TIMIKA, ODIYAIWUU.com — Jenazah tokoh Papua Tom Beanal, Kamis (1/6) dibawa dari Bandara Singapura menuju Bandara Internasional Mozes Kilangin, Timika, kota Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Jenazah Tom Beanal, Komisaris PT Freeport Indonesia periode 2000-2018, dibawa dari Singapura ke Timika lewat Bandara Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.
“Untuk sementara informasi yang kami terima hingga (Rabu, 31/5) sore ini, jenazah diperkirakan tiba pukul 15.00 WIT di Timika,” ujar Ketua Panitia Penjemputan Jenazah Tom Beanal, Drs Aloysius Renwarin, SH, MH saat dihubung Odiyaiwuu.com di Timika, Papua Tengah, Rabu (31/5).
Menurut Alo, setiba di Timika, untuk sementara dalam rencana keluarga, jenazah akan dibawa ke Istana Keuskupan Timika untuk disemayamkan di sana agar pemerintah kabupaten dan masyarakat Mimika serta umat Katolik berkesempatan berdoa dan memberi penghormatan kepada Almarhum.
Alo membenarkan, setelah jenazah disemayamkan di Istana Keuskupan Timika, akan dipersembahkan Misa Requiem. Namun, secara teknis setelah jenazah tiba di Istana Keuskupan, akan diatur oleh pihak Keuskupan Timika.
Pada kesempatan terpisah, Alo mengatakan, prosesi penjemputan jenazah Almarhum Tom Beanal di Bandara Mozes Kilangin ditangani pihak Freeport Indonesia. Jenazah selanjutnya dibawa ke Istana Keuskupan dan diterima keluarga Beanal.
Keluarga Beanal kemudian akan menyerahkan jenazah kepada keluarga besar Amungme, kemudian Keluarga Besar Amungme serahkan kepada beberapa tokoh Papua yang akan hadir di sini.
“Jenazah Bapak Tom Beanal akan diterima beberapa tokoh Papua mengingat Almarhum adalah tokoh besar Papua, orang tua, dan pejuang keadilan dan perdamaian di atas tanah Papua,” ujar Alo lebih jauh.
Menurut rencana jenazah akan dikebumikan di Amunga, Mile 32, Distrik Kuala Kencana. Meski demikian, masih terjadi perdebatan soal waktu pemakaman mengingat Tom Benal adalah tokoh rakyat Papua.
“Soal waktu pemakaman jenazah Almarhum Bapak Tom, kita tentu mendengar semua masukan mengingat beliau tokoh yang merupakan milik rakyat Papua. Kami mengimbau seluruh masyarakat Mimika dan Papua yang akan mengikuti proses penjemputan hingga pemakanan menjaga susana perkabungan ini dengan penuh kasih dan damai sesuai cita-cita Almarhum,” ujarnya.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Mimika dan Papua yang akan mengikuti proses penjemputan hingga pemakanan untuk mengikuti dengan penuh kasih dan damai sesuai dengan cita-cita almarhum.
Alo mengaku mengenal Tom Benal sejak ia kecil, sejak lahirnya Januari Agreement 1973, almarhum sebenarnya sudah menjadi tokoh ketika beliau masih mahasiswa. Karirnya dimulai lewat gereja, kemudian bekerja di LSM dan memiliki beberapa jabatan.
Tom Beanal, di mata Alo dikenal sebagai sosok pejuang keadilan di atas tanah Papua. Tom memiliki cita-cita luhur bagi kemajuan rakyat dan tanah leluhurnya di lereng Gunung Nemangkawi.
Nama Tom dan ziarah hidupnya tidak hanya melangit di atas tanah Papua. Lahir di Nemangkawi, salju abadi, hati Tom Beanal seputih salju. Lereng Nemangkawi melahirlah banyak anak Amungme yang bertaruh hidup dan perjuangan demi orang-orang dan tanah yang bertabur madu dan susu.
“Tuhan sudah menciptakan mereka di alam yang istimewa yang sangat luar biasa. Dalam kesederhanaan mereka tetap berteriak dengan damai,” ujar Alo, pengacara senior yang mengenal baik sosok Tom Beanal, politisi dan pejuang HAM lulusan Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur, Abepura, Papua.
Sementara itu, Odiseuz Beanal, putra Almarhum Tom Beanal mengatakan, keluarga menunjuk Alo Renwarin sebagai ketua panitia penjemputan jenazah. Alo dikenal akrab keluarga karene merupakan sahabat seperjuangan Almarhum semasa hidup.
“Pihak keluarga dan panitia memberi kesempatam masyarakat berdoa dan menghormati jenazah Almarhum sebelum dikebumikan. Kita tahu, Almarhum bukan hanya milik keluarga. Beliau milik masyarakat Papua. Perjuangkan meraih justice and humanity orang Amungme dan Papua bahkan siapapun yang mengalami ketidakadilan, suara Tom selalu terdengar membela,” kata Alo.
Tom Beanal lahir di Kampung Tsinga, Distrik Tembagapura pada 11 Agustus Tahun 1947. Ia berpulang akibat serangan jantung di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapore pada Senin (29/5) pukul 14.05 waktu Singapore.
“Sakit Bapak ada banyak. Mulai dari stroke, masalah ginjal, hati dan paru. Terakhir beliau mengalami serangan jantung sebelum akhirnya meninggal,” ujar Odiseuz Beanal. Selamat jalan, Bapa Tom. Bahagia di sisi Allah Bapa di Surga. Semoga keluarga beroleh penghiburan dari Tuhan. (Ansel Deri/Odiyaiwuu.com)