingga ke wilayah pesisir Mimika.
Acara peresmian ditutup dengan doa bersama sebagai ungkapan syukur atas rampungnya renovasi dan harapan agar masjid ini senantiasa membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat Mimika. (*)










