Keindahan yang ditawarkan aneka destinasi wisata di Tambrauw, tanah Papua tak kalah menarik dibanding destinasi wisata lainnya di berbagai wilayah Indonesia. Bila Bali menyuguhkan pesona wisata kelas dunia atau Komodo di ujung barat Flores dan Danau Toba di Sumatera Utara, Tambrauw pun tak kalah menarik.
BILA melihat potensi alamnya baik laut —pantainya yang eksotik— maupun hutan dengan segala kekayaannya, termasuk jenis-jenis buruk yang unik, Tambrauw benar-benar adalah “surga kecil” eksotif dan tersembunyi di Papua Barat. Apalagi Tambrauw kini sudah menjadi daerah konservasi alam yang dilindungi oleh dunia.
Tambrauw pasti lebih indah dari beberapa obyek wisata yang sudah sangat terkenal itu. Ada sejumlah jenis burung yang hanya ada di Tambrauw.
Ada burung cenderawasih. Ada burung “surga” karena indahnya. Ada burung mambruk, burung kakatua, nuri dengan berbagai jenis. Ada juga kanguru yang spesiesnya lebih kecil tidak seperti di Australia. Bahkan ada jenis kanguru pohon, dan lain-lain. Inilah kekayaan sekaligus menjadi kekuatan pariwisata Tambrauw.
Burung Cendrawasih, misalnya, adalah burung khas Papua dan menjadi ikon utamanya. Cenderawasih adalah satwa lagka di dunia, hanya ada di Tambrauw. Sejak 2019 di sana sudah dibuka apa yang disebut wisata “birdwatching” yaitu khasana kelengkapan wisata untuk melihat obyek-obyek wisata burung di hutan-hutan.
Sejak 2019, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tambrauw bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia mulai mengoptimalkan potensi destinasi wisata di Tambrauw.
Keduanya membangun apa yang disebut spot-spot untuk birdwatching yaitu khasana kelengkapan bagi wisatawan untuk menjelajahi hutan melihat burung Cendrawasih di pedalaman dan lain-lain di Tambrauw.
Ada 716 jenis burung khas Papua di Tambrauw. Karena kaya akan aneka satwa yang dilindungi ini, seluruh kawasan Tambrauw ditetapkan menjadi kawasan konservasi. Selain itu kawasan Tambrauw juga dikenal di kalangan wisatawan mancanegara dan pencinta lingkungan sebagai kawasan penyangga oksigen dunia. Tambrauw juga menjadi “rumah” besar bagi 716 jenis burung khas dan tersisa di dunia.
Pantai Jee Wamom
Tidak hanya burung Cendrawasih yang menjadi obyek wisata utamanya. Tambrauw juga menyajikan berbagai obyek wisata alam pegunung di pedalaman, wisata pantai, hingga perkampungan adat. Untuk obyek wisata laut, ada sekitar enam wisata pantai yang menyajikan pesona luar biasa memanjakan mata.
Keenam pantai eksotik itu di antaranya adalah Pantai Werur, Sausapor, Jeen Womom, Warmandi, Jamursba Medi, dan Dua. Keindahan obyek wisata laut ini pastinya pun tidak kalah dengan obyek wisata Raja Ampat. Ribuan jenis biota laut ada di enam pantai di Kawasan wisata Tambrauw. Luar biasa!
Ada Pantai Jeen Womom. Di pantai ini, selain menyimpan keindahan lautnya, juga menjadi habitat hewan langka di dunia. Aneka spesies tersebut seperti penyu belimbing (dermochelys coriaceadi). Tentu saja hewan langka ini menjadi ikon Tambrauw.
Untuk bisa melihat langsung penyu belimbing di habitatnya, para wisatawan perlu mengunjungi pesisir Pantai Jeen Womom. Pantai ini termasuk ke dalam dua wilayah pantai yang indah lainnya yakni wilayah Pantai Jamursba Medi (Jeen Yessa) dan Warmon (Jeen Syuab). Di pantai inilah menjadi satu-satunya tempat bertelur rutin penyu belimbing.
Berdasarkan hasil penelitian, Jeen Womom menjadi habitat penyu belimbing karena memiliki kualitas pasir yang lembut dan cocok untuk proses penetasan telur penyu belimbing.
Dalam proses bertelur, penyu akan menggali lubang sedalam 1 meter. Sekali bertelur bisa mencapai 80 butir. Telur penyu belimping ini akan menetas setelah 60 hari.
Keunikan-keunikan inilah membuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia mengulurkan tangannya untuk membantu Pemerintahan Kabupaten Tambrauw dalam rangka memelihara kelangsungan hidup aneka satwa yang diilindungi dunia.
Pantai Werur
Lain Pantai Jeen Womom, lain lagi Pantai Werur. Werur terkenal dengan pantaianya yang indah dengan pasir putihnya sangat halus. Kekuatan utama pantai ini adalah lokasinya yang strategis untuk menikmati pesona matahari terbit atau terbenam.
Pantai yang terletak di Kampung Werur, Distrik Sausapor ini merupakan destinasi eksotik dan unggulan lainnya saat matahari terbit (sunrise) bahkan matahari tenggelam (sunset). Mungkin terbaik di dunia karena jarak pandang yang begitu dekat dengan cahaya pantulan sinar mentahari dari balik gunung.
Ada juga Pantai Sausapor. Pantai ini tidak ubahnya dengan Werur. Obyek utamanya adalah menikmati sunrise dan sunset. Wisatawan bisa leluasa bercengkerama dengan penduduk sekitar yang ramah dan bersahaja.
Mereka mau melayani wisatawan dengan air kelapa muda dan sebagainya. Di samping itu, di Pantai Sausapur tersedia penginapan murah bagi pengunjung. Sejumlah losmen di sana dapat dipilih dengan harga murah Rp 100 ribu. Banyak juga tempat akomodasi dengan harga murah. Para wisatawan tinggal memilih. Ada losmen, villa, dan hotel dengan harga terjangkau.
Kerja Keras Gabriel
Hasil yang dicapai Pemerintahan Kabupaten Tambrauw terutama membangun dan memajukan dunia pariwisata, tak lepas dari kerja keras mantan Bupati Tambrauw Gabriel Asem bersama jajarannya.
Waktu terpilih menjadi bupati sepuluh tahun lalu: 2011–2017 dan 2017–2022, ia membangun Tamrauw dari nol. Kala itu, Tambrauw masih berupa hutan perawan. Belum ada ibukota bahkan kantor pemerintahan. Semboyannya unik: Menjadikan Hutan sebagai ‘Ibu’ dari Kehidpan Manusia.
Dengan semboyan itulah ia mulai membangun Tambrauw dan menolak semua jenis eksploitasi hutan dengan proyek kelapa sawit. Ia hanya mau akrab dengan investor yang menghijaukan Tambrauw.
Dan inilah hasil kerjanya. Tambrauw jadi wilayah konservasi yang dilindungi oleh dunia. Di dalam wilayah konservasi itu terdapat ratusan jenis burung, puluhan satwa langka yang harus dilindungi. Semuanya itu harus bisa menjadi obyek wisata yang mengundang decak kagum dunia. Itulah prinsip dari Gabriel Asem, salah satu tokoh konservasi di Papua yang dijuluki Penjaga Hutan Adat.
“Bagi orang Papua, khususnya Tambrauw, alam itu adalah ibu yang harus dipelihara dan dijaga. Di masa akan datang, kita harus yakin bahwa setelah kita jaga, alam harus dapat memberikan hasilnya bagi manusia. Seperi dunia pariwisata yang tentu memberikan hasil baik kepada masyarakat Tambrauw,” kata Gabriel.
Inilah Tambrauw yang dibangun Gabriel Asem, yang kini sudah mulai dinikmati oleh masyarakat sebagai surga kecil di ujung timur jambrut katolistiwa ini. Bagi masyarakat Papua dan di luar Papua hingga mancanegara, khususnya yang duka menikmati destinasi wisata Tambrauw adalah pilihan tepat.
Silahkan datang di Tambrauw dan menikmati sensasi dan pesona wisata eksotik di tanah Papua, surga kecil yang jatuh ke bumi. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)