Pencetus Gagasan Noken Titus Pekei Serahkan Sertifikat Penghargaan Noken Unesco di Intan Jaya

Pencetus gagasan Noken Papua di Unesco Titus Pekei Agiyadokii usai menyerahkan Sertifikat Penghargaan Noken Unesco di Aula Gereja Katolik Santo Misael Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, Kamis (4/12). Foto: Istimewa

SUGAPA, ODIYAIWUU.com — Pencetus Gagasan Noken Papua di Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) Titus Pekei Agiyadokii menyerahkan Sertifikat Penghargaan Noken Unesco kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah.

“Saya menyerahkan Sertifikat Noken Unesco kepada Pemerintah Kabupaten Intan Jaya bertepatan peringatan Hari Ulang Tahun ke-13 Noken Tahun 2025 di Aula Gereja Katolik Santo Misael Sugapa pada 4 Desember,” ujar Titus Pekei di Nabire, kota Provinsi Papua Tengah, Sabtu (20/12).  

 Menurut Titus, proses penyerahan sertifikat tersebut dihadiri juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Intan Jaya, para pengurus Dewan Karajinan Nasional Daerah (Dekranasda), tokoh masyarakat, dan mama-mama pengrajin noken di Intan Jaya.

 

Noken Unesco adalah penghargaan bergengsi badan dunia Unesco. Sebagai juga merupakan simbol identitas, perdamaian, dan keberlanjutan alam. Noken mencerminkan kearifan lokal dan peran penting perempuan Papua dalam kehidupan sosial dan budaya di era global,” kata Titus.

Titus, pemerhati budaya Papua, concern terkait Upaya pelestarian dan perlindungan noken., termasuk memuliakan kerja keras mama-mama Papua melestarikan kekayaan budaya masyarakat bumi Cenderawasih,

Tahun 2025, katanya, tema International Day of Monuments and Sites yang digagas International Council on Monuments and Sites (Icomos) dan Unesco adalah Disaster and Conflict Resilient Heritage.

“Tema ini mengingatkan masyarakat dunia arti penting melindungi warisan dari ancaman bencana alam maupun konflik sosial. Meski noken sudah diakui Unesco sebagai Warisan Dunia tak Benda (Intangible Cultural Heritage) namun arti penting warisan dunia belum membumi di tengah masyarakat Indonesia. Karena itu, perlu perhatian serius stakeholders terkait untuk mensosialisasikan makna penting perayaan ini,” ujar Titus.

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sudah membentuk Kementerian Kebudayaan yang berarti negara memiliki perhatian khusus tentang budaya dan warisan dunia.

“Ini suatu yang perlu diapresiasi, namun sekaligus membawa tanggung jawab sendiri untuk memperhatikan perkembangan warisan dunia yang ada di Indonesia. Tidak sekadar ada kementerian tetapi lebih dari itu pemerintah harus lebih aktif memajukan kebudayaan yang dirayakan dan dimaknai oleh masyarakat dengan program konkrit dan menyentuh masyarakat,” ujar Titus. (*)