NABIRE, ODIYAIWUU.com — Wakil Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Wamendagri) John Wempi Wetipo didampingi Deputi Sekretariat Wakil Presiden Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan Velix Fernando Wanggai Senin (27/3) tiba di Nabire, kota Provinsi Papua Tengah dalam rangka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perdana Kelompok Usaha Hidup Petani Nyata (Hipeta).
Dari serangkaian agenda kunker Wetipo dan Wanggai, putra asli Papua, keduanya didampingi langsung Penjabat Gubernur Papua Tengah Dr Ribka Haluk, S.Sos, MM, perwakilan TNI-Polri, tokoh adat, dan masyarakat di wilayah Papua tengah. Satah satu agenda Wetipo yakni menghadiri dan membuka kegiatan Rakernas perdana Hipeta.
Rakernas mengusung tema Melalui Rakernas 1 Hipeta, Terbangun Konsolidasi Organisasi dan Penguatan Basis Anggota Hipeta Menuju Hidup Petani Nyata berlangsung di Aula Kasih Tabernakel, Jalan Kusuma Bangsa, Nabire.
Gelar acara sehari itu mendapat apresiasi positif dari anggota Hipeta karena dua tokoh Papua akan tampil memberi motivasi. Temasuk trik-trik membangun dan mengembangkan usaha sebagaimana Hipeta yang bergerak di bidang ekonomi dan pariwisata.
Wetipo dalam kesempatan itu berharap kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah (UKMK) seperti halnya Hipeta harus terus tumbuh dan berkembang. Mantan Bupati Jayawijaya ini juga mengapresiasi Hipeta karena bekerja keras memberdayakan masyarakat tanpa insentif dari pemerintah.
“Saya senang, dan ini membuktikan kalau orang asli Papua juga bisa. Dengan dibuatnya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pembentukan Provinsi Papua Tengah diharapkan orang asli menjadi tuan di negeri sendiri. Sehingga menjadi tugas kita bersama untuk mengawalnya,” kata Wetipo.
Ketua Hipeta Papua Tengah Kristovel Mara mengatakan, Rakernas perdana merupakan sejarah baru yang membanggakan karena dihadiri langsung dua pejabat yang merupakan putra asli Papua.
Hipeta, ujar Kristovel, merupakan organisasi gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang mengelola usaha di bergbagai bidang, mulai perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan dan ekowisata.
“Jadi sudah selanyaknya setiap anggota Gapoktan dapat melaksanakan reposisi yang mengarah kepada aspirasi berupa peningkatan partisipasi masyarakat tani terhadap kemajuan kelompok sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” ujar Kristovel.
Pasalnya, Hipeta merupakan wadah para petani atau kelompok tani yang dinaungi secara terorganisir mulai dari pusat sampai ke tingkat distrik maupun kampung.
Sementara itu Tenaga Ahli Wamendagri, Maximus Tipagau berharap agar Rakernas perdana tersebut dapat mewujudnyatakan tema yang diusung, yaitu konsolidasi organisasi dan penguatan basis anggota.
“Hipeta adalah kelompok usaha yang akan merintis pembangunan UMKM di Papua Tengah. Kita harap lebih banyak anggota yag bergabung dengan semangat kerja yang tinggi untuk mewujudkan hidup petani nyata melalui kelompok usaha ini. Luar biasa,” kata Tipagau.
Tipagau tiba di Nabire sehari sebelum Rakernas berlangsung guna memastikan persiapan kunjungan Wamendagri sekaligus menghadiri Rakernas berjalan lancar dan sukses.
Tipagau, pengusaha muda asli Papua, menyempatkan diri bertemu dan berbagi pengalaman dengan anggota Hipeta seputar kiat-kiat sukses mejalankan dan mengembangkan usaha.
Pada pertemuan Minggu (26/3), Tipagau tak lupa memotivasi pemuda-pemudi di Nabire yang merupakan anggota kelompok Hipeta.
“Kalau mau maju harus kerja keras da tekun. Tidak perlu kembangkan usaha dengan andalkan proposal. Intinya managemen usaha yang diatur baik, sehingga semuanya berjalan sesuai harapan,” kata Tipagau lebih lanjut. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)