Mantan Rektor Universitas Trisakti Thoby Mutis Meninggal, Alumni Asal Papua Menangis: Paitua Orang Baik yang Sangat Membantu - Odiyaiwuu.com | Membahagiakan Kehidupan

Mantan Rektor Universitas Trisakti Thoby Mutis Meninggal, Alumni Asal Papua Menangis: Paitua Orang Baik yang Sangat Membantu

Alm Prof Dr Thoby Mutis, mantan Rektor Universitas Trisakti, Jakarta

Loading

WAGHETE, ODIYAIWUU.com — Prof Dr Thoby Mutis, mantan Rektor Universitas Trisakti (Usakti) Jakarta periode 1998-2016 Sabtu (9/4) pukul 02.05 WIB meninggal di Rumah Sakit Sint Carolus, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat.

Kabar duka itu tak hanya dirasakan keluarga besar Almarhum Prof Thoby Mutis, tetapi juga segenap pimpinan dan civitas akademika Usakti kehilangan sosok seorang pemimpin yang lama mendharmabaktikan ilmu dan pengetahuannya untuk dunia pendidikan di Indonesia.

Elias Pigome, alumni Strata 1 (S-1) jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Usakti asal Kampung Kebodagi, Distrik Tigi Barat, Kabupaten Deiyai, Papua punya pengalaman saat masuk hingga merampungnya studinya. Tahun 2007, Elias lulus seleksi masuk jurusan Teknik Pertambangan, mengenang Almarhum Thoby Mutis sebagai sosok yang sangat dekat juga dengan mahasiswa asal timur Indonesia seperti Papua, Sulawesi Selatan, NTT, NTB, Maluku, dan lain-lain.

“Selama setahun saya kuliah, tahun 2008 saya bertemu paitua Thoby Mutis. Saat ini beliau menjabat Rektor Universitas Trisakti. Kalau mahasiswa yang mengalami kesulitan kuliah dan beniat ketemu, pasti paitua terima kemudian mendengar apa kesulitan yang dihadapi. Saat ketemu, saya kenalkan diri dari kampung di pedalaman Papua. Saya sampaikan bahwa saya juga mahasiswa yang kuliah jurusan Teknik Pertambangan,” ujar Elias Pigome kepada Odiyaiwuu.com dari Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Sabtu  (9/4).

Saat ngobrol dengan Prof Dr Thoby Mutis di ruang kerjanya, Elias menyampaikan dirinya sudah kuliah selama dua semester. Peneguhan dan nasehar langsung meluncur dari Prof Dr Thoby Mutis yang menyemangati agar sebagai mahasiswa dari tanah Papua, tetap semangat kuliah agar kelak kembali mengabdi masyarakat dan tanah Papua.

“Pertemuan pertama terjadi pada Februari 2008. Kemudian pada Agustus, saya ketemu paitua lagi. Saya sampaikan kalau saya kesulitan biaya kuliah. Saat itu satu awal masuk saya bayar per semester Rp. 30 juta lebih. Dua semester orangtua masih bisa bayar tetapi masuk semester tiga, dorang lempar handuk. Saat itu, paitua bilang tidak bisa bantu dengan uang pribadi. Saya disuruh buat proposal ke pimpinan universitas agar bisa dibantu. Usul paitua itu saya jalankan dan dibantu sampai selesai kuliah. Makanya pagi tadi dengar paitua meninggal, saya menangis karena ingat jasanya selama kuliah,” ujar Elias lebih jauh.

Menurut Elias, satu hal yang membuat ia menangis karena mengingat kata-kata Alm Prof Thoby Mutis. “Saat itu beliau bilang, ‘adik, sekolah baik-baik. Bapa tida bantu langsung dari uang pribadi. Tapi, lewat bapa, pimpinan universitas bisa membantu sampai selesai dengan baik agar bapa dan mama di kampung senang. Kemudian saat kembali Papua, harus bawa ijazah. Kasi tunjuk di orangtua kalau sudah selesai manfaatkan uang mereka dengan baik selama kuliah.’ Itulah nasehat yang saya dengar langsung dari paitua Thoby Mutis,” kata Elias, pria kelahiran Kebodagi, 15 April 1986.

Alumni lainnya asal Papua Markus Yantewo juga mengungkapkan duka berpulangnya Prof Thoby Mutis. Markus yang kini tinggal di Australia merasa berduka Universitas Trisakti kehilangan salah seorang alumni terbaik. Namun, ia juga bangga dengan Thoby, karena dialah alumni pertama Trisakti yang dipercaya sebagai rektor.

Menurut Markus, selama kuliah di Usakti, ia merasa bangga dengan sosok Almarhum Thoby Mutis karena pintu kantornya selalu terbuka. Banyak hal beliau lakukan untuk teman-teman mahasiswa. Beliau meng-approve dana bantuan dari universitas Trisakti untuk mahasiswa mengikuti kompetisi mahasiswa di luar negeri.

“Ada pengalaman yang selalu saya ingat. beliau adalah salah satu penguji skripsi saya. Sidang skripsi saya dilaksanakn di kantor beliau di gedung M. Sepengetahuan saya, saya satu-satunya mahasiswa S-1 dari Fakultas Teknik yang punya penguji skripsi Rektor Unvesitas Trisakti dan sidang skripsi dilaksanakan di kantor rektor,” ujar Markus Yantewo kepada Odiyaiwuu.com dari Australia, Sabtu (9/4).

Jenazah Almarhum Prof Dr Thoby Mutis disemayamkan di Ruang Lazarus RS St Carolus, Jakarta. Jenazah dikebumikan di San Diego Hills Karawang, pada pukul 13.00 WIB setelah dilakukan Misa Requiem.  Thoby Mutis lahir di Manggarai, Flores, NTT, 2 November 1947. Thoby memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Trisakti tahun 1976. Ia meraih gelar S-3 dalam bidang Organization Development, South-East Asia Interdisciplinary, Development Institute, SAIDI Filipina tahun 1984 dengan disertasi berjudul Organization Competency and Effectiveness of the Jakarta Credit Union. Pada tanggal 26 Oktober 1995 ia dikukuhkan sebagai Guru Besar dengan pidato berjudul Pendekatan Ekonomi Pengetahuan dalam Manajemen Kodeterminasi.

Pemimpin Redaksi BeritaSatu TV Primus Dorimulu mengaku, saat menjadi wartawan di Jakarta, beberapa kali bertemu Thoby Mutis. Suatu waktu, kisah Primus, wartawan senior asal Flores, ia pernah bertemu Thoby Mutis setelah tampil sebagai pembicara. Setelah seminar, keduanya bertemu di parkir. Primus naik motor, Prof Thoby naik mobil. Saat di parkiran, Prof Thoby buka amplop honor dan bagikan sebagian honor kepadanya.

Begitu juga saat Thoby menjabat Rektor Trisakti, Primus dua kali bertemu di kantornya bersama rekan wartawan Alex Dungkal. Saat itu Thoby memberikan sebuah kaset di mana di dalamnya ada lagu Flores yang beliau gubah. Saat bertemu, Thoby sering menyatakan kebanggaannya sebagai ketua group band dan center back klub sepak bola SMA Syuradikara Ende, Flores. Thoby sangat senang dengan dua bidang ini.

“Saking senangnya, Pak Thoby pernah dekat dengan Broery Pesolima agar bisa menjadi penyanyi. Beliau juga pernah dekat dengan Rony Patinasarani agar  bisa menjadi pesepak bola nasional. Faktanya, Pak Thoby menjadi dosen hingga profesor dan rektor. Garis tangannya menjadi akademisi, bukan  penyanyi dan pesepak bola,” kata Primus Dorimulu.

Riwayat Karier:

  • Dosen di Perbanas 1976-1985
  • Dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti thn 1985 – sekarang
  • Perintis pendirian Program Pascasarjana Universitas Trisakti
  • Dosen Tetap Program Pascasarjana Universitas Trisakti thn 1992-sekarang
  • Perintis Panggulangan Masalah Narkoba di Universitas Trisakti thn 1998 – sekarang
  • Wakil Ketua Majelis Wali Amanat Badan Hukum Pendidikan Universitas Trisakti thn 2002 – sekarang
  • Ketua Pusat Kajian Ekonomi Kelautan dan Pengembangan Ekonomi Wilayah Pantai Universitas Trisakti
  • Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti
  • Rektor Universitas Trisakti

Organisasi

Organisasi Dalam Negeri:

  • Anggota Himpunan Pakar Koperasi dan Manajemen Usaha Kecil dan Menengah Asia Pasifik
  • Penasehat Ikatan Penulis Koperasi
  • Anggota Lembaga Pengkajian dan Studi KADIN

Organisasi Luar Negeri:

  • International Organization Development Institute
  • American SocietyforQualityControl.
  • Ketua Perhimpunan GoodGovernanceforthe 3rd Sector (kerjasama dengan Universityof Technology Sydney, Australia dan Ford Foundation)

Karya

  • Pendekatan Ekonomi Pengetahuan dalam Manajemen Kodeterminasi, Jurus Jitu Memenangkan Persaingan, GramediaWidiasarana Indonesia, Jakarta, 1991
  • Pengembangan Koperasi (Kumpulan Karangan), Gramedia, Jakarta, 1992
  • Nuansa Menuju Perbaikan Kualitas dan Produktivitas, Penerbit Usakti, Jakarta, 1994
  • Kewirausahaan yang Berproses, GramediaWidiasarana Indonesia, Jakarta, 1995
  • Ragam Koperasi di Mancanegara, Penerbit KUKMUS Usakti, Jakarta, 1999
  • Cakrawala Demokrasi Ekonomi, Penerbit KUKMUS Usakti, Jakarta, 2002

Penghargaan / Tanda Jasa

  • Anugrah sebagai Penulis Manajemen Koperasi Terbaik, 1987
  • Hatta Nugraha. Lambang Pengabdian Koperasi Tertinggi, 1997
  • Piagam Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai Penyumbang Darah Tetap
  • Tercantum dalam buku WhoisWho In The World untuk tahun 1999
  • Penghargaan Utama atas Partisipasi dan Dharma Bakti yang Luar Biasa dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba dari Presiden RI tahun 2003
  • Penghargaan Syariah Awards, dari Bank Syariah Mandiri, Jakarta, 13 Juni 2004. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)

Tinggalkan Komentar Anda :